Ketika Alquran Hanya Dibaca Tetapi tidak Diamalkan, Inilah yang akan Terjadi di Akhirat

Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang sangat istimewa.

EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
Ilustrasi membaca Alquran. Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang sangat istimewa.
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Baca Alquran adalah amal saleh yang sudah sepatutnya dilakukan oleh setiap Muslim. Membaca Alquran membuahkan pahala, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga

عن عائشة رضي الله عنها قالتْ: قالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: الذي يقرَأُ أُ القرآنَ وهو مَاهِرٌ به مع السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، والذي يقرَأُ القرآنَ ويَتَتَعْتَعُ فيه وهو عليه شَاقٌ لَهُ أجْرَانِ

Diriwayatkan dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang membaca Alquran dengan mahir adalah bersama malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan orang yang membaca Alquran dengan tergagap dan susah membacanya, baginya dua pahala." (Muttafaqun Alaih). Dalam riwayat Abdullah bin Mas'ud RA, Nabi SAW bersabda:

 مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ آلمَ حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِففٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ

"Siapa yang membaca satu huruf Alquran, maka baginya satu kebaikan, setiap satu kebaikan dilipat gandakan hingga sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Aliif Laam Miim satu huruf, akan tetapi Aliif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf."

Tidak hanya itu, seorang Muslim yang mendengarkan bacaan Alquran pun diganjar pahala. 

عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ، أنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قالَ: مَنِ اسْتَمَعَ إلى آيَةٍ مِن كِتابِ اللَّهِ كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً مُضاعَفَةً، ومَن تَلاها كانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ القِيامَةِ 

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, "Siapa yang mendengarkan ayat Alquran yang dibaca maka akan dicatat sebagai kebaikan yang berlipat. Dan siapa yang membacanya maka ia menjadi cahaya pada Hari Kiamat." (HR At Tirmidzi)

Namun, membaca Alquran bisa menjadi sia-sia alias percuma. Inilah yang diperingatkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy'ari RA, sebagai berikut:

- الطُّهورُ شَطرُ الإيمانِ والحمدُ للهِ تَملَأُ الميزانَ وسُبحانَ اللهِ والحمدُ للهِ تَملآنِ أو تَملَأُ ما بين السماواتِ والأرضَ والصلاةُ نورٌ والصدَقَةُ بُرهانٌ والصبرُ ضِياءٌ والقرآنُ حُجَّةٌ لك أو عليك كلُّ الناسِ يَغدو فبائعٌ نفسَه فمُعتِقُها أو موبِقُها

"Kesucian itu separuh dari iman, (ucapan) Alhamdulillah (Segala puji hanya bagi Allah) memenuhi timbangan, (ucapannya) Subhanallah (Mahasuci Allah) dan Alhamdulillah (Segala Puji hanya bagi Allah) keduanya memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah burhan (bukti), sabar itu dhiya’ (cahaya yang disertai rasa panas). Alquran itu bisa menjadi hujjah bagimu atau melawanmu. Setiap orang berangkat di pagi hari sampai menjual dirinya sehingga dia membebaskannya atau membinasakannya." (HR Muslim) 

Hadits itu menunjukkan, membaca Alquran dan mengamalkannya dapat menjadi hujjah bagi pembacanya di Hari Kiamat kelak. Namun hal yang sebaliknya bisa terjadi, ketika seorang Muslim membaca Alquran tapi tidak mengamalkan kandungan isi Alquran. 

Jika itu yang terjadi maka Alquran di Hari Kiamat akan berbalik melawan para pembaca Alquran. Rajin baca Alquran tapi tidak berbuat sebagaimana yang diperintahkan Alquran, maka Alquran akan menentang balik di Hari Akhir. 

Itu karena mereka tidak menjauhi apa yang dilarang, tidak mengharamkan apa yang telah ditetapkan keharamannya, tidak menghalalkan apa yang halal, tidak menetapkan keputusan atas dasar haram dan halal, tidak menerima apa yang telah ditetapkan, tidak ingin mengkaji, merenungkan dan mengamalkan ayat-ayat Allah SWT. 

Orang yang demikian itu, sekalipun dia rajin baca Alquran, menjadi tanda bahwa dia telah berdusta dalam perkataannya, mengingkari janjinya dan melanggar perintah Allah SWT. Maka sepatutnya setiap Muslim membaca dan mengamalkan ayat-ayat suci Alquran. Supaya Alquran menjadi pembelanya di Hari Akhir nanti. 

Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya

Ada kisah antara Imam Bukhari dan seorang perawi hadits di suatu kota. Saat itu Imam Bukhari bertemu dengannya, dan perawi tersebut diketahui punya seekor kuda. Suatu ketika, dia membawa ember sambil menggiring kudanya. Kuda itu pun mengikuti arahan ulama itu. 

Kemudian Imam Bukhari bertanya, "Apakah di dalam ember itu ada makanan kuda sehingga kuda itu menurut padamu?" Orang itu berkata, "Tidak ada. Ember ini kosong. Aku hanya membodohi kudaku." 

Mendengar hal tersebut, Imam Bukhari enggan meriwayatkan hadits darinya sekalipun hadits yang diriwayatkannya itu benar. 

Setelah itu Imam Bukhari... 

 

 

Setelah itu Imam Bukhari pergi meninggalkan perawi tersebut. Ini karena perawi tersebut telah membohongi kudanya, yang tidak sepatutnya dilakukan. Kisah ini menunjukkan betapa Imam Bukhari memperhatikan keselarasan antara keilmuan dan tindakan. 

Kehidupan seorang Muslim hendaknya terhubung dengan Alquran, karena ini adalah kitab suci yang menjadi pedoman dalam perjalanan umat manusia. Allah SWT berfirman: 

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخخَاسِرُونَ

"Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS Al Baqarah ayat 121) 

Ulama terdahulu merenungi kandungan Alquran hingga mengeluarkan air mata. Imam Al-Iraqi melalui kitab takhrij hadits yang mentakhrij hadits-hadits dalam kitab Ihya Ulumuddin, menyampaikan, Alquran diturunkan dengan kesedihan, sehingga bersedihlah saat membacanya. 

Imam Al-Iraqi menyampaikan, salah satu adab dalam membaca Alquran adalah menangis saat membaca ayat-ayat tentang adzab, Hari Kiamat, dan keadaan akhirat, serta kengerian di dalamnya. 

Dalam kondisi inilah seorang Muslim perlu melakukan introspeksi atas kelalaian atau kekurangan dirinya. Bersedih demi dirinya sendirinya, demi hati dan jiwanya. Hati yang keras pun menjadi lunak dan ini adalah tanda keberkahan ilahi. 

Baca juga: 5 Pilihan Doa Ini Bisa Jadi Munajat kepada Allah SWT Perlancar Rezeki

Imam Az-Zamakhsyari dalam kitab Tafsirnya "Al-Kasyyaf An Haqaiq Ghawamidit Tanzil" menyampaikan, Alquran itu melembutkan hati dan membuat basah matanya.

Orang yang membaca Alquran dapat membuat hati semakin lembut dan membuat dia menangis. Tangisan saat membaca Alquran tanda hadirnya hati untuk merenungi dan meresapi firman-firman Allah SWT.

 

Sumber: alukah

 

5 Golongan yang Dicintai Allah SWT Menurut Alquran. (ilustrasi) - (republika)

 
Berita Terpopuler