Palestina Masih Dijajah, Ingat Pesan Nabi Muhammad Saat Wukuf di Arafah

Rasulullah menyinggung beberapa hal, salah satunya tentang hak asasi manusia.

AP/ Amr Nabil
Jamaah haji berkumpul di Jabal Rahmah, saat menunaikan ibadah wukuf di padang Arafah.
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada peristiwa haji wada, Nabi Muhammad SAW melaksanakan wukuf di Arafah sebagai rukun paling penting haji. Dalam kesempatan itu, Rasulullah berkhutbah dengan pesan yang sangat penting.

Dalam khutbahnya, Rasulullah menyinggung beberapa hal, salah satunya adalah tentang hak asasi manusia (HAM). Di mana hingga hari ini nyatanya HAM belum sepenuhnya dinikmati oleh umat manusia, apalagi bagi warga Palestina.

Dalam khutbahnya, Rasulullah SAW berpidato sambil menunjuk ke langit dan berkata:

"Allahummasyhad, Allahummasyhad, Allahummasyhad."

Yang artinya, “Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah saksikanlah."

Syekh Aidh Al-Qarni dalam buku Sentuhan Spiritual menjelaskan, salah satu persoalan yang ditegaskan Rasulullah dalam khutbah penting itu adalah soal HAM. Dalam momentum wukuf, Rasulullah menyampaikan tentang hak-hak dasar umat manusia.

Dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW mengampanyekan HAM dengan tujuan untuk memuliakan martabat manusia itu sendiri. Agar setiap orang memiliki tempat terhormat di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, sehingga manusia tidak bertindak seperti binatang.

Baca Juga

Selanjutnya...

Jika orang tersebut merupakan seorang Muslim yang beriman, tentu saja kehormatan dan hak-haknya akan semakin terjaga. Nabi bersabda, “Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kekayaan kalian adalah wajib kalian jaga. Sebagaimana terjaganya hari ini, pada bulan ini, dan di negeri ini."

Dalam khutbahnya, Nabi Muhammad SAW menatap Ka’bah sambil berkata, “Betapa tinggi kebersaranmu. Betapa terjaga kesucianmu. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang Mukmin memiliki kehormatan yang lebih besar di sisi Allah daripada engkau."

Apa itu haji mabrur?

Ibadah haji merupakan ibadah yang multidimensional. Umat Muslim melakukan ibadah haji semata-mata adalah untuk menuntaskan kewajiban dan juga memperoleh kemabruran dalam menjalankannya.

Makna haji mabrur meliputi sejumlah perspektif yang lebih mendalam yang perlu dipahami. Mulai dari perspektif sufistik, pendidikan mental, filosofis, sosiologis, historis, psikologis, seni dan budaya, hingga teologis.

Seseorang yang memperoleh haji mabrur adalah mereka yang memiliki akhlak multidimensional. Yang mementingkan dimensi sufistik hingga teologis dari perspektif yang disebutkan di atas.

 
Berita Terpopuler