Jadi Simbol Perjuangan Rakyat Palestina: World Keffiyeh Day Diperingati Tiap 11 Mei

Hari Keffiyeh Sedunia diperingati tiap 11 Mei.

EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Anak-anak Palestina mengenakan keffiyeh. Hari Keffiyeh Sedunia diperingati tiap 11 Mei.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun, pada tanggal 11 Mei, komunitas di seluruh dunia memperingati World Keffiyeh Day atau Hari Keffiyeh Sedunia. Ini sebagai bentuk gerakan solidaritas untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina dan menjadi ajang mengingatkan publik terhadap penindasan.

Indonesia turut bergabung memperingati Hari Keffiyeh Sedunia tersebut. Seorang warganet Indonesia mengunggah postingan seruan untuk meramaikan hari solidaritas tersebut.

Unggahan itu diberi keterangan: "MEMANGGIL AKSI: INDONESIA BERGABUNG DENGAN HARI KEFFIYEH SEDUNIA". Hari Keffiyeh Sedunia dirayakan setiap tahun pada 11 Mei sebagai cara visual untuk meningkatkan kesadaran dan menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan Palestina melalui penggunaan keffiyeh, salah satu simbol paling ikonik bagi Palestina.

"Kata gue teh ayo gabung yg punya keffiyeh & upload di story & feed ige. Pertama kali di indo neh! Jan lupa tag @keffiyehday dan gunakan tagar #keffiyehday dan #keffiyehdayid di semua platform media sosial," tulis akun X @febriana_zlfh, dikutip Sabtu (11/5/2024).

Cara mengikuti gerakan ini bisa mengunggah postingan dengan menggunakan keffiyeh, yang merupakan simbol paling ikonik bagi warga Palestina. Kenakan Keffiyeh pada tanggal 11 Mei dan sertakan tagar #keffiyehday.

"Hari Keffiyeh Sedunia diperingati setiap tanggal 11 Mei dalam Solidaritas dengan Palestina. Tunjukkan solidaritas Anda! ✊????

#keffiyehday," tulis warganet lain.

Momen ini dinilai menjadi hari penting untuk merayakan semangat abadi dan kekayaan budaya rakyat Palestina. Keffiyeh, simbol warisan dan ketahanan Palestina, lebih dari sekadar selembar kain karena mewakili narasi kegigihan, identitas, dan perjuangan.

Pada Hari Keffiyeh Sedunia ini, publik diajak untuk berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Palestina, mengenakan keffiyeh dengan bangga. Ini adalah cara untuk terhubung dengan gerakan global yang mendukung keadilan dan kebanggaan budaya.

"Silakan bergabung dengan kami dalam perayaan penuh makna ini dengan mengenakan keffiyeh Anda dan berbagi foto atau cerita Anda dengan kami. Baik Anda di rumah, di tempat kerja, atau di luar negeri, mari bersatu untuk membuat pernyataan dukungan dan kesadaran," tulis akun @sittisoap

Sejarah Hari Kaffiyeh Sedunia
Menurut laman Handmade Palestine, gerakan solidaritas ini awalnya dimulai Kelompok Solidaritas untuk Hak Asasi Manusia Palestina di Concordia University di Kanada. Tanggal 11 Mei dipilih karena karena kedekatannya dengan Nakba yang berarti bencana dalam bahasa Arab pada 15 Mei.

Keffiyeh telah lama menjadi bagian dari identitas nasional Palestina, dan khususnya menjadi terkenal selama periode Mandat Inggris setelah Perang Dunia pertama. Selama tahun-tahun pasca- Utsmaniyah, pakaian-pakaian ini merupakan penanda kebangsaan dan perlawanan terhadap kekuasaan kekaisaran Inggris, menjadikannya sebagai landasan identitas, revolusi, dan solidaritas.

Dapat dipahami bahwa keffiyeh mewakili solidaritas Arab, khususnya terhadap Palestina. Simbolisme ini diperkuat selama Pemberontakan Arab tahun 1936, ketika orang- orang Palestina mengumumkan pemogokan umum dan memimpin pemberontakan melawan pemerintahan Mandat Inggris.

Pemberontakan ini dilakukan rakyat pertama yang berkelanjutan di Palestina melawan kekuasaan kekaisaran, dan menjadi preseden bagi tindakan perlawanan selanjutnya dengan pemogokan Hari Tanah tahun 1976 serta Intifada Pertama dan Kedua masing-masing pada 1987 dan 2000.

Sepanjang aksi perlawanan ini, keffiyeh menjadi salah satu penanda utama identitas dan kebangsaan Palestina. Simbol populer ini menjadi pakaian sehari-hari hampir semua orang, baik petani, pedagang, dan bahkan almarhum Presiden Yassir Arafat mengenakan keffiyeh secara rutin untuk menyampaikan pesan solidaritas dan perlawanan. Hari Keffiyeh dimanfaatkan sebagai gerakan untuk membawa kesadaran global terhadap pendudukan yang dialami warga Palestina.

Baca Juga

Di seluruh dunia, keffiyeh terus menjadi pernyataan solidaritas yang membanggakan dan pengingat visual bahwa perjuangan untuk ketahanan Palestina masih kuat. Keffiyeh awalnya dijadikan pelindung kepala dan penutup wajah, namun kemudian menjadi simbol kelas pekerja Arab melawan kolonialisme Inggris pada 1930-an.

Hampir 100 tahun kemudian, keffiyeh kemudian menjadi simbol utama transnasional bagi mereka yang mendambakan pembebasan Palestina. Dikutip dari The New Arab, beberapa bulan terakhir, dunia telah menyaksikan genosida di Gaza.

Ini membuat keffiyeh tidak hanya menjadi sebuah pengakuan publik bagi mereka yang berada di sisi kanan kemanusiaan, namun juga sebuah pengingat akan resiliensi di Gaza, bangsa yang menolak melihat negara dan warisannya lenyap dalam sejarah.

Keffiyeh telah memainkan peran ini sejak pertama kali menjadi simbol antikolonialisme, namun hal ini dibatasi oleh geografi, bahasa dan budaya. Keffiyeh pertama kali menjadi simbol politik perlawanan terhadap Barat selama pemberontakan Arab tahun 1936-1939 di Palestina ketika para pejuang perlawanan memakainya di wajah mereka untuk melindungi identitas mereka dari tentara Inggris.

Selanjutnya, jilbab menjadi simbol "pembuat onar" bagi Inggris, dan orang-orang Palestina yang memakainya akan ditangkap karena dicurigai. Sejak saat itu, konotasi politik keffiyeh terus berlanjut, namun ini menjadi simbol solidaritas global ketika perjuangan Palestina mencapai puncaknya secara global.

Intinya, semakin banyak orang fokus pada Palestina, keffiyeh pun semakin populer. "Saya telah berada di Inggris selama tiga tahun, dan ini adalah bentuk solidaritas terkuat yang pernah saya lihat untuk Palestina," kata Rania, seorang mahasiswa Yordania-Palestina yang tinggal di Inggris.

Sejak 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan ke Israel, sementara rakyat Palestina di Gaza terus menerus mengalami genosida. Publik telah menyaksikan penghancuran sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan rumah. Terenggutnya nyawa anak-anak, para lansia, dan warga yang menjadi pengungsi seolah mengingatkan tragedi 1948.

 
Berita Terpopuler