Boeing 737 Versus Airbus A350, Bagaimana Membandingkannya?

Membandingkan Boeing dan Airbus adalah dari pesawat jarak pendeknya.

EPA-EFE/NTSB HANDOUT
A handout photo made available on 08 January 2024 by the National Transportation Safety Board taken during the investigation into the sudden fuselage failure on a Boeing 737-9 MAX airplane being operated by Alaska Airlines Flight 1282 on 07 January 2024 in Portland, Oregon, USA. On 05 January 2024 fuselage panel on the plane suddenly blew out forcing pilots to make an emergency landing and resulting in the NTSB grounding all Boeing 737-9 MAX models for inspection.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DI awal tahun 2024 sudah ada dua kejadian dalam dunia penerbangan komersial. Pertama, pada Selasa (2/1/2024), pesawat Japan Airlines Airbus A350 bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang di Bandara Haneda Tokyo pada Selasa (2/1/2024). 

Baca Juga

Kedua, regulator penerbangan sipil Amerika Serikat (AS) atau Federal Aviation Administration (FAA) saat ini sudah melarang terbang pesawat Boeing 737 Max 9. Hal tersebut dilakukan setelah adanya lepasnya jendela pesawat tersebut saat sedang dioperasikan Alaska Airlines. 

Dalam penerbangan komersial yang sangat luas, dua raksasa mendominasi angkasa. Yakni, Boeing dan Airbus. 

Dilansir Aviation Geek Club, Selasa (9/1/2024), menurut Flight Deck Friend cara terbaik untuk menggambarkan perbedaan mendasar Boeing dan Airbus adalah dengan membandingkan dua pesawat jarak pendeknya, A320 dan Boeing 737 karena keduanya adalah pesawat jarak pendek yang paling banyak digunakan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia dengan selisih tertentu. 

Pilot Boeing 737 Randy Duncan di Quora menuturkan orang-orang Airbus mengatakan sistem mereka menurunkan beban kerja pilot dan meningkatkan kesadaran situasional mereka karena memungkinkan mereka untuk fokus pada pelaksanaan penerbangan pada tingkat yang lebih tinggi daripada mengkhawatirkan dinamika penerbangan. 

Pesawat Airbus terbaru A350 terbang di atas bandara Toulouse-Blagnac selama penerbangan perdananya di Perancis, Jumat (14/6). (Reuters/Jean-Philippe Arles) - ()

“Orang-orang Boeing mengatakan mereka tidak ingin ada ‘komputer sialan’ yang menerbangkan pesawat dan mereka memiliki kendali penuh atas pesawat tersebut dan dapat menggulingkannya jika diperlukan,” ujar Duncan. 

Terkait panel atas pesawat, menurut Duncan, dia tidak tahu cara kerjanya panel atas A320 tetapi kelihatannya dirancang dengan baik. Sementara itu, dia tahu cara kerjanya panel atas Boeing 737 tetapi tata letaknya rumit dan bisa membingungkan. 

Selain itu, Duncan melanjutkan dengan mengatakan dia menerbangan 737 yang tidak memiliki peningkatan stabilitas kecuali pada sumbu yaw. Dia juga mendengar banyak pilot Boeing mengeluh tentang Fly By Wire. Mereka yang mempunyai pendapat paling kuat belum pernah menerbangkan Airbus. 

“Boeing memang memiliki Fly by Wire di pesawat berbadan lebar mereka.Filosofi desainnya sedikit berbeda tetapi masih ada mikroprosesor yang membuat keputusan dinamis mengenai defleksi kendali,” katanya

Secara pribadi, Duncan suka 737....

 

 

 

Secara pribadi, Duncan suka 737 kecil dia dan senang menerbangkannya. Dia ingin sekali menerbangkan Airbus tetapi tidak cukup melalui siklus pelatihan untuk melakukannya.

Saat Duncan duduk di jumpseat Airbus, dia tersesat. Duncan tidak tahu cara menghidupkan mesin dan prosedurnya asing bagi dia. 

“Kokpit Airbus terlihat luas dan dirancang dengan baik dibandingkan dengan ruang sempit pada 737. Saya terutama menyukai jumpseat Airbus. Jumpseat 737 adalah jenis papan setrika yang dapat dilipat keluar dari dinding dan ruang untuk kaki membuat kursi pelatih tampak mewah. Ini akan menjadi tantangan teknis untuk membuatnya kurang nyaman,” katanya. 

“Tata letak 737 sudah sangat tua dan meskipun telah mengalami banyak pembaruan avionik, mesin, dan sayap, namun masih terasa kuno. Meskipun demikian, 737 sangat-sangat dapat diandalkan. Sangat jarang kami tidak dapat memberangkatkan pesawatnya. Hal itu tidak terjadi pada model lama.”

Sementara itu, dilansir Aviation Week, Selasa (9/1/2024), perbandingan dua pesawat berbadan lebar “komposit”,  Airbus A350 dan Boeing 787 dilihat dari rata-rata siklus bulanan (penerbangan) pesawat adalah rata-rata siklus penerbangan bulanan untuk A350, baik -900 maupun -1000, telah kembali ke tingkat bulanan tahun 2019 pada pertengahan tahun 2023. A350-1000 rata-rata melakukan jumlah siklus paling sedikit per bulan, sedikit di atas 40, karena pesawat tersebut terbang pada sektor yang panjang. 

787-8 telah berada di atas level tahun 2019 sepanjang tahun 2023 dan merupakan pesawat yang memiliki jumlah siklus bulanan rata-rata tertinggi, hampir 57, karena sifat operasi 787-8 dan operator Jepang yang menggunakannya pada rute utama domestik. Pesawat 787-9 kembali ke tingkat yang sama pada tahun 2019, dibantu oleh kembalinya lalu lintas Internasional, sedangkan pesawat 787-10 mempunyai paruh pertama tahun 2023 yang baik dan paruh kedua tahun 2023 yang kurang memuaskan. 

Dengan permintaan lalu lintas internasional yang terus berlanjut, pesawat-pesawat berbadan lebar ini, bersama dengan pesawat-pesawat yang lebih tua, harus terus meningkatkan pemanfaatannya pada tahun 2024. 

 

Data ini dikumpulkan menggunakan alat Pemanfaatan Pesawat Terlacak dari Aviation Week

 
Berita Terpopuler