Masih Batuk Setelah Berminggu-minggu, Kapan Harus ke Dokter?

Batuk biasanya bisa sembuh sendiri.

Pixabay
Perempuan batuk. Ada tanda-tanda bahaya yang terkait dengan batuk yang memerlukan perhatian medis segera.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batuk yang terus-menerus terkadang memerlukan perhatian medis. Mengapa kondisi ini bisa terjadi dan kapan Anda harus mencari bantuan medis?

Kepala Departemen Kedokteran Paru di Rumah Sakit Amrita, Faridabad, di India, Arjun Khanna menjelaskan bahwa saat ini banyak pasien yang mengalami batuk pasca infeksi virus, terutama setelah infeksi virus ringan. Batuk ini biasanya sembuh dengan sendiri, tapi kondisi cuaca dingin dan tingkat polusi yang tinggi dapat memperburuk penyakit itu.

"Kadang-kadang, bahkan batuk yang berkepanjangan ini Anda mungkin memerlukan intervensi medis dan Anda mungkin perlu menemui ahli paru," kata dr Khanna, dilansir Times Now News, Jumat (5/1/2024).

Menurut konsultan penyakit menular di P. D. Hinduja Hospital & Medical Research Centre, dr Umang Agrawal, batuk yang berkepanjangan bisa disebabkan oleh fenomena bernama bronkitis pasca infeksi virus. Sementara itu, Direktur Penyakit Dalam di Max Super Speciality Hospital, dr Mukesh Mehra, menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa batuk bisa bertahan lama dan menjadi batuk kronis.

Baca Juga

Jika batuk berlanjut selama lebih dari enam sampai delapan pekan, ada kemungkinan batuk tersebut sudah menjadi batuk kronis. Dokter Arjun mengingatkan bahwa terdapat tanda-tanda bahaya yang terkait dengan batuk yang memerlukan perhatian medis segera, seperti pusing, pingsan, batuk yang mengganggu tidur, adanya darah atau dahak bernanah, nyeri dada, atau sesak napas yang terkait dengan batuk.

Ini mungkin bukan hanya batuk alergi biasa, yang diperlukan penanganan medis khusus. Berbagai faktor seperti flu, alergi, virus, debu, atau peradangan yang mengiritasi saluran hidung dapat menjadi penyebab batuk yang terus-menerus.

Ketika lendir dari hidung menetes ke tenggorokan, ini bisa menyebabkan batuk terutama di malam hari. Perawatan seperti dekongestan, antihistamin, atau steroid hidung dapat membantu tergantung pada gejala yang dialami.

Dokter Manoj menyoroti bahwa terjadi lonjakan infeksi berbagai jenis virus, termasuk munculnya varian virus penyebab Covid-19 serta prevalensi yang meningkat dari flu, pneumonia, dan batuk rejan. Faktor lingkungan seperti cuaca buruk dan tingkat polusi juga ikut memengaruhi kondisi ini.

Terkait dengan penggunaan sirup obat batuk, dr Arjun mengingatkan pentingnya berkonsultasi dengan ahli paru sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut. Sebab, beberapa jenis sirup dapat berbeda fungsinya sesuai dengan jenis batuk yang dialami seseorang.

Di antara mitos yang berkaitan dengan batuk, dr Arjun juga menuebut bahwa banyak tren makanan yang dikaitkan dengan batuk sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Dalam menghadapi batuk yang berkepanjangan atau gejala yang terkait dengan batuk, konsultasikan dengan ahli paru untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

"Gejala batuk yang berkelanjutan atau menggunakan obat-obatan tanpa rekomendasi medis dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius," kata dr Arjun.

 
Berita Terpopuler