Bisakah Air Minum Membantu Mencegah Sengatan Matahari?

Misinformasi tentang tabir surya dapat menimbulkan konsekuensi serius.

Republika/Yogi Ardhi
Informasi yang salah tentang tabir surya dan paparan sinar matahari sangat umum terjadi pada para orang dewasa muda.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Informasi yang salah tentang tabir surya dan paparan sinar matahari sangat umum terjadi pada para orang dewasa muda. Menurut para ahli dermatologi, misinformasi ini dapat menimbulkan konsekuensi-konsekuensi serius. 

Baca Juga

Dilansir Yahoo! Life, Selasa (7/5/2024), para ahli mengatakan bahwa sebagian besar misinformasi berasal dari media sosial. “Bahkan jika informasi tersebut palsu dan tanpa legitimasi ilmiah, orang mungkin akan menganggapnya begitu saja jika informasi tersebut beredar luas di media sosial dan dari mulut ke mulut di antara para teman dan kenalan,” kata Dr Vicky Zhen Ren, asisten profesor dermatologi di Baylor College of Medicine, Texas, kepada Yahoo Life

Misinformasi bisa juga datang dari selebritis. Awal tahun ini, Kristin Cavallari berbagi bahwa dia tidak menggunakan tabir surya di podcast Let’s Be Real-nya, yang menampilkan dokternya, Ryan Monahan, yang berspesialisasi dalam fungsional dan pengobatan Timur. Monahan mengklaim bahwa masyarakat dapat membangun toleransi terhadap sinar matahari “daripada terbakar”. 

Klip kontroversial tersebut belakangan kembali beredar di media sosial, termasuk TikTok. Contoh kasus lainnya, yaitu dalam wawancara 2017 dengan ESPN, Tom Brady mengklaim bahwa kebiasaan hariannya meminum 20 ons air murni di pagi hari adalah alasan mengapa dia tidak lagi terkena sengatan matahari. 

“Orang mungkin berpikir, ‘Oh ini hal yang bagus untuk dilakukan,” direktur medis Schweiger Dermatology Group Dr Jason Miller, mengatakan kepada Yahoo Life.

“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minum air mencegah Anda terkena sengatan matahari. Tapi begitu informasi itu tersebar, jika orang mempercayainya, mereka akan mempercayainya.”

Meskipun penting untuk memastikan Anda terhidrasi, para ahli mengatakan, air tidak dapat menggantikan tabir surya. “Tetap terhidrasi membantu mencegah dehidrasi setelah terjadinya sengatan matahari, namun hidrasi tidak melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV,” kata Ren. 

Hal ini mungkin lebih....

 

 

 

Baik Ren dan Miller mengatakan hal ini mungkin lebih sulit bagi sebagian orang, terutama orang dewasa muda untuk memahami betapa merusaknya berjemur, melewatkan tabir surya, dan terbakar sinar matahari bisa terjadi karena konsekuensinya tidak selalu langsung terlihat. 

Ren mengungkapkan setiap hari dia mendapat pasien-pasien dewasa muda dan dewasa tua yang mengatakan kepadanya  bahwa mereka sudah baik dalam menggunakan tabir surya saat ini. Namun dia berharap mereka lebih rajin menggunakan tabir surya ketika mereka masih muda. 

“Selama bertahun-tahun dengan kerusakan akibat sinar matahari yang kumulatif, orang tidak hanya terserang kanker kulit, namun juga meningkatkan risiko penuaan kulit dini, khususnya keriput, lentigines (alias liver atau bintik-bintik penuaan), hilangnya elastisitas kulit dan dispigmentasi, seperti melasma,” ujar dia. 

Sementara itu, Miller mengatakan, “Anda ingin memastikan bahwa Anda menggunakan tabir surya sebelum Anda melihat perubahan tersebut.”

 

“Lebih mudah mencegahnya daripada mengobatinya,” kata Miller. 

 
Berita Terpopuler