PDIP: Ganjar Berasal dari Rakyat, Bukan dari Kalangan Elite

Menurut Hasto, Ganjar adalah sosok capres yang lahir sebagai rakyat biasa.

Tim pemenangan
Ganjar Pranowo
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa program-program yang digagas Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) bersifat kerakyatan. Karena, Ganjar adalah sosok yang lahir sebagai rakyat biasa, sehingga tahu betul apa yang perlu diprioritaskan.

Baca Juga

Hal tersebut juga yang dilihat oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri ketika mendeklarasikan Ganjar sebagai capres. Di mana akhirnya membentuk kerja sama politik bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

"Jadi Pak Ganjar adalah presiden rakyat, Pak Ganjar berpihak pada wong cilik. Kenapa? karena Pak Ganjar berasal dari kita, Ganjar Pranowo adalah kita, beliau dari kalangan rakyat biasa, Pak Ganjar bukan dari kalangan elite, Pak Ganjar dari rakyat dari saudara-saudara sekalian," ujar Hasto lewat keterangannya, Senin (29/1/2024).

Ganjar juga disebutnya sebagai capres yang merangkul semua golongan. Salah satunya kepada perempuan yang disebut Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno sebagai jalan peradaban bangsa ini.

"Karena dari perempuan kita mempersiapkan anak-anak dari rahim ibu, agar gizinya cukup. Maka Pak Ganjar tahu, ketika Pak Ganjar blusukan di tengah rakyat, bahkan tidur di rumah-rumah rakyat, Pak Ganjar menerima dan mendengar masukan dari para ibu," ujar Hasto.

"Ketuklah pintu-pintu rakyat, karena kita tahu bahwa yang namanya rakyat akan memilih pemimpin yang berprestasi, pemimpin yang jujur, pemimpin yang berasal dari rakyat, bukan dari kalangan elite," sambung Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud itu.

 

Sebelumnya, Ganjar menggelar kampanye akbar di Alun-Alun Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di sana, ia menanyai seorang warga bernama Lilik untuk memilih pendidikan gratis atau makan gratis.

Diketahui, makan siang gratis merupakan program yang ditawarkan oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Rancangan anggaran untuk mewujudkan program tersebut adalah sekira Rp 450 triliun.

"Bu mana pilihannya, sekolah gratis atau makan gratis?" tanya Ganjar kepada Lilik yang menjawab sekolah gratis, Ahad (28/1/2024).

Ganjar kemudian menanyakan alasan memilih program sekolah gratis. Lilik menjawab bahwa pendidikan adalah modal untuk anak-anaknya meraih masa depan yang lebih baik.

Ganjar pun sependapat dengan Lilik dan menyampaikan bahwa salah satu programnya adalah wajib sekolah 12 tahun dan gratis. Sebab ia yang berasal dari keluarga miskin juga memahami sulitnya mencari uang untuk biaya sekolah.

"Maka sekolah gratis betul menjadi cita-cita kita semuanya. Saya berasal dari keluarga tidak mampu, waktu sekolah juga ngutang, bahkan pernah terlibat rentenir untuk membayar kuliah," ujar Ganjar.

Dua Periode Survei Indikator Politik Indonesia - (Infografis Republika)

 

 
Berita Terpopuler