Inflasi Terendah Sejak Reformasi, Zulhas Pamer Strateginya

Suplai beras kini mulai lancar dan sudah cenderung turun harganya.

istimewa/doc humas
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan, tingkat inflasi nasional pada 2023 terjaga di level 2,61 persen. Angka itu, kata dia, terendah sepanjang reformasi.

Baca Juga

Dirinya menuturkan, kunci keberhasilan menekan inflasi yakni dengan turun langsung ke pasar. Tujuannya adalah memantau harga bahan pokok (bapok). 

Disebutkan, sepanjang 2023, Kemendag melakukan pantauan secara intensif di 679 pasar di 503 kabupaten/kota melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP). "Jadi, kalau ada pasokan yang terlambat kita koordinasi masalahnya apa, kemudian kita antisipasi," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/1/2023). 

Pada hari ini pun, kementerian telah memantau harga beras. Pria yang akrab disapa Zulhas itu menuturkan, suplai beras kini mulai lancar dan sudah cenderung turun harganya sedikit demi sedikit.

"Tapi yang pasti tidak naik lagi," ujarnya.

Kementerian pun, sambung dia, menggandeng Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Lalu, memastikan komoditas berasal dari luar negeri datang tepat waktu. Pemerintah sendiri menargetkan tingkat inflasi tahun ini di kisaran 1,5-3,5 persen.

Sementara pada 2023, jelas Zulhas, upaya stabilisasi minyak goreng dan bahan pokok lainnya turut meredam laju inflasi. "Memang Desember harga cabai melejit itu musiman musim hujan panen gagal, tapi tadi saya sudah turun ke pasar sudah turun rata-rata Rp 70 ribu di Jakarta, kalau di Jawa Rp 45 ribu, dan di Sumatra Rp 35 ribu," tuturnya.

 
Berita Terpopuler