OJK Sebut Perbankan Masih Stabil di Tengah Gejolak, Ini Indikatornya

Saat ini volatilitas pasar keuangan global masih terjadi.

Tangkapan Layar
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae.
Rep: Rahayu Subekti Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan saat ini volatilitas pasar keuangan global masih terjadi. Meskipun begitu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kinerja industri perbankan Indonesia per Maret 2024 tetap resilient dan stabil.

Baca Juga

"Ini didukung oleh tingkat profitabilitas ROA sebesar 2,62 persen dan NIM sebesar 4,59 persen pada Maret 2024," kata Dian dalam konferensi pers RDKB OJK April 2024, Senin (13/5/2024).

Dia menjelaskan, permodalan (CAR) perbankan masih di level yang relatif tinggi yaitu sebesar 26,00 persen. Hal tersebut menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global.

Dari sisi kinerja intermediasi, pada Maret 2024, secara mtm kredit mengalami peningkatan sebesar Rp 150 triliun atau tumbuh sebesar 2,12 persen secara bulanan. Lalu secara tahunan, kredit melanjutkan catatan double digit growth sebesar 12,40 persen secara tahunan menjadi Rp 7.245 triliun.

Berdasarkan jenis penggunaan, Dian mengatakan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 14,83 persen secara tahunan. Sementara itu, secara nominal yang terbesar adalah kredit modal kerja yang mencapai sebesar Rp 3.273,27 triliun.

Di sisi lain, ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar 13,72 persen secara tahunan. Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif.

"Pada Maret 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 1,90 persen secara bulanan atau meningkat sebesar 7,44 persen secara tahunan menjadi Rp 8.601 triliun dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 9,37 persen secara tahunan," ungkap Dian. 

 
Berita Terpopuler