Belanda Sediakan Rp3,4 Triliun untuk Dukung Pertahanan Udara Ukraina

Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Russian Defense Ministry Press Service via AP
Foto yang diambil dari video yang dirilis Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu, 13 Maret 2024 ini menunjukkan hancurnya helikopter Angkatan Bersenjata Ukraina di lokasi penerjunan di lokasi yang dirahasiakan di wilayah Donetsk, Ukraina timur.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Belanda akan menyediakan lebih dari 213 juta dolar AS (Rp3,4 triliun) untuk Ukraina demi membantu pertahanan udara dan amunisi negara yang tengah berperang dengan Rusia tersebut. Pernyataan itu disampaikan Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren melalui akun media sosial X, Jumat (19/4/2024).

"Belanda akan memberikan lebih dari 200 juta euro sebagai dukungan militer tambahan ke Ukraina untuk pertahanan udara dan amunisi artileri," tulis Ollongren.

"Saya mengumumkan hal ini hari ini pada pertemuan antara menteri pertahanan @NATO, @ZelenskyyUa dan @jensstoltenberg. Kita tidak punya waktu untuk kalah," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Ukraina akan terus kehilangan penduduk dan wilayah jika negara-negaranya mitranya tidak memberikan bantuan kepada Kiev. Pada pertengahan April, pemerintah Belanda menyetujui alokasi bantuan tambahan sebesar 4,4 miliar euro (Rp76,2 triliun) ke Ukraina untuk 2024-2026.

Pada akhir Januari, pihak berwenang Belanda mengumumkan bahwa mereka akan mengalokasikan 122 juta Euro (Rp2,1 triliun) ke Kiev. Dana itu ditujukan untuk membantu amunisi, peralatan militer, dan peningkatan keamanan siber.

Baca Juga

Rusia telah melakukan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari 2022. Presiden Putin mengatakan operasi tersebut bertujuan untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.

Bagi Putin, tujuan akhir operasi tersebut adalah untuk membebaskan Donbas serta menciptakan kondisi yang menjamin keamanan Rusia. Rusia sebelumnya mengirimkan catatan ke NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) karena pasokan senjata ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan bahwa kargo apa pun yang berisi senjata untuk Ukraina akan menjadi target serangan yang sah bagi Rusia.

 
Berita Terpopuler