Porta Potty Pesta Menyimpang Orang Kaya Dubai, Psikolog Muslim Ingatkan Ini

Secara psikologi dan juga sosiologi, pelaku porta potty sudah terjebak dengan sensasi

AP Photo/Kamran Jebreili
Kembang api terlihat di Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia, saat perayaan Malam Tahun Baru, di Dubai, Uni Emirat Arab, Ahad (1/1/2023).
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar psikologi Islam dari Universitas Gajah Mada (UGM) sekaligus Presiden Asosiasi Psikolog Muslim Internasional, Bagus Riyono menanggapi munculnya fenomena yang dikenal dengan nama Dubai Porta Potty. Istilah ini merujuk pada sebuah pesta orang-orang kaya di Dubai, di mana para undangan diminta melakukan hal yang menjijikkan.

Fenomena porta potty mulai banyak dibahas para penulis setelah terjadi bencana banjir dahsyat di Dubai baru-baru ini. Yang dimaksud porta potty di sini adalah fetish yang melibatkan tinja dalam kegiatan seksualnya.

Baca Juga

Orang-orang yang terlibat dalam pesta ini akan diminta untuk melakukan hal tak masuk akal. Bahkan, si undangan bisa jadi diminta buang air besar (BAB) di tubuh pengundang atau sebaliknya.

Terkait kebiasan menyimpang orang-orang kaya Dubai ini, Bagus Riyono pun mengingatkan kepada orang-orang kaya untuk selalu ingat akan kematian, termasuk orang kaya Indonesia. Sehingga, hal itu akan menghindarkannya dari kebiasaan menyimpang.

"Ingat mati aja deh. Ingat kalau kita itu semua akan mati, sehingga membentengi orang-orang kaya untuk tidak berlaku aneh-aneh seperti itu," ujar Bagus saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (20/4/2024).

Perilaku menyimpang...

Bagus menuturkan, apa yang dipraktikkan dalam acara porta potty di Dubai itu jelas merupakan perilaku menyimpang. Menurut dia, pesta tersebut mungkin dilakukan orang yang sudah merdeka secara finansial. Sehingga, menurut Bagus, orang-orang kaya itu pun hanya disibukkan untuk mencari kesenangan.

"Jadi mereka itu hanya bersenang-senang dan sebagainya. Itu kalau secara psikologi dan juga sosiologi, itu sudah terjebak dengan sensasi," ucap Bagus.

Menurut Bagus, orang kaya yang mengalami hal seperti itu biasanya sudah lupa tentang hakikat kehidupan, dan mengira hartanya bisa menyelamatkannya. "Jadi lupa akan hakikat hidup dan tujuan hidup. Itu yang yang bisa dibilang secara umum ya, itu penyebabnya," kata Bagus.

Seharusnya, menurut dia, orang kaya itu selalu ingat bahwa hidup itu perlu saling menunjukkan kasih sayang, saling berbagi, dan tidak hanya berfoya-foya. Dia pun menilai bahwa Dubai Porta Potty itu tidak masuk akal. Karena, menurut dia, jika orang yang sehat secara mental tidak akan mau melakukan hal yang menjijikkan seperti itu.

"Orang yang sehat secara mental itu tidak akan mau kecuali orang yang hanya mencari sensasi gitu," jelas dia.

Seperti kaumnya Nabi Luth dulu...

"Seperti kaumnya Nabi Luth dulu juga itu. Dalam hal seksualitas itu mereka juga punya istri dan sebagainya, tapi kurang sensasi gitu makanya terus melakukan yang yang aneh-aneh," kata Dosen Fakultas Psikologi UGM ini.

Bagus menambahkan, di Indonesia sendiri masih banyak orang miskin. Menurut dia, ketimpangan antara yang kaya dan miskin sangat tinggi. Karena itu, dia berharap orang-orang kaya di Indonesia tidak melakukan hal-hal aneh seperti di Dubai.

"Mestinya kalau dia orang Indonesia dan itu kaya raya, maka tengoklah ke tetangga sebelah. Karena, sebenatulnya banyak yang bisa mereka lakukan untuk membantu saudara-saudara sebangsanya yang masih miskin," ucap dia.

"Jadi orang kaya ini kalau punya hati yang peduli, sebenarnya dengan kekayaannya itu kesempatan emas untuk memperbanyak amalan dan sebagainya," jelas Bagus.

 
Berita Terpopuler