Komentari Rusuh di Papua Saat Prosesi Pemakaman Lukas Enembe, Anies Sampaikan Empat Hal 

Anies berharap agar situasi ketegangan di Jayapura segera mereda.

ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Polisi melihat kondisi mobil yang dibakar massa di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (28/12/2023). Arak-arakan saat prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua Lukas Enembe diwarnai kericuhan massa yang membakar mobil dan menyerang aparat.
Rep: Eva Rianti  Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, menyampaikan tanggapannya tentang kerusuhan yang terjadi di Papua saat momen kepulangan jenazah mantan gubernur Papua Lukas Enembe, Kamis (28/12/2023). Anies mengaku prihatin atas insiden yang menyebabkan sejumlah orang terluka, termasuk Penjabat (Pj) Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun. 

Baca Juga

"Di sela-sela tugas saya sebagai calon presiden sedang menjalani proses kampanye kami menyampaikan belasungkawa dan simpati kepada semua korban, di sisi lain tentu ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengambil hikmah atas apa yang terjadi untuk pelajaran bagi bangsa kita," kata Anies kepada wartawan saat melakukan kegiatan kampanye di wilayah Jawa Timur, Kamis. 

Ada empat poin yang Anies sampaikan mengenai kasus tersebut. Poin pertama, Anies menyinggung tentang kekerasan yang seolah 'kerasan' terjadi di Tanah Papua. 

"Pertama, kita semua menyadari bahwa Tanah Papua yang sesungguhnya indah, damai, kaya raya itu sudah lelah dengan kekerasan. Dialog saya dengan para tokoh masyarakat, para pemuka adat, para cendikiawan, rohaniawan yang ada di Papua semua menyampaikan bahwa 'kami lelah dengan kekerasan', 'kami lelah dgn terjadinya pertumpahan darah di tanah kami'," tutur Anies.

Kedua, Anies menyebut ada harapan yg besar sekali dari hampir seluruh masyarakat Papua agar dilakukan dialog, proses komunikasi atas dasar kepercayaan, dan saling peduli untuk mencari solusi yang permanen dan berorientasi pada pemenuhan rasa keadilan. Sebab, kunci untuk menyelesaikan masalah terutama dengan dialog yang bereadilan. 

"Ketiga, kita juga belajar betapa pentingnya menjaga keselarasan antara kekuasaan atau kewenangan dengan rasa hormat dan kewibawaan di mata masyarakat karena kita tahu bila ketiganya tidak tersambungkan, maka akan ada sumbatan yang bisa meletup. Dan kalau melutup dengan kekerasan, maka semua akan merasakan dampak negatifnya," jelasnya. 

Keempat, Anies mengajak semua masyarakat untuk berdoa agar situasi ketegangan di Jayapura segera mereda kondisi. Dia juga mengajak semua pihak untuk menghadiri sembari memberikan penghormatan yang terakhir untuk mengantarkan almarhum Lukas Enembe ke tempat peristirahatan yang damai. 

"Dan saya ingin garis bawahi bahwa kedamaian itu, nantinya ditandai bukan dengan tiadanya konflik, tiadanya kekerasan tapi ditandai dengan rasa keadilan. Itu barang kali yg ingin saya sampaikan terkait dengan Papua," ujar dia. 

 

 

Sebelumnya diketahui, kerusuhan di Sentani-Jayapura mewarnai kepulangan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe, Kamis (28/12/2023). Sejumlah warga, petugas keamanan kepolisian dan militer, termasuk pejabat gubernur serta ajudannya terluka akibat lemparan-lemparan batu. Aktivitas masyarakat, pun dikabarkan lumpuh di Sentani-Jayapura akibat kerusuhan tersebut.

Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar (Kombes) Ignatius Benny Prabowo membenarkan kabar terkait kerusuhan itu. Namun Kombes Benny mengatakan, kerusuhan tersebut hanya aksi-aksi sepihak para warga yang tak menghendaki Papua tetap kondusif.  Seharusnya, kata dia, prosesi pemakaman almarhum Lukas Enembe tidak disertai dengan aksi-aksi emosi yang berlebihan.

"Mereka hanya terprovokasi untuk selalu melakukan kerusuhan," kata Kombes Benny.

Kombes Benny, pun membenarkan kabar tentang Pejabat Gubernur Papua Ridwan Ramasukkun yang menjadi salah-satu korban kerusuhan tersebut.  “Iya, beliau terkena lemparan,” ujar Kombes Benny. 

Ilustrasi Kasus Lukas Enembe di KPK - (republika/mgrol101)

 
Berita Terpopuler