ZIS Beri Kesejahteraan dan Kebahagiaan untuk Masyarakat Pesisir

ZIS mengalirkan kebaikan dan juga membuka jalan keluar bagi yang membutuhkan.

ANTARA/Asep Fathulrahman
Nelayan. Masyarakat pesisir mendapatkan manfaat dari ZIS.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nawawi, Kepala Humas BMH Pusat

Energi kebaikan dari zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) benar-benar memberi dampak kebaikan yang multimanfaat dan menyentuh jiwa raga warga yang menerima. Hal ini tergambar secara langsung saat Laznas BMH merealisasikan program khitan berkah di warga pesisir yang ada di Desa Pantai Harapan Jaya, Muara Gembong, Bekasi (27/12/23). Ketua Takmir Masjid Al-Husna, Payumi yang juga tokoh masyarakat mengaku mereka merasakan bagaimana manfaat dari program-program Baitul Mall Hidayatullah (BMH) selama ini.

Payumi berkata BMH telah membersamai warga di Pantai Harapan Jaya ini sejak 2005. "Bantuan mulai logistik, sumur bor, hingga hari ini khitan berkah, bahkan kalau ada banjir dan sebagainya, BMH turun ke sini. Jadi, kami sebagai warga sangat merasakan betul BMH benar-benar menyentuh hidup kami," kata Payumi.

Salah seorang warga yang anaknya dikhitan saat usianya akan lulus SD mengaku program khitan berkah BMH benar-benar menjadi solusi bagi diri dan keluarga perihal bagaimana anaknya bisa terjaga fitrahnya dengan baik. "Alhamdulillah, ada program ini (khitan berkah) dari BMH. Kami sangat bersyukur, akhirnya anak kami bisa khitan, sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya oleh kami. Ternyata Allah berikan jalan cepat sekarang."

Dua ungkapan itu memberikan kita satu bukti bahwa betapa luar biasa dampak kebaikan dari zakat, infak dan sedekah. Hal itu tidak saja mengalirkan kebaikan tetapi juga membuka jalan keluar bagi yang benar-benar membutuhkan. Dan, itulah mungkin satu jawaban mendasar, mengapa harta dalam Islam dianjurkan untuk diputar bagi kemaslahatan bersama. Tidak boleh harta hanya beredar di kalangan orang-orang kaya semata.

"Apa saja (harta yang diperoleh tanpa peperangan) yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk beberapa negeri adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. (Demikian) agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al-Hasyr: 7).

Sekalipun ayat itu berkaitan tentang fa'i (harta rampasan yang diperoleh dari orang kafir tanpa melalui peperangan) namun secara prinsip, perintah agar harta tidak berputar di kalangan orang kaya semata dapat dimaklumi sebagai hal yang baik kita wujudkan di era kita saat ini. Apalagi fakta tentang anak yatim, orang miskin, orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan dan orang teraniaya tetap ada. Maka tugas orang-orang kaya adalah memberikan hartanya dalam bentuk zakat, infak dan sedekah untuk menghadirkan maslahat bagi kelompok yang secara ekonomi kurang beruntung.

Dalam kata yang lain, zakat, infak dan sedekah benar-benar mendatangkan kebaikan, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat yang membutuhkan. Artinya, semakin orang-orang Islam yang kaya sadar akan pentingnya ZIS ditunaikan, semakin terbuka peluang umat Islam yang kesulitan ekonomi tertolong dan dapat kita berdayakan secara simultan.

Karena itu kriteria iman yang baik bagi orang yang memiliki kelebihan harta adalah berinfak. "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (QS. Ali Imran: 3).

Inovasi Program

Ketika orang-orang kaya membayar zakat, menunaikan infak dan sedekah, maka itu satu kondisi yang sangat baik. Akan menjadi lebih baik lagi kala lembaga pengelola zakat, infak dan sedekah juga memiliki inovasi program yang memadai, menjawab kebutuhan masyarakat.

Seperti yang Laznas BMH lakukan di Pasir Gombong, khitan berkah. Total anak yang dikhitan ada 30 jiwa. Tentu mengkhitan mereka satu persatu butuh waktu. Maka agar tidak terjadi kebosanan pada jiwa anak serta orang tua yang menemaninya, Laznas BMH juga hadirkan program Indonesia Bercerita. Sebuah program yang menghadirkan story teller yang mengajak anak-anak peserta khitan itu menunggu antrian sembari belajar melalui dongeng.

Ternyata, program itu tidak saja mengundang antusiasme anak-anak peserta khitan. Para orang tua terutama kaum ibu, juga sangat menikmati sajian kisah dari story teller, yang dalam hal itu disampaikan oleh Kak Ryan.

Dalam amatan yang saya lakukan, program ini tidak saja menjadi solusi bagaimana fitrah anak terjaga, tetapi juga memberikan sarana edukasi yang ringan, mudah dipahami dan menyenangkan untuk diikuti. Sehingga tidak satu pun wajah anak-anak dan orang tua yang meninggalkan area Masjid Al-Husna sebagi lokasi kegiatan khitan berkah berlangsung, melainkan menampakkan wajah yang ceria disertai senyum yang terus menerus.

Jadi, amanah dari kaum Muslimin berupa zakat, infak dan sedekah, yang dikelola dengan tepat, dapat memberikan multimanfaat program yang benar-benar dirasakan langsung oleh warga. Dan, kita bisa meraba secara kasat mata, wahana berupa hiburan yang edukatif bagi anak-anak dan warga pesisir bukanlah hal yang sering dan mudah mereka peroleh. Artinya, inovasi program Indonesia Bercerita dari BMH benar-benar memberikan jawaban akan dahaga forum berkumpul yang edukatif dan menggerakkan.

Pada akhirnya kita dapat memahami Islam selalu memberikan jalan bagaimana kehidupan sosial kemasyarakatan berjalan dengan baik. Zakat, infak dan sedekah satu sisi tampak sebagai "tugas" berbagi harta dari yang kaya kepada yang miskin. Namun, dalam dimensi akhlak itu adalah sarana yang Allah hadirkan untuk orang-orang kaya punya kesempurnaan iman.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena itu tidak ada kata yang perlu kita sepakati dalam upaya membangun masyarakat Islam yang lebih baik selain terus berupaya meningkatkan kebaikan dan dampak multimanfaat dari zakat, infak dan sedekah ini. Kita perlu merenungkan apa yang ditekankan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya.

“Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR At-Thabrani).

Tetangga bagi orang yang hidup di rumah mewah, biasanya juga orang yang kaya, terlebih mereka tinggal di satu kawasan perumahan. Lalu siapa tetangga yang sekarang dalam keadaan lapar? Jelas adalah mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Tuhan telah menyediakan lembaga-lembaga amal sosial keagamaan sebagai jembatan membantu mereka yang memerlukan, layaknya BMH. Jadi, tetap sedekah, teruslah berinfak, dan jangan lupa membayar zakat. Karena itulah jalan terbaik bagi orang kaya menjaga iman dan menstabilkan kehidupan sosial kemasyarakatan bangsa ini.

 
Berita Terpopuler