Terkenal Sangat Menular, CDC Keluarkan Peringatan Peningkatan Kasus Campak

Kenaikan kasus campak juga terjadi secara global.

EPA-EFE/JUSTIN LANE
Warga berjalan melewati papan pengumuman peringatan tentang campak di luar klinik kesehatan di kawasan Yahudi Ortodoks di lingkungan Williamsburg di Brooklyn, New York, AS, 25 April 2019. CDC kembali mengeluarkan peringatan sejak campak kembali merebak sejak Desember 2023 di AS.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan kepada penyedia layanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus campak di seluruh negara. Peringatan ini datang setelah melonjaknya beberapa wabah campak sejak Desember 2023.

CDC menginstruksikan penyedia layanan kesehatan di seluruh Amerika Serikat untuk lebih memperhatikan pasien yang mungkin mengalami gejala campak, seperti ruam dan demam. Peringatan ini menyoroti kejadian wabah campak baru-baru ini, terutama yang terjadi pada anak-anak yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin tapi tidak menerimanya.

Baca Juga

CDC mencatat bahwa terdapat tujuh kasus campak yang masuk ke AS dan dua wabah dengan lebih dari lima kasus masing-masing. Kejadian ini menimpa terutama anak-anak dan remaja yang belum menerima vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR), meskipun mereka memenuhi syarat untuk menerimanya.

Juru bicara CDC, Jasmine Reed, menegaskan ini menjadi peringatan nasional pertama yang diberikan kepada dokter mengenai kasus-kasus terbaru.

Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota, Michael Osterholm, menyatakan bahwa Amerika saat ini menghadapi peningkatan kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksin pada anak-anak. Data federal menunjukkan penurunan drastis dalam tingkat vaksinasi dan pengecualian vaksin di kalangan anak-anak taman kanak-kanak.

"Kita akan mulai melihat lebih banyak lagi wabah ini. Kita akan melihat lebih banyak anak-anak yang sakit parah, dirawat di rumah sakit, bahkan meninggal. Dan yang tragis dari hal ini adalah semuanya dapat dicegah," kata Osterholm, dilansir USA Today, Sabtu (27/1/2024).

Sekitar seperlima orang yang terkena campak akan dirawat di rumah sakit, sementara risiko dampak serius termasuk pembengkakan otak dan kematian. Amerika Serikat sendiri telah menyaksikan wabah campak di berbagai wilayah, termasuk di Philadelphia, fasilitas penitipan anak, dan kasus di negara bagian Washington.

CDC mencatat bahwa sejak 1 Desember, terdapat 23 kasus campak di AS, dengan 56 kasus pada 2023 dan 121 kasus pada 2022. Kenaikan kasus campak juga terjadi secara global, dengan peningkatan eksponensial di Eropa.

Menurut CDC, tingkat vaksinasi di Amerika Serikat menjadi faktor utama dalam munculnya wabah campak. CDC melaporkan bahwa AS mencapai tingkat pengecualian vaksin tertinggi pada tahun ajaran 2022-2023, dengan sekitar seperempat juta anak taman kanak-kanak berisiko terkena campak.

CDC juga mencatat bahwa kasus campak baru-baru ini sering kali berasal dari penduduk AS yang tidak menerima vaksinasi dan melakukan perjalanan ke luar negeri. Mereka kemudian menularkan penyakit tersebut kepada orang lain yang tidak kebal.

Penting untuk diingat bahwa campak adalah penyakit yang sangat menular, menyebar melalui droplet yang dihasilkan saat batuk atau bersin. CDC menyarankan penyedia layanan kesehatan menunggu dua jam sebelum memasuki tempat pasien yang terinfeksi campak.

CDC juga menegaskan bahwa vaksinasi MMR (campak, gondok, dan rubella) dapat memberikan kekebalan yang hampir lengkap. Vaksin ini biasanya diberikan dalam dua dosis, yang pertama pada usia 1 tahun dan dosis kedua antara usia 4-6 tahun.

Para pejabat kesehatan mendorong orang tua dan penyedia layanan kesehatan untuk bekerja sama guna meningkatkan tingkat vaksinasi dan mencegah penyebaran campak di masyarakat.

 
Berita Terpopuler