AstraZeneca Berhenti Produksi Vaksin Covid-19, Orang yang Pernah Disuntik Perlu Khawatir?

Vaksin Covid-19 AstraZeneca bisa picu trombosis dengan sindrom trombositopenia.

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca timbulkan efek samping langka berupa trombosis dengan sindrom trombositopenia.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- AstraZeneca telah menghentikan produksi vaksin Covid-19 dan tidak akan lagi membuat atau mendistribusikannya. Alasannya karena pandemi telah berakhir.

Pengumuman ini muncul setelah heboh efek samping langka terkait vaksin AstraZeneca dengan merek Covishield dan Vaxzevria. Namun, perusahaan mengatakan alasan pemberhentian produksi karena permintaan rendah dan ada begitu banyak vaksin lain di pasaran saat ini.

Ini adalah tanda lain bahwa wabah akan menjadi sejarah setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan darurat global sudah berakhir tahun lalu. Vaksin Oxford-AstraZeneca adalah vaksin kedua yang diluncurkan ke publik setelah Inggris menjadi negara pertama yang mulai menggunakan vaksin Pfizer pada Desember 2020.

Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menganjurkan berhenti memakai vaksin tersebut karena dianggap berisiko bagi kaum muda dan Pfizer lebih cocok sebagai booster bagi orang lanjut usia. Profesor Adam Finn dari Komite Gabungan Vaksinasi dan Imunisasi mengatakan, saat ini ada situasi yang sangat berbeda dengan hampir semua orang di masyarakat yang kebal terhadap virus corona, Sehingga kebutuhan akan vaksin ini semakin berkurang.

Vaksin ini dikaitkan dengan efek samping langka seperti pembekuan darah, kondisi yang mematikan. Ini menyebabkan beberapa keluarga menuntut perusahaan tersebut atas kematian dan cedera orang-orang terkasih.

Baca Juga

Setidaknya 81 orang di Inggris dipastikan meninggal karena kondisi tersebut, dikutip dari The Sun, Sabtu (11/5/2024). Trombositopenia dan trombosis yang diinduksi vaksin (VITT) hanya terlihat segera setelah suntikan, sehingga orang yang menerimanya bertahun-tahun yang lalu masih relatif aman.

Vaksinasi baru lebih menyasar varian Covid yang ada saat ini

Rachel Ward, dokter umum dari Oxfordshire, mengatakan vaksin AstraZeneca tidak berbahaya. Bahkan, vaksin ini menyelamatkan banyak nyawa selama Covid.

"Seperti semua vaksin dan obat-obatan, vaksin ini memiliki beberapa efek samping yang jarang terjadi dan kami memahaminya dengan baik karena diberikan kepada banyak orang di seluruh dunia, sehingga memungkinkan kami mengumpulkan banyak informasi dengan cepat," kata dia.

Orang tidak perlu melakukan apa pun jika sudah mendapat vaksin Covid-19 AstraZeneca. Jika memerlukan vaksin lebih lanjut di masa mendatang, maka akan diberikan merek lain, tetapi tidak masalah jika orang pernah disuntik AstraZeneca sebelumnya.

"Langkah ini merupakan perkembangan positif dalam perlindungan terhadap Covid, karena kita sekarang memiliki vaksin yang lebih baru untuk menggantikannya," jelas dr Ward.

Juru bicara AstraZeneca mengaku tetap bangga karena Vaxzevria telah berperan dalam mengakhiri pandemi global. Menurut perkiraan independen, lebih dari 6,5 juta nyawa terselamatkan.

Pada tahun pertama penggunaan, lebih dari tiga miliar dosis telah dipasok secara global. Upaya perusahaan telah diakui oleh pemerintah di seluruh dunia dan secara luas dianggap sebagai komponen penting dalam mengakhiri pandemi global.

Dengan beragamnya varian vaksin Covid-19 yang telah dikembangkan, terdapat kelebihan vaksin-vaksin terbaru yang tersedia. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan Vaxzevria, yang tidak lagi diproduksi atau dipasok.

Oleh karena itu, AstraZeneca telah mengambil keputusan untuk memulai penarikan izin edar Vaxzevria di Eropa. Perusahaan sekarang akan bekerja sama dengan regulator dan mitra untuk menyelaraskan jalur yang jelas ke depan untuk menyelesaikan bab ini dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pandemi Covid-19.

NHS melanjutkan peluncuran booster Covid musiman untuk orang lanjut usia dan mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah. Dosis penguat tersebut menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna.

Ilmuwan Buktikan Manfaat Vaksin Covid-19 Saat Pandemi

Ilmuwan Inggris pernah memperkirakan mereka bisa membuat vaksin untuk virus corona yang belum diketahui. Pakar Cambridge University sedang mengembangkan vaksin pencegah pandemi yang dapat memicu kekebalan terhadap bahan dasar yang umum ditemukan pada sejumlah virus corona.

Vaksin ini dapat bekerja melawan virus dan varian yang berbeda dengan menargetkan bagian-bagian bersama yang tidak berubah ketika mereka bermutasi. Pada umumnya, vaksin menargetkan bagian virus yang sangat spesifik dan menjadi kurang efektif seiring berkembangnya kuman.

Uji laboratorium pada tikus menunjukkan bahwa satu vaksin yang menggunakan teknologi baru sudah dapat bertahan melawan SARS, Covid, dan sejumlah virus corona berisiko tinggi yang diketahui menyebar di antara kelelawar. Peneliti Rory Hills mengatakan timnya menciptakan vaksin yang akan melindungi orang dari pandemi virus corona berikutnya dan menyiapkannya sebelum pandemi dimulai.

 
Berita Terpopuler