Sama-Sama Lansia, Biden-Trump di Pilpres 2024 Bikin Warga AS tak Happy

Lebih dari setengah responden Demokrat melihat Biden terlalu tua, sepertiga Republik memandang hal yang sama terhadap Trump.

network /Kabar Dunia dan Indonesia
.
Rep: Kabar Dunia dan Indonesia Red: Partner

Donald Trump (kiri) dan Joe Bidden (kanan) (AP Photo)

WASHINGTON – Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pada tahun ini kemungkinan besar akan mempertemukan kembali Joe Biden (81 tahun) dan Donald Trump (77). Dalam pertarungan kandidat dari Partai Republik, Trump masih unggul dibandingkan saingan terberatnya, Nikki Haley.

Jadi Trump kemungkinan besar yang maju dalam Pilpres 2024 ini mewakili Partai Republik. Biden dan Trump pernah bertarung menuju Gedung Putih pada Pemilu 2020 dan dimenangkan Biden dari Partai Demokrat.

Siapakah yang bakal menang pemilu kali ini? Apakah warga AS senang dengan pertarungan ulang ini?

Awal bulan ini, Reuters/Ipsos melakukan jajak pendapat nasional dengan responden 1.250 orang dewasa. Hasil jajak pendapat yang diberitakan Reuters, Kamis (25/1/2024) menunjukkan Trump unggul enam persen dari Biden, yakni 40 persen melawan 34 persen.

Sisanya, responden menyatakan tak yakin, memilih yang lain atau golput. Margin error tiga persen. Namun, jajak pendapat tak menghitung electoral college, suara dari negara-negara bagian yang menentukan kemenangan seorang capres, bukan popular vote.

Lalu bagaimana pandangan responden dengan pertarungan ulang ini? Sebanyak 67 persen menyatakan lelah dengan capres yang sama dalam pilpres dan menginginkan capres baru. Sedangkan 18 persen menyatakan tak akan memilih jika hanya ada capres Biden dan Trump.

‘’Saya benci berpikir bahwa kita secara konstan berusaha menghindari keduanya. Jujur saja, saya merasa kita bisa melakukan yang lebih baik,’’ kata Kimberly Sofge (56), manajer proyek di Washington, DC. Namun, meski ada tiga capres, Trump tetap berada di atas angin.

Saat responden memberikan suara kepada capres ketiga termasuk aktivis antivaksin, Robert F Kennedy Jr, Trump memperoleh dukungan 36 persen, Biden 30 persen, dan Kennedy hanya menuai dukungan delapan persen.

Lebih dari setengah responden menyatakan... (buka halaman 2)


Lebih dari setengah responden menyatakan kecewa dengan sistem dua partai, hanya satu dari empat responden yang merasa puas dengan sistem tersebut. Whitney Tallarico (33), konsultan di Washington di antara yang menginginkan adanya alternatif.

‘’Calon independen benar-benar tak punya suara. Polarisasi yang muncul dan sedikit menyedihkan bagi bangsa kita,’’ ujar Tallarico. Saat ditanya apakah akan memilih Trump atau Biden, ia menyatakan mungkin memilih calon lain.

Isu usia

Secara menyeluruh, jajak pendapat ini memberikan berbagai sinyal yang menegaskan pemilih tak happy dengan pilihan mereka. Sebanyak 70 persen responden, termasuk sekitar setengah Demokrat sepakat Biden semestinya tak maju kembali.

Sementara itu, 56 persen menyatakan seharusnya Trump tak bertarung kembali menjadi capres. Terkait usia, Biden (81) merupakan sosok tertua yang pernah menjadi presiden AS. Responden menyatakan Biden terlalu tua menjalankan tugas sebagai presiden.

Tiga perempat responden sepakat dengan pernyataan bahwa Biden terlalu tua menjalankan pemerintahan. Setengah responden menyatakan hal senada. Trump (77) juga akan menjadi di antara yang paling tua yang akan kembali ke Gedung Putih.

Lebih dari setengah responden Demokrat melihat Biden terlalu tua, sepertiga Republik memandang hal yang sama terhadap Trump. Soal usia ini juga dimanfaatkan Nikki Haley (52), pesaing Trump untuk mendapatkan tiket sebagai capres dari Republik.

‘’Mayoritas warga Amerika tak ingin adanya tarung ulang antara Biden dan Trump,’’ kata Haley. (reuters/han)

 
Berita Terpopuler