Bukti Warga Palestina Dieksekusi Sebelum Dikubur Massal oIeh IDF di Halaman RS di Gaza

Kuburan massal ditemukan di halaman RS Nasser, Khan Younis, Gaza.

EPA-EFE/STR
Pemandangan udara yang diambil dengan drone menunjukkan kehancuran umum di kota Khan Yunis di Jalur Gaza.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Lintar Satria Zulfikar, Antara

Baca Juga

Kuburan massal berisi ratusan jenazah warga Palestina ditemukan di Badan pertahanan sipil Palestina mengatakan mereka menemukan ratusan jenazah orang Palestina di kuburan massal yang dikubur pasukan Israel di halaman Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Hingga Ahad (21/4/2024) sudah lebih dari 200 jenazah yang ditemukan di dua kuburan massal di kompleks medis tersebut.

Dikutip dari Middle East Eye, Senin (22/4/2024) proses pencarian masih dilakukan dan tim penyelamat memperkirakan terdapat sekitar 400 jenazah yang dikubur. Kantor media pemerintah Gaza mengatakan jenazah-jenazah itu termasuk anak-anak, perempuan lanjut usia, dan pria muda.  

Tim penyelamat mengatakan sejumlah jenazah ditemukan dalam keadaan tangannya diikat di belakang tubuh mereka. Hal ini mengindikasi mereka dieksekusi sebelum dikubur di tempat.

Kuburan massal itu ditemukan beberapa pekan setelah pasukan Israel mengakhiri invasinya selama tiga bulan ke Khan Younis. Sepanjang invasi itu pasukan Israel berulang kali menyerang RS Nasser.

RS Nasser adalah rumah sakit terbesar kedua di Gaza dan 'tulang punggung' sistem kesehatan di Gaza selatan itu berhenti beroperasi setelah serangan mematikan Israel pada bulan Februari lalu. Tentara Israel menyerang RSt Nasser dua kali dalam pengepungan dua pekan pada bulan Januari.

Kantor Koordinasi Urusan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan 200 orang ditahan dalam penyerbuan itu. Sementara ratusan pasien dan pengungsi terpaksa keluar.

Staf medis dilaporkan dipukuli, ditelanjangi dan dipermalukan pasukan Israel. Banyak staf dan pasien yang menjadi sasaran penembak jitu.

Pada Maret lalu, BBC merilis rekaman video yang menunjukkan orang-orang ditahan dan dipaksa berlutut di dalam rumah sakit. BBC juga memverifikasi video yang mendokumentasikan 21 kejadian staf dan pasien menjadi target penembakan.

Israel mengklaim, RS Nasser menampung pejuang Hamas. Klaim yang kerap dilontarkan ketika menyerang rumah sakit di Gaza meskipun tidak ada bukti mengenai kehadiran militer di dalam rumah sakit.

Kuburan massal di RS Nasser bukan kuburan massal pertama yang ditemukan di kompleks medis di Gaza. Penemuan ini menyusul penemuan lain pada awal bulan ini di Kompleks Medis al-Shifa di Kota Gaza, yang dulunya merupakan rumah sakit terbesar di Gaza, yang hancur setelah serangan pasukan Israel selama dua pekan pada akhir Maret.

Aljazirah melaporkan beberapa jenazah ditemukan di halaman rumah sakit, termasuk setidaknya satu orang yang mengenakan pakaian dalam yang tampaknya "dieksekusi baru-baru ini."

Setelah pasukan Israel menarik diri dari rumah sakit pada tanggal 1 April, usai menghancurkan sebagian besar kompleks medis, tim dari beberapa kementerian pemerintah dikerahkan ke al-Shifa untuk memindahkan dan mengidentifikasi mayat. Pencarian dimulai setelah para korban selamat mengatakan mereka menyaksikan pasukan Israel mengeksekusi sejumlah warga Palestina selama penyerbuan.

Para pejabat militer Israel mengatakan pasukannya membunuh 200 orang dan menangkap 900 orang selama 15 hari serangan terhadap rumah sakit tersebut.

Karikatur Opini Republika : Boikot Kurma Israel - (Republika/Daan Yahya)

 

 

Juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanao mengatakan kuburan massal yang ditemukan di halaman RS Nasser di Khan Younis, selatan Gaza merupakan bukti baru genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina. "Kuburan massal dan genosida yang dilakukan setiap hari dilakukan terhadap rakyat kami membutuhkan tekanan internasional dan politik," kata al-Qanou dalam pernyataannya seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (22/4/2024).

Al-Qanou mendesak masyarakat internasional untuk "mengaktifkan resolusi yang relevan serta langkah-langkah sementara yang dikeluarkan Mahkamah Internasional, untuk menyelamatkan rakyat kami dari perang genosida ini."

Runtuhnya sektor kesehatan di bagian utara Gaza, kata al-Qanou, juga menciptakan "bencana kemanusiaan" besar karena hampir tidak ada fasilitas medis yang berfungsi dan tidak ada pasokan medis sama sekali.

PBB pada Senin (22/4/2024) mengemukakan bahwa laporan kuburan massal di Gaza sebagai sesuatu hal yang "sangat meresahkan". Sehingga, menyerukan penyelidikan yang "kredibel" terhadap beberapa lokasi kuburan itu berada.

"Alasan lainnya adalah, jika kita memerlukannya, agar semua tempat ini diselidiki sepenuhnya, dengan cara yang kredibel dan independen," kata Juru Bicara Stephane Dujarric dalam konferensi pers, ketika ditanya tentang penemuan sedikitnya 283 jasad dari kuburan massal di Rumah Sakit Nasser di kota selatan, Khan Younis dikutip Anadolu.

Dujarric mengatakan, bahwa gencatan senjata diperlukan "untuk mengakhiri konflik" di Gaza, seraya menegaskan kembali perlunya meningkatkan akses bagi pekerja kemanusiaan, menjaga rumah sakit, dan membebaskan sandera.

Sedikitnya 34.151 warga Palestina sejak Israel membalas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 tewas, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sementara 77 ribu lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan bahan pokok.

Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur, menurut PBB. Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional.

Putusan sela pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah guna memastikan penyaluran bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza. Namun, hingga kini, Israel terus melanjutkan operasi militer mereka di Gaza dan dalam waktu dekat berencana menyerang Rafah, daerah di dekat perbatasan dengan Mesir.

Setengah tahun genosida di Gaza - (Republika)

 

 
Berita Terpopuler