Uni Eropa dan Iran Bahas Serangan Israel Terhadap Konsulat di Suriah

Uni Eropa kembali kecam serangan Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Suriah.

EPA-EFE/YOUSSEF DAFAWWI
Serangan rudal menghancurkan gedung diplomatik Iran di Ibu Kota Suriah, Damaskus, 1 April 2024. Menurut kantor berita Suriah, SANA, Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan gedung Konsulat Jenderal Iran di Damaskus.
Rep: Lintar Satria Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (EU) Josep Borrell dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mendiskusikan serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pekan ini. Keduanya berdiskusi melalui panggilan telepon pada Rabu (3/4/2024).

"Saya berbicara dengan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian, menegaskan kembali kecaman kami atas serangan terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damaskus yang mengakibatkan beberapa korban jiwa," kata Borrell di akun media sosial X.

Borrell menyoroti perlunya keamanan tempat dan personel diplomatik yang tidak dapat diganggu gugat menurut hukum dan perjanjian internasional. Dia  menambahkan bahwa "perlu menghindari eskalasi lebih lanjut".

Serangan Israel menewaskan tujuh orang, termasuk dua jenderal dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigjen Jenderal Mohammad Reza Zahedi, yang memimpin pasukan elite Quds di Lebanon dan Suriah hingga 2016, dan Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, yakni wakil komandan di Pasukan Quds.

Baca Juga

Sementara itu, pakar Timur Tengah di lembaga think-tank Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat, Elliott Abrams, mengatakan ia yakin Iran tidak ingin menggelar perang skala penuh untuk membalas serangan Israel ke kantor konsulatnya di Damaskus, Suriah. Namun, ada kemungkinan Iran akan menyerang kepentingan-kepentingan Israel.

"Saya pikir saat ini Iran tidak ingin perang skala besar Israel-Hizbullah, jadi responsnya tidak akan dalam bentuk aksi besar Hizbullah," kata Abrams merujuk kelompok yang menguasai banyak wilayah di Lebanon dan proksi militer terkuat Iran, Rabu (3/4/2024).

"Mereka memiliki banyak cara untuk merespons, contohnya mencoba meledakan kedutaan besar Israel," ujarnya.

Selain menyerang kepentingan Israel di luar negeri Iran juga dapat membalas serangan ke kantor konsulatnya di Suriah dengan mempercepat program nuklirnya. Sejak mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018 lalu, Iran sudah kembali mempercepat kemajuan program nuklirnya.

 
Berita Terpopuler