Pemasaran Susu Formula Jadi Tantangan Turunkan Stunting dan Kampanye Pemberian ASI

Kode tentang Pemasaran Produk Pengganti ASI perlu diperkuat.

Republika/Wihdan Hidayat
Ibu memegang botol air susu ibu (ASI) dan alat pemerah ASI. Promosi susu formula menghambat kampanye pemberian ASI.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri PelanggaranKode.org, Irma Hidayana menyampaikan keprihatinan terkait meningkatnya tantangan dalam mempromosikan menyusui dan melawan pengaruh besar industri susu formula. Irma menyoroti perlunya melindungi kebijakan pemberian ASI (Air Susu Ibu) dan memperkuat Kode tentang Pemasaran Produk Pengganti ASI sebagai landasan global.

Baca Juga

Irma menjelaskan bahwa mendukung Kementerian Kesehatan dalam upaya pencegahan stunting menjadi fokus utama. Menurutnya, studi ilmiah lapangan menunjukkan korelasi positif antara peningkatan angka menyusui dan penurunan angka stunting.

"Kalau kita berhasil meningkatkan atau angka menyusui itu, niscaya angka stunting itu bisa dicegah gitu, kurang lebih seperti itu," kata Irma dalam webinar Melindungi Ibu dan Anak dari Promosi Susu Formula yang Agresif, Kamis (21/12/2023).

Meskipun ada upaya seperti promosi dan edukasi menyusui, Irma menekankan adanya tantangan besar yang disebabkan oleh pengaruh industri susu formula. Kode Internasional tentang Pemasaran Produk Pengganti ASI menjadi pedoman dalam memastikan etika pemasaran produk-produk tersebut.

Irma menjelaskan bahwa meskipun penjualan boleh dilakukan, tapi memasarkan, mengiklankan, dan mempromosikan produk susu formula secara etis dilarang oleh kode ini.

 

Laman PelanggaranKode.org berupaya menegakkan aturan tersebut melalui edukasi publik, pelaporan pelanggaran, dan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan. Sejak 2021 hingga pertengahan Desember 2023, PelanggaranKode.org telah menerima lebih dari 1.300 laporan pelanggaran kode, baik melalui internet maupun noninternet.

Irma menjelaskan bahwa laporan yang diverifikasi mencapai lebih dari 1.200. Semuanya dapat dilihat secara terperinci di situs web mereka.

Irma juga menyoroti dampak negatif dari praktik pemasaran susu formula yang tidak etis pada ibu dan anak. Dia mengungkapkan bahwa pelanggaran sering terjadi melalui pesan pribadi, SMS, atau media sosial, dan fasilitas kesehatan juga terlibat dalam membagikan produk susu formula secara tidak bertanggung jawab.

 

Melalui kampanye PelanggaranKode.org, Irma berharap dapat memberikan bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung perubahan kebijakan publik yang lebih melindungi menyusui dari promosi produk susu formula yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, dia mengajak para ibu, petugas kesehatan, dan fasilitas kesehatan untuk bersama-sama melawan dampak negatif industri susu formula dan menjaga kesehatan anak-anak Indonesia. 

 
Berita Terpopuler