China: Solusi Ketegangan di Laut Merah Hanya Akhiri Konflik Gaza

China mendukung dihentikannya perang Gaza.

Mass Communications Spc. 2nd Class Moises San
Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS, kapal pendarat amfibi USS Carter Hall dan kapal serbu amfibi USS Bataan transit di selat Bab al-Mandeb pada 9 Agustus 2023. Komandan tertinggi angkatan laut AS di Timur Tengah mengatakan Yaman Pemberontak Houthi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri serangan “sembrono” mereka terhadap kapal komersial di Laut Merah.
Rep: Lintar Satria Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyatakan, solusi untuk menghentikan ketegangan di Laut Merah bisa dicapai hanya dengan mengakhiri konflik di Gaza. 

"Perlu ditegaskan bahwa ketegangan di Laut Merah merupakan dampak dari konflik Gaza. Prioritas saat ini adalah mengakhiri pertempuran di Gaza sesegera mungkin demi menghindari eskalasi lebih lanjut dan mencegah situasi menjadi tidak terkendali," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Rabu (24/1/2024).

Kelompok Houthi di Yaman menargetkan serangan ke kapal komersial di Laut Merah yang diduga memiliki hubungan dengan Israel. Kelompok Houthi yang didukung Iran mengatakan serangan mereka ditujukan untuk menekan Tel Aviv agar menghentikan serangan mematikan di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 24 ribu warga Palestina sejak 7 Oktober 2023. 

"Kami percaya bahwa Dewan Keamanan PBB tidak pernah mengizinkan penggunaan kekuatan oleh negara mana pun di Yaman. Kedaulatan serta integritas wilayah Yaman dan negara-negara pesisir Laut Merah lainnya harus dihormati dengan sungguh-sungguh," ungkap Wang Wenbin.

Hal tersebut disampaikan terkait serangan udara oleh Amerika Serikat, Inggris dan sekutunya terhadap kota-kota Yaman yang dikendalikan oleh kelompok Houthi termasuk ibu kota Yaman, Sana'a, serta wilayah gubernuran Al Hudaydah, Sa'ada, dan Dhamar. 

Serangan dilakukan sebagai balasan atas serangan kelompok Houthi terhadap kapal-kapal sipil di Laut Merah yang memicu kekhawatiran terjadinya krisis inflasi baru dan gangguan terhadap rantai pasokan.

"China siap bekerja sama dengan semua pihak untuk membantu meredakan situasi dan menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Laut Merah," tambah Wang Wenbin meski tidak menjelaskan apa tindakan China selanjutnya.

Dia hanya menyebut China sangat prihatin atas eskalasi ketegangan di Laut Merah baru-baru ini. "Laut Merah merupakan jalur perdagangan internasional yang penting untuk logistik dan energi. China telah menjalin komunikasi yang erat dengan berbagai pihak dan berupaya secara aktif untuk meredakan ketegangan di Laut Merah," katanya.

China, kata Wang, menyerukan penghentian tindakan yang menimbulkan gangguan terhadap kapal-kapal sipil, dan mendesak pihak-pihak terkait untuk tidak menambahkan "bahan bakar" ke dalam api di Laut Merah dan bersama-sama menjaga keselamatan rute pelayaran Laut Merah sesuai dengan hukum.

Sebelumnya diberitakan banyak kapal barang yang melewati Laut Merah menggunakan lambang China maupun menuliskan "seluruh kru berasal dari China" untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan dengan China demi menghindari serangan dari kelompok Houthi.

Namun Pemerintah China telah membantah kelompok Houthi menjanjikan keamanan bagi kapal berbendera China di Laut Merah. 

Amerika serang Houthi ...

Sementara itu, Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka kembali melepaskan tembakan hanya menghancurkan dua rudal anti-kapal Houthi yang siap diluncurkan ke arah Laut Merah. Serangan itu digelar sekitar pukul 02.30 waktu setempat.

Serangan pada Rabu (24/1/2024) merupakan serangan terbaru ke Houthi yang didukung Iran sebagai respon atas serangan-serangannya ke jalur pelayaran di Laut Merah.

Satu hari sebelumnya militer Amerika Serikat juga melakukan serangan serupa.

Baca Juga

Houthi yang menguasai daerah terpadat di Yaman mengatakan serangan-serangan ini bagian dari solidaritas mereka pada rakyat Palestina yang dibombardir Israel di Gaza.

Serangan Houthi mengganggu lalu lintas perdagangan dunia dan memperdalam kekhawatiran perang Israel di Gaza dapat menyebar ke seluruh kawasan Timur Tengah.

"Pasukan Amerika Serikat mengidentifikasi rudal di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan menilai keberadaan rudal-rudal itu ancaman nyata bagi kapal-kapal dagang dan Angkatan Laut Amerika Serikat di kawasan," kata Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) dalam pernyataannya.

"Pasukan Amerika Serikat kemudian menembak dan menghancurkan rudal itu sebagai bentuk pertahanan diri," tambah CENTCOM.

Pentagon mengatakan militer sudah menghancurkan atau merusak sekitar 25 peluncuran rudal dan fasilitas lainnya dan lebih dari 20 rudal sejak Amerika Serikat menyerang lokasi-lokasi Houthi di Yaman pada 11 Januari lalu.

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat juga mengatakan mereka menembak drone, radal pantai dan kapabilitas pengintaian serta gudang senjata Houthi.

"Kami sangat fokus pada menargetkan hal-hal yang mereka gunakan untuk menggunakan atau mengerahkan serangan-serangan terhadap pelayaran internasional dan marinir, dan itu akan tetap menjadi fokus kami," kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Patrick Ryder.

Ryder mencatat serangan terakhir Houthi pada 18 Januari lalu. Menandakan langkah Washington berdampak pada daya serang Houthi di Laut Tengah.

"Sejak itu kami sudah melakukan beberapa serangan bela diri, ketika terdapat ancaman nyata atau sebagai persiapan peluncuran rudal," katanya.

Baca juga: 5 Pilihan Doa Ini Bisa Jadi Munajat kepada Allah SWT Perlancar Rezeki

Pakar mengatakan pemerintah Presiden Amerika Serikat Joe Biden ingin memperlemah Houthi di Yaman. Tapi tidak mencoba mengalahkan kelompok atau menghadapi Iran yang merupakan sponsor utama Houthi secara langsung.

Strategi pemerintah Biden dengan mencampur serangan militer dengan sanksi. Tampaknya langkah ini bertujuan untuk menghukum Houthi sambil membatasi resiko konflik meluas di wilayah-wilayah lain di Timur Tengah.  

BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

 
Berita Terpopuler