Anak Jangan Terlalu Dimanja, Risikonya Besar Bagi Kesuksesannya Kelak

Sindrom anak manja terjadi akibat ortu gagal dorong anak berperilaku sesuai usia.

Republika/Prayogi
Anak bergandengan tangan dengan ayah dan ibunya (ilustrasi). Setiap anak memiliki fase perkembangan sesuai tahapan usianya.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin anak sukses di kemudian hari? Pakar pendidikan Susanto, menyerukan agar orang tua tidak membesarkan anak dengan cara memanjakan mereka.

"Orang tua perlu menghindari memanjakan anak," kata Susanto saat dihubungi di Jakarta, Selasa (2/1/2023).

Baca Juga

Susanto menjelaskan perilaku anak manja cenderung egois, tidak dewasa, dan tantrum jika keinginannya tak dipenuhi. Anak juga menjadi tidak mampu mengatasi keinginan atau tidak dapat menunda keinginan.

"Dia cenderung memanipulasi untuk mendapatkan apa yang dimaui," ujarnya.

Susanto mengatakan "sindrom anak manja" terjadi akibat gagalnya orang tua dalam mendorong anak berperilaku sesuai usianya. Anak manja akan rentan membahayakan masa depannya karena ia mengalami hambatan kematangan dan akan memilih tergantung pada orang lain.

"Padahal, ketergantungan pada orang lain merupakan pantangan bagi orang sukses," kata Susanto yang juga dosen Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta ini.

Orang tua juga diminta menghindari beberapa hal lainnya, di antaranya anak tidak diajarkan kemandirian sesuai usianya. Setiap anak memiliki fase perkembangan sesuai tahapan usianya.

Hal-hal sederhana bisa diterapkan sejak dini. Contohnya, belajar menyiapkan baju sekolah sesuai jadwal, belajar menyiapkan buku sesuai jadwal, belajar mengerjakan tugas sekolah, dan membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.

"Ini adalah hal-hal sederhana, namun merupakan hal prinsip yang perlu diajarkan pada anak sesuai tahapan-nya. Karena kemandirian merupakan modal berharga menghantarkan anak memiliki pribadi tangguh, memiliki jiwa perintis dan pengembang dalam kehidupannya," kata pendiri Sekolah Berbasis Karakter Genius Islamic School Kota Depok, Jawa Barat ini.

Selain itu, orang tua sebaiknya tak terlalu mengatur anak. Campur tangan ayah dan ibu yang terlalu jauh dapat membuat anak tidak kreatif.

"Anak perlu menyadari akan aturan, namun tak perlu segalanya diatur-atur karena akan membentuk pribadi yang tidak kreatif dan miskin inovasi," kata Susanto.

Setiap anak memiliki ide, gagasan, cita-cita, dan idealisme. Sementara tugas orang tua menstimulasi dan memandu agar cita-cita anak tercapai.

"Jika anak dalam kondisi lemah semangat, orang tua memberikan motivasi, jika anak mengalami hambatan, berikan anak kesempatan menyelesaikan masalahnya dan doakan agar diberikan kemudahan oleh Tuhan," kata Susanto yang juga ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.

 
Berita Terpopuler