SMA Putra Bangsa Depok Dulu Sering Tawuran, Siswa: Tradisinya Sudah Lama Ditinggalkan

Pelajar mengungkap sejumlah alasan di balik terjadinya tawuran.

Republika/Ali Yusuf
Pelajar ditangkap karena tawuran (Ilustrasi). Salah seorang pelajar mengaku biasanya tawuran terjadi karena ajakan teman untuk gengsi dan pengakuan.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota Depok sempat dikenal dengan banyaknya anak SMA yang tawuran sekitar tahun 2005 hingga 2015, dan kebanyakan berasal dari sekolah swasta. Salah seorang pelajar kelas 10 yang saat ini sekolah di SMA Putra Bangsa, mengatakan tradisi tawuran seperti itu sudah tidak ada.
 
"Di Putra Bangsa sudah nggak ada sekarang. Biasanya karena tradisi ya, tapi sudah lama sekali ditinggalin, saya lupa sejak tahun berapa," ucap pelajar lelaki bernama Arya Razma itu, saat ditemui Republika.co.id di Depok, Jawa Barat, Senin (19/2/2024).
 
SMA Putra Bangsa merupakan salah satu sekolah yang dulunya memang dikenal sering tawuran. Arya mengatakan, biasanya tawuran terjadi karena ajakan teman untuk gengsi dan pengakuan.
 
"Mereka mencari jati diri, kayak pengen diakui sama orang lain, dan sama paling banyak karena ajakan," ungkap Arya soal motivasi pelajar tawuran.
 
Arya mengaku pernah diajak tawuran sewaktu masih SMP. Menolak ajakan tersebut, ia merasa beruntung tidak diganggu.

Baca Juga

"Biasanya ada beberapa grup yang jika menolak diajak tawuran, maka di sekolah akan dirundung," kata Arya.

Sementara itu, salah seorang pelajar kelas 12 SMA Negeri 38 Jakarta, Rafli mengatakan, tawuran adalah hal yang sangat buruk dan ia berharap itu tidak ada lagi. Rafli pun juga mengatakan bahwa tawuran ini seolah telah menjadi tradisi.
 
"Apalagi untuk anak zaman sekarang, anak sekolah ada yang tawuran mungkin dianggap sudah tradisinya. Tapi sebagai anak generasi sekarang, aku pengennya itu udah nggak ada lagi," ujar Rafli saat ditemui Republika.co.id.
 
Rafi menyebut beberapa pelajar dari sekolah lain yang dikenalnya mengaku tawuran untuk menguji ilmu kebal. "Biasanya konflik antar daerah, atau ada yang ngetes ilmu-ilmu segala macam, ilmu kebal. Itu masih ada," ucap Rafli yang mengaku tidak pernah diajak tawuran.
 
Pelajar SMK Negeri 5 Tangerang Selatan mengalami luka sabetan di kepala serta luka bakar akibat siraman air keras saat tawuran.  Ia terlibat tawuran dengan kelompok pelajar dari SMK Negeri 1 Tangerang Selatan, pada Jumat (16/2/2024).

 
Berita Terpopuler