NASA Luncurkan Rangkaian Instrumen Ilmiah Pertama Selama Misi Artemis 3

Artemis menandai era baru eksplorasi yang dinamis.

EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
The NASA Nova-C lunar lander, encapsulated within the fairing of a SpaceX Falcon 9 rocket, part of the Intuitive Machines IM-1 mission, lifts up from the Launch Complex 39A at the Kennedy Space Center in Florida, USA, 15 February 2024. As part of NASA
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- NASA telah meluncurkan rangkaian instrumen ilmiah pertama yang dipilih untuk digunakan oleh astronaut di permukaan Bulan selama misi Artemis 3. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang Bulan, membantu persiapan misi berawak ke Mars pada masa depan. 

Baca Juga

Dilansir Space Explored, Senin (1/4/2024), misi Artemis 3, yang akan mengantarkan para astronaut menginjakkan kaki di Kutub Selatan bulan, merupakan sebuah langkah menuju kehadiran manusia yang berkelanjutan di luar Bumi. Instrumen-instrumen yang dipilih untuk misi ini diharapkan dapat mengumpulkan data berharga tentang lingkungan bulan, interiornya, dan kelangsungan hidup manusia dalam jangka panjang di Bulan. 

Instrumen-instrumen sains bulan yang transformatif

Muatan-muatan yang dipilih mencakup tiga instrumen mutakhir. Stasiun Pemantauan Lingkungan Bulan (LEMS), yang dipelopori oleh Dr. Mehdi Benna dari University of Maryland, Baltimore County, adalah rangkaian seismometer canggih yang dirancang untuk memantau gempa-gempa bulan dan memberikan wawasan tentang komposisi struktur Bulan. Kemampuan pemantauan jangka panjang LEMS pada akhirnya dapat mengintegrasikannya ke dalam jaringan geofisika bulan global. 

Berikutnya, eksperimen Lunar Effects on Agricultural Floral (LEAF), yang dipimpin oleh Christine Escobar dari Space Lab Technologies, LLC, di Boulderm Colorado, dirancang untuk mengeksplorasi dampak lingkungan bulan terhadap tanaman luar angkasa. Studi ini bertujuan untuk mengamati fotosintesis tanaman, pertumbuhan, dan respons stres di bawah kondisi-kondisi unik radiasi ruang angkasa dan gravitasi parsial, sehingga memberikan data penting untuk pertanian bulan di masa depan dan sistem-sistem pendukung kehidupan. 

Instrumen ketiga, Lunar Dielectric Analyzer (LDA), yang dipimpin oleh Dr. Hideaki Miyamoto dari University of Tokyo dengan dukungan dan dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), diharapkan dapat menilai sifat listrik regolit bulan. Penelitian ini sangat penting untuk mengidentifikasi volatil bulan seperti es, memberikan petunjuk tentang struktur bawah permukaan Bulan dan memberikan petunjuk tentang struktur bawah permukaan Bulan dan sumber daya potensial bagi para penjelajah manusia. 

Era Baru Eksplorasi...

 

 

Era Baru Eksplorasi

Wakil Administrator NASA Pam Melroy menekankan pentingnya misi tersebut, dengan menyatakan, “Artemis menandai era baru eksplorasi yang berani, di mana kehadiran manusia memperkuat penemuan ilmiah.” dalam pernyataan agensi. Dia melanjutkan, “dengan instrumen inovatif yang ditempatkan di permukaan Bulan, kita memulai perjalanan transformatif yang akan memulai kemampuan untuk melakukan kerja sama manusia-mesin dengan cara yang benar-benar baru dalam melakukan sains.” 

Misi Artemis 3, yang akan diluncurkan paling lambat akhir tahun 2026, merupakan pendaratan paling lambat akhir tahun 2026, merupakan pendaratan berawak pertama di Bulan dalam lebih dari 50 tahun dan menargetkan salah satu wilayah paling menarik di Bulan, yaitu Kutub Selatan. 

Karakteristik unik kawasan ini, termasuk kawasan yang selalu dibayangi bayangannya dan beberapa material tertua di Bulan. Ini menjanjikan akan mengungkap rahasia tentang sejarah Bulan dan proses planet yang lebih luas. 

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler