Ke Salon untuk 'Vampire Facial', 3 Perempuan di AS Tertular HIV dari Jarum Suntik Bekas

Penularan HIV di salon AS terjadi akibat penggunaan jarum suntik bersama.

EPA/Shahzaib Akber
Perawatan wajah (ilustrasi). Tiga perempuan di AS tertular HIV gara-gara petugas salon memakai jarum suntik bekas saat memberikan layanan vampire facial.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga perempuan asal Amerika Serikat tertular HIV yang kemungkinan berasal dari jarum suntik bekas di spa kecantikan. Pihak pejabat kesehatan setempat mengatakan, ketiganya menjalani "vampire facial" yang harus memakai jarum suntik.

Dua di antaranya didiagnosis mengidap HIV tahap awal, sementara yang ketiga sudah mengidap AIDS (bentuk penyakit yang sudah parah) pada saat penyakit tersebut diketahui. Dikutip dari The Sun, Senin (29/4/2024), ini adalah pertama kalinya para pejabat Amerika Serikat mencatat kasus orang yang tertular virus, yang ditularkan melalui darah dari suntikan spa kecantikan yang kotor.

Menurut para ahli dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDCP) dan Departemen Kesehatan New Mexico (NMDOH), ketiga perempuan tersebut telah menerima perawatan wajah vampir dan segera langsung mengidap HIV.

HIV menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Cara paling umum untuk tertular adalah melalui hubungan seks vagina, anal, atau oral tanpa kondom dengan seseorang yang terinfeksi.

Baca Juga

 

Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan ke janin selama kehamilan serta dengan berbagi jarum suntik atau alat suntik lainnya. HIV diperkirakan bisa menyebar melalui jarum suntik yang digunakan bersama di spa.

 

Sebelumnya, spa kecantikan VIP di Albuquerque, New Mexico, ditutup pada September 2018 setelah dua kliennya dinyatakan positif HIV setelah menjalani prosedur tersebut. Investigasi terhadap klinik tersebut menemukan tiga wanita berusia antara 40 hingga 60 tahun yang kemungkinan tertular virus melalui praktik pengendalian infeksi yang buruk di spa.

 

Dua perempuan tersebut didiagnosis mengidap HIV stadium 1 pada 2018, beberapa bulan setelah menjalani perawatan kecantikan masing-masing. Fase penyakit ini, juga dikenal sebagai HIV akut, terjadi sekitar dua hingga empat pekan setelah virus masuk ke dalam tubuh dan dapat terasa seperti flu.

Lalu, ada perempuan ketiga menerima diagnosisnya pada 2023, empat tahun setelah perawatan wajah yang pada saat itu HIV telah berkembang menjadi HIV tahap ketiga, yang juga disebut AIDS. Mengidap AIDS berarti sistem kekebalan tubuh sangat rusak.

Prosedur vampir yang dipopulerkan oleh para selebritas, termasuk Kim Kardashian, melibatkan pengambilan darah dari tubuh, biasanya dari lengan. Plasma kaya trombosit (PRP) kemudian dipisahkan dari darah menggunakan centrifuge sebelum disuntikkan kembali ke wajah klien.

Perawatan vampire facial tidak dianjurkan bagi mereka yang menderita hepatitis C, HIV atau AIDS, kanker darah, kanker kulit, atau penyakit yang memerlukan pengencer darah. Prosedur ini biasanya mulai dari 1.000 dolar AS (Rp 16,2 juta) dan menjanjikan untuk mengurangi kerutan, kulit kusam, dan bekas jerawat dengan merangsang produksi kolagen baru.

Pada Juni 2022, pemilik VIP Spa mengaku bersalah atas lima dakwaan praktik kedokteran tanpa izin. Menurut laporan tersebut, lebih dari 59 mantan klien salon diuji sebagai bagian dari penyelidikan, 20 di antaranya menerima perawatan wajah vampir.

Sebanyak lima terinfeksi HIV, namun hanya tiga yang terkait langsung dengan salon. Investigasi sebelumnya terhadap spa tersebut mengungkapkan jarum-jarum yang tidak terbungkus berserakan di salon dan terdapat tabung darah yang tidak berlabel.

 
Berita Terpopuler