Mewaspadai Risiko Efek Samping di Balik Obat 'Pelangsing' Ozempic

Obat ini memiliki bahan aktif yang sama dengan obat pelangsing Wegovy.

EPA-EFE/Ida Marie Odgaard DENMARK OUT
Obat resep dokter, Ozempic, produksi Novo Nordisk. Sejumlah slebritas di Amerika Serikat menggunakan obat diabetes tipe 2 ini untuk menurunkan berat badan.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ozempic pada dasarnya merupakan obat yang ditujukan untuk pasien diabetes tipe 2. Obat ini memiliki bahan aktif yang sama dengan obat pelangsing Wegovy, yaitu semaglutide. Oleh karena itu, sebagian orang kerap menggunakan Ozempic di luar indikasi sebagai obat untuk menurunkan berat badan.

Baca Juga

"Meski obat (Ozempic) ini tidak disetujui sebagai obat pelangsing, sebagian orang yang menggunakan Ozempic dalam sejumlah studi mengalami penurunan berat badan," ungkap Healthline seperti dikutip dari laman resminya, pada Jumat (2/2/2024).

Baik Ozempic maupun Wegovy sama-sama diproduksi oleh perusahaan farmasi Novo Nordisk. Ozempic mendapatkan izin edar sebagai obat diabetes tipe 2, sedangkan Wegovy mendapatkan izin edar sebagai obat penurun berat badan untuk orang obesitas atau orang kegemukan dan memiliki masalah kesehatan terkait kelebihan berat badan.

Ozempic merupakan obat yang diberikan dengan resep dokter dengan frekuensi satu kali per pekan. Karena memiliki efek penurun berat badan, penjualan Ozempic sempat melesat tinggi pada 2023, seperti dilansir Forbes Health. Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa penyandang diabetes tipe 2 yang menggunakan metformin dan Ozempic sebanyak 2 mg per pekan selama 40 pekan mengalami penurunan berat badan hingga 15 pon atau sekitar 6,8 kg.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam dengan kekhususan di bidang pengobatan obesitas, Veronica R Johnson MD, Ozempic bekerja dengan banyak organ di dalam tubuh. Di dalam lambung misalnya, Ozempic akan memperlambat proses pengosongan lambung. Sedangkan di pankreas, Ozempic akan menstimulasi pelepasan insulin.

Tak hanya itu, penggunaan Ozempic juga turut memberikan dampak bagi otak. Ketika digunakan, Ozempic dapat mengirimkan sinyal ke otak yang bisa menurunkan rasa lapar dan memperpanjang rasa kenyang.

Menurut Dr Johnson, beberapa dokter mungkin akan meresepkan Ozempic kepada individu tanpa diabetes untuk membantu mengelola berat badan mereka. Akan tetapi, praktik ini dianggap sebagai praktik off label atau di luar indikasi karena Ozempic belum mendapatkan izin dari  Food and Drug Administration (FDA) sebagai obat pengelola berat badan.

Dengan kata lain, meski sama-sama mengandung semaglutide, Ozempic dan Wegovy tidak bisa menjadi pengganti antara satu sama lain. Alasannya, Ozempic dan Wegovy memiliki dosis semaglutide yang berbeda. Selain itu, Ozempic hanya diperuntukkan bagi orang dewasa, sedangkan Wegovy bisa digunakan oleh individu berusia 12 tahun ke atas bila memenuhi kriteria indeks massa tubuh tertentu.

Untuk pasien diabetes tipe 2 yang obesitas....

 

 

Untuk pasien diabetes tipe 2 yang obesitas, Dr Johnson lebih merekomendasikan Wegovy alih-alih Ozempic. Dengan dosis semaglutide yang lebih tinggi, Wegovy bisa membantu pasien diabetes yang obesitas untuk menurunkan berat badan dengan lebih baik.

Dr Johnson juga mengingatkan bahwa Ozempic bukanlah obat ajaib yang bisa memberikan hasil instan. Untuk meraih penurunan berat badan, penggunaan Ozempic harus disertai dengan perubahan gaya hidup, seperti pengaturan pola makan dan olahraga rutin.

Hal serupa juga diungkapkan oleh direktur medis bedah bariatrik dan robotik di Jersey Shore University Medical Center, Dr Seth M Kipnis MD. Penggunaan Ozempic tanpa disertai perubahan pola makan tidak akan memberikan hasil penurunan berat badan yang optimal. Orang-orang juga bisa merasakan keluhan seperti kram perut dan rasa tidak nyaman bila menggunakan Ozempic tanpa mengurangi porsi makan.

Waspadai Risiko Efek Samping

Meski bisa membawa manfaat, penggunaan Ozempic juga memiliki sejumlah risiko efek samping yang ringan hingga berat. Efek samping dari penggunaan Ozempic yang paling banyak dilaporkan adalah sakit perut, sembelit, diare, serta mual atau muntah,

Di samping efek samping yang umum ini, Ozempic juga bisa memunculkan beberapa efek samping yang ringan. Efek samping yang ringan ini bisa berupa perubahan pada indera perasa, sendawa, pusing, sakit kepala, perut bergas, kurang berenergi, refluks asam atau masalah pencernaan, rasa tak nyaman di area suntikan, serta sedikit peningkatan detak jantung.

Efek samping yang ringan dari Ozempic biasanya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan mudah. Bila efek samping terus muncul, segera berkonsultasi dengan dokter. Menurut Healthline, penggunaan Ozempic juga tidak boleh dihentikan tanpa rekomendasi dokter.

 

Selain efek samping yang umum....

Selain efek samping yang umum dan ringan, penggunaan Ozempic terkadang bisa memunculkan efek samping yang berat. Meski sangat jarang terjadi, berikut ini adalah beberapa risiko efek samping berat dari penggunaan Ozempic yang perlu diwaspadai:

  1. Retinopati diabetik (kerusakan pembuluh darah di mata)
  2. Penyakit kantong empedu, seperti batu empedu dan radang kantong empedu atau kolesistitis
  3. Masalah ginjal
  4. Radang pankreas atau pankreatitis
  5. Peningkatan risiko kanker tiroid
  6. Reaksi alergi
  7. Kadar gula darah rendah atau hipoglikemia

 

Risiko kanker tiroid juga dituliskan dalam kotak peringatan yang ada di kemasan Ozempic. Kotak peringatan merupakan jenis peringatan paling serius yang diberikan oleh FDA. 

 
Berita Terpopuler