7 Bukti Kebenaran Islam yang tidak Bisa Terbantahkan Sepanjang Masa

Islam adalah agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi. Islam adalah agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Semua manusia pasti memiliki keraguan, sehingga banyak yang bertanya-tanya apakah keimanan mereka tidak berdasar? Apakah mereka tidak akan menganut agama lain jika mereka dilahirkan dalam keluarga yang berbeda? 

Baca Juga

Islam tidak menolak pertanyaan-pertanyaan tersebut dan bahkan mendorong penemuan dan penalaran ketika mendekati keimanan. Jadi, hal itu bukanlah hal yang negatif untuk dipertanyakan.

Hal ini karena, keimanan hanya dapat dibangun di atas landasan pengetahuan yang kokoh. Dalam Alquran, Allah SWT juga telah berfirman: 

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ Artinya: "Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama..."( QS Fatir [35]:28).

Seperti dilansir Aboutislam, berikut tujuh bukti untuk mengetahui bahwa Islam adalah kebenaran dan sempurna bagi seluruh umat manusia: 

1. Islam adalah ajaran yang sama dari semua nabi

Dari manusia pertama dan Nabi Adam SAW hingga nabi terakhir, Muhammad SAW, risalah kepada umat manusia tidak berubah. Sembahlah Tuhan, satu-satunya Tuhan yang benar, dan ikuti teladan para nabi-Nya. 

Setiap Nabi diutus Allah SWT kepada umat manusia untuk menyampaikan pesan sederhana: Bahwa Allah SWT itu esa. Dalam Alkitab, Markus 12:29, Yesus berkata:  "Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."  

Pesan Islam tetap sama, beribadah kepada Allah SWT saja  dan mengikuti rasul-Nya, seperti yang dilakukan manusia pertama, yakni Nabi Adam.

2. Alquran adalah satu-satunya kitab suci yang tak pernah diubah oleh manusia

Allah SWT berfirman: 

 اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS Al-Hijr [15]:9)

Alquran ditulis pada masa hidup dan masa Nabi Muhammad SAW. Hal ini tidak hanya menjamin kelangsungan hidupnya setelah masa hidup nabi, Alquran juga dihafal oleh ratusan dan ribuan orang dan disebarkan kata demi kata ke seluruh Arab.

Baca juga: Alquran Abadikan Tingkah Laku Yahudi yang Bodoh tapi Berlagak Pintar

Menurut Lost Islamic History, “Mereka yang telah mendengar ayat-ayat Nabi akan pergi dan menyebarkannya ke suku-suku yang jauh, yang juga akan menghafalnya. Dengan cara ini, Alquran mencapai status sastra yang dikenal di kalangan orang Arab sebagai mutawatir. Mutawatir artinya disebarluaskan ke berbagai kelompok masyarakat, yang semuanya memiliki kata-kata yang sama persis.” 

Setiap kata, huruf dan bahkan setiap jeda dalam Alquran telah diturunkan dan tetap sama sampai hari ini, lebih dari 1400 tahun setelah wahyu diturunkan. 

 

 

3. Islam mempromosikan penggunaan logika, akal, dan pengetahuan

Umat manusia diberikan logika dan kecerdasan karena suatu alasan. Allah SWT tidak akan pernah meminta kita untuk mengesampingkannya dalam hal iman dan kepercayaan kepada-Nya. Tanpa penggunaan akal kita, iman menjadi lemah.

Allah SWT tahu bahwa manusia membutuhkan bukti untuk memiliki iman yang lebih dalam. Bahkan Ibrahim As meminta kepada Allah SWT untuk memberinya suatu tanda agar keimanannya bisa kokoh. Dan Allah SWR melakukan hal itu melalui burung-burung yang dilatih dan dipanggil kembali oleh Ibrahim setelah kematian mereka.  

Allah SWT juga memberikan bukti seperti itu dalam Islam. Alquran menyajikan penalaran dan mendorong manusia untuk berpikir tentang tanda-tanda penciptaan dan tanda-tanda Alquran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:   

كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ Artinya: "(Alquran ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) yang penuh berkah supaya mereka menghayati ayat-ayatnya dan orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran." (QS Sad [38]:29) 

4. Bukti ilmiah 

Beberapa bukti Islam baru ditemukan saat umat manusia melakukan penemuan-penemuan ilmiah. Beberapa bukti ilmiah tersebut antara lain sebagai berikut: 

a. Lautan tidak bercampur satu sama lain. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِۙ. بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِۚ

Artinya: "Dia membiarkan dua laut (tawar dan asin) bertemu. Di antara keduanya ada pembatas yang tidak dilampaui oleh masing-masing." (QS Ar-Rahman [55]:19-20). 

Hal ini disebut fenomena Haloklin dan baru ditemukan paling awal pada akhir abad ke-19 (13 abad setelah wahyu dalam Alquran), hingga saat itu diyakini bahwa lautan hanyalah satu benda yang homogen dan mengalir bebas.

Karena kekuatan fisik yang disebut 'tegangan permukaan', perairan laut di sekitarnya tidak bercampur. Karena perbedaan kepadatan perairan, tegangan permukaan mencegah mereka untuk bercampur satu sama lain, seolah-olah ada dinding tipis di antara mereka. 

b. Perluasan alam semesta. Allah SWT berfirman: 

وَالسَّمَاۤءَ بَنَيْنٰهَا بِاَيْىدٍ وَّاِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ Artinya: "Langit Kami bangun dengan tangan (kekuatan Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskan(-nya). (QS Az-Zqriyat [51]:47)

Pada awal abad ke-20, satu-satunya pandangan dalam komunitas ilmiah adalah bahwa alam semesta memiliki ukuran yang tetap dan keberadaannya tidak terbatas. Namun, penelitian modern telah menyingkapkan bahwa alam semesta sebenarnya mempunyai permulaan dan terus-menerus “mengembang”.

Baca juga: Ketika Dilanda Kesulitan Hidup, Bacalah Dzikir Istimewa Rasulullah SAW Ini

Sebuah fakta yang dijelaskan dalam Alquran pada masa ketika teleskop dan kemajuan teknologi serupa belum ditemukan.

c. Fungsi pegunungan. Allah SWT berfirman: 

وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ

Artinya: "Kami telah menjadikan di bumi gunung-gunung yang kukuh agar (tidak) berguncang bersama mereka dan Kami menjadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas agar mereka mendapat petunjuk." (QS Al-Anbiya' [21]:31) 

Ayat tersebut menyebutkan bahwa gunung mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya guncangan pada bumi (jangan sampai terjadi pergeseran). Fakta ini tidak diketahui oleh siapa pun pada saat Alquran diturunkan. Hal ini baru terungkap baru-baru ini sebagai hasil temuan penelitian geologi modern. 

“Pegunungan mempunyai peran yang mirip dengan paku atau pasak yang menahan tenda dengan kuat. Misalnya, Gunung Everest, yang puncaknya kira-kira 9 km di atas permukaan bumi, mempunyai akar yang lebih dalam dari 125 km.” Andre Cailleux dan J Moody Stuart, Anatomi Bumi (McGraw-Hill Companies: 1968), 220.) 

Demikian pula, pegunungan meluas hingga ke lapisan permukaan yang menghubungkan garis-garis di dalam dan di bawah permukaan, dan menyatukannya.

Dengan memperbaiki kerak bumi, mereka mencegah terjadinya pergeseran di atas lapisan magma atau di antara lapisan-lapisan tersebut. Fakta ilmiah baru ditemukan baru-baru ini namun disebutkan dalam Alquran pada abad ke-7. 

5. Nabi Muhammad disebutkan dalam wahyu sebelumnya

Nabi Muhammad disebutkan berkali-kali dalam Perjanjian Lama dan Baru. Di beberapa tempat namanya diterjemahkan sebagai penghibur. Ini adalah nama Muhammad yang diterjemahkan. 

Menurut Dr Zakir Naik, “kata ‘Comforter/Penghibur’ digunakan dalam terjemahan bahasa Inggris dari kata Yunani “Paracletos” yang berarti pembela atau teman yang baik, bukan penghibur. “Paracletos” adalah pembacaan yang salah untuk “Periclytos”.  

Yesus atau Nabi Isa As sebenarnya menubuatkan Ahmed dengan namanya. Bahkan kata Yunani “Paraclete” mengacu pada Nabi SAW yang merupakan rahmat bagi semua makhluk.” 

Hal ini juga disebutkan dalam Yesaya 29:12: dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca." 

Kita pun mengetahui kisah ketika Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW di Gua Hirah dan memerintahkan Muhammad untuk “Membaca” dan Muhammad menjawab bahwa dia tidak bisa membaca atau “Saya tidak terpelajar”. 

6. Bukti kenabian muhammad

Setiap nabi datang dengan karakter dan akhlak yang baik. Tidak terkecuali Nabi Muhammad. Beliau dikenal sebagai orang yang amanah dan jujur bahkan di mata musuh-musuhnya. 

Setiap nabi datang dengan mukjizat. Nabi Muhammad SAW, dengan izin Allah SW juga melakukan banyak mukjizat. Pada masa kenabiannya, salah satu mukjizat beliau adalah beliau diijinkan Allah untuk membelah bulan. Allah SWT berfirman:   

اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ. وَاِنْ يَّرَوْا اٰيَةً يُّعْرِضُوْا وَيَقُوْلُوْا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ. وَكَذَّبُوْا وَاتَّبَعُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْ وَكُلُّ اَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ 

Artinya: "Hari Kiamat makin dekat dan bulan terbelah. Jika mereka (kaum musyrik Makkah) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus-menerus". Mereka mendustakan (Nabi Muhammad) dan mengikuti keinginan mereka, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya." (QS Al-Qamar [54]:1-3)

Banyak orang di seluruh dunia juga menyaksikan terbelahnya bulan dan tercatat di banyak belahan dunia. 

 

Setiap Nabi mempunyai karunia mampu menyembuhkan orang sakit. Ini juga merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW. Dikatakan dalam riwayat shahih bahwa “Abdullah bin Ateek patah kakinya dan Muhammad menyembuhkannya dengan mengusapkan tangannya ke kaki itu. Abdullah mengatakan seolah-olah tidak terjadi apa-apa!”. (Shahih Bukhari). 

Empat Makna Penting dalam Ayat Laqod Jaakum terkait Nabi Muhammad - (Republika)

 
Berita Terpopuler