Merespons Kondisi Gaza yang Kian Parah, Turki Hentikan Total Perdagangan dengan Israel 

Transaksi ekspor dan impor yang berhubungan dengan Israel sudah dihentikan.

AP Photo/Emrah Gurel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, berorasi saat aksi solidaritas Palestina di Istanbul, Turki, 28 Oktober 2023.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Turki memutuskan menghentikan sepenuhnya perdagangan dengan Israel. Dengan demikian, ekspor dan impor dari serta ke Israel dihentikan sama sekali. Kebijakan tersebut berlaku efektif, Kamis (2/5/2024). 

Baca Juga

Kementerian Perdagangan Turki menyatakan kebijakan ini ditempuh dengan pertimbangan kian memburuknya tragedi kemanusiaan di Palestina akibat serangan militer Israel di Gaza. Hingga kini, lebih dari 34 ribu warga Gaza meninggal menyusul operasi militer Israel. 

‘’Transaksi ekspor dan impor yang berhubungan dengan Israel sudah dihentikan. Ini berlaku untuk semua produk,’’ kata Kementerian Perdagangan Turki dalam sebuah pernyataan mengenai penghentian perdagangan dengan Israel. 

Pernyataan itu menyebutkan, Turki akan menerapkan keputusan itu secara ketat dan konsisten sampai Israel mengizinkan masuknya bantuan-bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bantuan tersebut mesti masuk Gaza tanpa hambatan apapun. 

Pada 2023, volume perdagangan kedua negara mencapai 6,8 miliar dolar AS. Israel Katz, menlu Israel merespons dengan menyatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melanggar kesepakatan dengan mengeblok pelabuhan-pelabuhan untuk aktivitas ekspor-impor Israel. 

‘’Inilah perilaku seorang diktator, mengabaikan kepentingan rakyat dan pengusaha Turki. Tak mematuhi kesepakatan perdagangan intenasional,’’ kata Katz melalui akun media sosial X. Ia memerintahkan Kemenlu Israel mencari alternatif perdagangan selain dengan Turki. 

Fokus pada produksi komoditas lokal dan mengimpor barang-barang dari negara lain yang selama ini dibeli dari Turki. Sebelum pada putusan Kamis, bulan lalu Turki membatasi perdagangan dengan Israel. 

Alasannya, Israel menolak masuknya bantuan kemanusiaan Turki ke Gaza. Ankara saat itu ikut serta dalam distribusi bantuan kemanusiaan melalui udara karena Israel mengeblok lalu lintas jalan darat sehingga bantuan tak bisa masuk melalui darat.

Kementerian Perdagangan Turki, Selasa (9/4/2024) menyatakan tak akan lagi mengekspor 54 jenis produknya ke Israel yaitu produk besi dan baja, bahan bakar jet, peralatan konstruksi, mesin, semen, granit, kimia, pestisida, dan batu bata. 

Israel secara mencolok....

 ‘’Israel terus-menerus  secara mencolok melanggar hukum-hukum internasional dan mengabaikan komunitas internasional,’’ demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan Turki seperti dilansir laman berita Aljazirah

Keputusan ini  berlangsung hingga Israel dengan segera menyatakan gencatan senjata dan mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang memadai dan berlanjut ke Gaza. Hingga saat ini warga Gaza mengalami kelaparan karena tak mendapatkan makanan memadai. 

Pengumuman Kementerian Perdagangan Turki ini muncul sehari setelah pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan berjanji selangkah demi selangkah membalas tindakan Israel memblokir pesawat-pesawat kargo militernya menjatuhkan bantuan ke Gaza. 

Lebih dari 33 ribu warga Gaza ketika itu kehilangan nyawa akibat serangan militer Israel selama enam bulan. Data ini diungkapkan sejumlah pejabat kesehatan di Gaza. Banyak negara mengecam Israel karena kian banyaknya korban jiwa dan krisis kemanusiaan. 

Israel belum berhenti melakukan serangan militer ke Gaza meski puluhan ribu warga sipil meninggal termasuk anak-anak dan perempuan. Israel Katz menteri luar negeri Israel segera merespons pengumuman Turki ini. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, jelas Katz, sekali lagi mengorbankan kepentingan ekonomi rakyat Turki demi mendukung Hamas yang ia anggap sebagai pembunuh di Gaza. ‘’Israel akan bertindak yang bakal menghantam ekonomi Turki.’’

Termasuk, jelas dia, melarang mengimpor sejumlah produk dari Turki serta meminta lembaga-lembaga berbasis di AS untuk menghentikan investasinya di Turki. ‘’Kami menyeru teman-teman di Kongres AS untuk menjatuhkan sanksi pada Turki.’’

 
Berita Terpopuler