Hamas: Perundingan Gencatan Senjata Buntu Karena Sikap Israel

Perundingan di Doha tidak menghasilkan rasa saling pengertian,

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Seorang warga Palestina menyaksikan pencarian orang hilang menyusul serangan udara Israel, di kamp pengungsi Al-Maghazi, Jalur Gaza selatan, (29/3/2024).
Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Anggota biro politik Hamas, Mohammad Nazzal, mengatakan pada Jumat, (29/3/2024), bahwa perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza yang berlangsung di Ibu Kota Qatar, Doha, menemui jalan buntu lantaran sikap Israel.

Baca Juga

Saluran berita Al Jazeera yang mengutip Nazzal mengatakan, perundingan di Doha tidak menghasilkan rasa saling pengertian, meskipun ada upaya dari para mediator. Walhasil, perundingan tersebut menemui jalan buntu karena sikap rezim Israel yang tak konsisten.

Nazzal menegaskan, intensifikasi langkah militer di Gaza tidak akan membantu pemulangan tawanan Israel. Selain itu, ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan operasi di Rafah tidak membuat pejuang Hamas ciut.

Pekan lalu, Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh juga menuding Israel sengaja menyabotase perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Qatar, dengan menjadikan petugas polisi dan lembaga pemerintah sebagai target serangan di Jalur Gaza.

Kepala operasi kepolisian di Gaza Brigadir Jenderal Fayeq al-Mabhouh tewas pada Senin (18/3/2024), dalam serangan Israel di Rumah Sakit Al-Ahifa di Kota Gaza. Al-Mabhouh bertanggung jawab mengoordinasikan masuknya bantuan kemanusiaan dengan suku-suku Palestina dan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) ke Jalur Gaza utara, menurut pernyataan Kantor Media Gaza.

 
Berita Terpopuler