Anjuran Alquran Mengatasi Kecemasan

Kecemasan harus dihadapi dengan sejumlah cara.

Freepik
Ilustrasi seseorang mengalami kecemasan sosial.
Rep: mgrol151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa cemas adalah pengalaman yang tidak asing bagi banyak orang, termasuk umat Muslim. Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang merasa cemas, mulai dari masalah keuangan, kesehatan, hubungan personal, hingga kekhawatiran akan masa depan. 

Baca Juga

Bagi umat Muslim, rasa cemas juga bisa berasal dari aspek-aspek spiritual dan agama. Namun, Islam mengajarkan cara-cara menghadapi cara cemas. Di antaranya:

Pertama, mengucapkan doa sebagai berikut

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالْحُزْنِ، والعجز والكسل والبُخْلِ والجُبْنِ، وضَلْعِ الدَّيْنِ وغَلَبَةِ الرِّجال

Allahumma 'innī 'a'ūdhu bika minal hammi wal huzni, wal-`ajzi wal kasali, wal bukhli wal jubni, wa dala id dayn, wa ghalabatir rijāl.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari kekikiran dan dari kepengecutan, dari terlilit utang dan dikuasai oleh manusia (yaitu orang lain).

Kedua, berusaha untuk memahami realitas kehidupan sekeras apa pun kondisinya

Kesulitan dan bencana yang terjadi adalah ujian. Hal itu juga dianggap sebagai tanda cinta Allah terhadap hamba-Nya. 

Dari hadits Anas bin Malik, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

"Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka." (HR Ibnu Majah no. 4031).

Ketiga, fokus untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas segala pemberiannya, baik cobaan ataupun kebahagiaan

Kondisi cemas dan ragu yang menimpa umat Muslim merupakan pintu bagi setan untuk mendorong manusia agar tidak bersyukur. 

Oleh karena itu, setiap umat Muslim harus bisa mengendalikan diri dengan lebih fokus pada apa yang Allah berikan, baik ataupun buruk, kebahagiaan ataupun cobaan. Karena, Allah memberikan suatu kondisi kepada umat Muslim sebagai ujian agar manusia selalu bersyukur dalam keadaan apapun. 

Keempat, ucapkan kalimat berikut sesering mungkin. 

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Menjaga syukur manusia kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas rahmat-Nya menjadi senjata penting terhadap segala sesuatu. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Kelima, melibatkan Allah dalam setiap urusan. 

Setiap kondisi yang dilalui oleh umat Muslim, harus selalu bertawakal dan memohon perlindungan agar diberi kemudahan dalam menjalaninya.

Sebagaimana dalam hadis dijelaskan: 

عَنْ عُمرَ بن الخطَّابِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ : (( لَو أَنَّكُمْ تَوكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرزُقُ الطَّيرَ ، تَغدُو خِماصاً ، وتَروحُ بِطَاناً )) رَوَاهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَابْنُ حِبَّانَ فِي ” صَحِيْحِهِ ” وَالحَاكِمُ ، وَقَالَ التِّرمِذِيُّ : حَسَنٌ صَحِيْحٌ .

Dari Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu‘anhu, dari Nabi Shallallahu‘alaihi Wasallam, beliau bersabda, “Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi di waktu pagi dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang." (HR Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya, dan Al-Hakim. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih).

 

 
Berita Terpopuler