Olah TKP Kecelakaan Bus di Bantul, Polisi Gunakan TAA, Ungkap Awal Kejadian

Setelah terguling, bus disebut sempat memerosot sekitar 55 meter-60 meter. 

Dok Humas Polres Bantul
Kondisi bus pariwisata yang mengalami kecelakaan dan terguling di kawasan Bukit Bego, ruas jalan Imogiri-Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY, Kamis (8/2/2024).
Rep: Antara Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Petugas gabungan dari Polres Bantul dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan bus pariwisata, yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Dari hasil olah TKP sementara ini, polisi mengungkap awal kejadian kecelakaan hingga bus itu terguling.

Baca Juga

Kecelakaan bus pariwisata Saestu Trans yang membawa rombongan asal Sukoharjo, Jawa Tengah, itu terjadi pada Kamis (8/2/2024). Bus tersebut mengalami kecelakaan tunggal di ruas jalan Imogiri-Dlingo, sekitar Bukit Bego, wilayah Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul.

Menurut Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum (Gakkum) Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda DIY AKBP Sugiyanta, dalam olah TKP yang dilakukan Jumat (9/2/2024) ini, polisi menggunakan teknologi Traffic Accident Analysis (TAA). Ia mengatakan, alat tersebut memiliki kemampuan untuk menggambarkan situasi dengan animasi ketika sudah melihat lokasi kejadian. 

“Kami membawa alat TAA untuk memastikan apakah kecelakaan bus pariwisata itu kelalaian sopir atau ada gangguan pada kendaraan,” kata Sugiyanta, dalam keterangannya di sela-sela olah TKP.

Berdasarkan hasil analisis sementara, Sugiyanta mengatakan, bus mengalami kecelakaan saat melewati jalan menurun. Diduga rem bus blong. Namun, kata dia, berdasarkan keterangan sopir dan hasil olah TKP sementara, sebelumnya kendaraan berfungsi normal.

“Dari atas (Mangunan) kendaraan tersebut semuanya berfungsi normal. Namun, sekitar satu kilometer sebelum kejadian, kendaraan sempat mengalami kendala. Saat itu, bus tiba-tiba blank semua, rem tangan ataupun rem kaki tak berfungsi dengan baik,” kata Sugiyanta.

Menurut Sugiyanta, dengan kondisi tersebut, sopir dan kernet bus tak bisa berbuat banyak. Bus meluncur tak terkendali. Sekitar 500 meter sebelum lokasi kejadian, kata dia, sopir membanting setir. Bus kemudian terguling dan ambruk ke kiri.

Setelah itu, Sugiyanta mengatakan, sopir bersama kernet sudah bisa keluar dan berupaya meminta para penumpang agar segera keluar dari bus. “Namun, ketika berusaha meminta penumpang keluar, tiba-tiba bus merosot sekitar 55 sampai 60 meter. Bus baru berhenti di lokasi terakhir tersebut,” kata dia.

 

 
Berita Terpopuler