Anda Pindah Rumah atau Lingkungan Baru? Baca Doa Rasulullah SAW Ini

Rasulullah SAW membaca doa ketika hendak hijrah

budgeting.thenest
Pindah rumah. Rasulullah SAW membaca doa ketika hendak hijrah
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ada banyak doa yang disarikan dari Alquran dan dimunajatkan langsung oleh Rasulullah SAW. Salah satu doa tersebut tertuang dalam Surat Al-Isra ayat ke-80.    

Baca Juga

رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

Latin: 

Rabbi adkhilni mudhkala shidqin wa akhrijni mukhraja shidqin waj'alli min ladunka sulthanan Nashir 

Terjemah:

“Wahai Allah, masukan lah aku dengan cara yang benar, dan keluarkanlah (pula) aku dengan cara yang benar pula, dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” 

Redaksi lengkap ayatnya adalah sebagai berikut:

وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

Artinya: “Dan katakanlah Muhammad: Wahai Allah, masukan lah aku dengan cara yang benar, dan keluarkanlah (pula) aku dengan cara yang benar pula, dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.”(QS Al-Isra ayat 80).

Dalam kitab Min Wahyi al-Quran karya Syekh Yasin Muhammad Yahya dijelaskan bahwa  ada tiga komponen dalam doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW itu. 

Pertama, agar ketika memasuki sebuah tempat, situasi, atau kondisi maka memasukinya dengan cara yang benar. Ini ditunjukan dengan kalimat adkhilni mudkhala shiddqin. 

Kedua, agar ketika keluar dari suatu tempat, situasi atau kondisi maka dengan cara yang benar juga.  Ini ditunjukan dengan kalimat akhrijni mukhraja shidqin. 

Ketiga, permohonan agar Allah SWT memberikan kekuasaan yang dapat menolong. Ini ditunjukan dengan kalimat waj'al lin min ladunka sulthanan nashiran.

Para mufasir berbeda pendapat mengenai maksud dari pada adkhilni mudkhala shiddqin, akhrijni mukhraja shidqin.

Pendapat pertama mengatakan bahwa doa itu adalah doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah SAW ketika peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah. 

Diketahui ada beberapa kali perjalanan hijrah pada masa Nabi Muhammad SAW, yaitu peristiwa hijrahnya umat Muslim ke Habasyah, hijrahnya Rasulullah SAW ke Thaif, dan hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. 

Pendapat pertama menyebut ayat ini adalah doa Rasulullah SAW kepada Allah SWT agar dapat memasuki kota Madinah dengan cara yang baik dan keluar dari Makkah juga dengan cara yang baik. 

Rasul SAW memohon kepada Allah SWT agar bisa masuk ke Madinah dengan cara yang aman, tenang, sukses dan damai. Demikian pula selamat ketika meninggalkan Makkah dengan tenang, nyaman dan terlindungi. 

Itu yang dimaksud dan dibaca Rasulullah SAW ketika hendak meninggalkan Makkah ke Madinah. Dan ini juga doa yang diajarkan kepada umatnya ketika memasuki sebuah komunitas atau perkampungan.

Pendapat pertama ini dikuatkan dengan riwayat dari Ibnu Abbas yang menjelaskan bahwa ketika nabi ﷺ berada di Makkah turut ayat tersebut dan memerintahkan untuk berhijrah.

 

Sementara kalimat doa waj'al lin min ladunka sulthanan nashiran menurut pendapat pertama adalah memohon agar Allah SWT menganugerahkan kekuasaan yang dapat menolong dakwah Islam. Karena itu, ketika berada di Madinah pengikut Rasulullah SAW pun semakin bertambah banyak. 

Rasulullah membaur dan membawa angin perubahan pada penduduk Madinah.  Rasulullah SAW pun mampu mempersatukan dua suku yang sebelum selalu bermusuhan yaitu suku Aus dan suku Hajraj.

Rasulullah SAW juga mempersatukan kaum Muhajirin dari Makkah dan Anshar di Madinah. Kondisi demikian membuat dakwah Rasulullah SAW semakin berkembang. 

Ketika di Makkah, dakwah Nabi Muhammad SAW lebih banyak pada persoalan akidah, penguatan ketauhidan, dan akhlak.

Di Madinah baru penguatan terkait amalan-amalan syariat seperti perintah zakat, berhaji, dan lainnya itu di Madinah. Mudah diterima masyarakat karena Rasulullah SAW punya legitimasi, yang punya kekuasaan. 

Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa ayat tersebut adalah doa Rasulullah SAW agar Allah SWT memberikan kematian yang baik dan membangkitkan kembali di hari kiamat dengan kebangkitan yang baik.

Maka pendapat yang kedua mengatakan mengakhiri hidupku dengan cara yang siddq. ketika dibangkitkan juga dengan keadaan siddiq pula.

Pendapat ketiga menjelaskan bahwa doa itu maksudnya adalah Rasulullah SAW memohon kepada Allah SWT agar dapat mengemban semua tugas-tugasnya sebagai Rasul dengan baik dan setelah menyelesaikannya mendapat kelegaan atau tidak ada yang tertinggal karena telah menjalankan dengan sempurna, agama Islam telah sempurna. Makanya agama yang diemban Rasulullah SAW di akhir hayatnya itu agama yang sempurna. 

Sementara pendapat keempat mengatakan bahwa maksud doa itu adalah memohon agar memperoleh pemahaman akan makna atau pesan dibalik sesuatu.

Seseorang yang tinggi spiritual kepada Allah SWT pasti mampu menjadikan apa yang terjadi disekitarnya sebagai petunjuk. Bahwa tanda-tanda ketinggian derajat keimanan seseorang adalah ketika mampu mengambil pelajaran dari fenomena-fenomena atau realitas keseharian.

Sementara pendapat kelima menyatakan bahwa doa itu bersifat umum. Sehingga semua maksud yang diuraikan oleh pendapat-pendapat sebelumnya mungkin semuanya.

 

Sedang pendapat keenam menyatakan bahwa doa itu adalah doa Rasulullah agar bisa keluar dari Makkah dan masuk lagi ke Makkah dengan kondisi yang aman dan tentram. Dan itu terbukti saat tahun penaklukan. 

Anjuran doa

Buya H Muhammad Alfis Chaniago dalam Indeks Hadits dan Syarah yang diterbitkan oleh Pustaka Kalbu, menjelaskan, doa adalah senjatanya orang beriman.

Setiap kita punya kebutuhan, maka hendaklah manusia berdoa kepada Allah SWT, mohonlah kepada Allah SWT agar keinginan terpenuhi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (QS Al Baqarah ayat 186).

Sebanyak apa pun kebutuhan manusia, mintalah kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-Nya. Dalam surat Al Mumin ayat 60, Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."  

Baca juga: Amalan Para Nabi yang Langgengkan Nikmat dan Lancarkan Rezeki Menurut Alquran

Buya Alfis Chaniago menjelaskan, janganlah manusia berdoa kepada selain Allah SWT. Karena, tidak ada satu pun yang mengabulkan doa manusia selain Allah SWT. Dalam surat Al Ahqaf ayat 5, Allah SWT berfirman:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُۥٓ إِلَىىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ وَهُمْ عَن دُعَآئئِهِمْ غَٰففِلُونَ

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)-nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?” 

Infografis 3 Tanda Allah Menjawab Doa Kita - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler