Lima Film Masa Kecil Ini Beri Kesan Berbeda Jika Ditonton Ulang Saat Dewasa

Film Home Alone akan lebih menakutkan saat kita menontonnya ketika dewasa.

20th century fox.
Salah satu adegan film Home Alone. Lima film ini beri kesan yang berbeda saat ditonton ketika dewasa.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menonton ulang film klasik masa kanak-kanak ketika seseorang sudah berusia dewasa bukan sekadar nostalgia. Bisa terungkap kedalaman mengejutkan dari film, atau petualangan yang tadinya ringan tiba-tiba tampak jauh lebih kompleks, bahkan tragis.

Baca Juga

Anak-anak mungkin tidak memiliki rentang emosi untuk mengapresiasi sepenuhnya setiap aspek film. Pengalaman tumbuh dewasa memungkinkan seseorang untuk memahami elemen lain tersebut serta lebih berempati dengan karakter yang lebih tua dalam film.

Meskipun film fokus pada aksi atau komedi di tingkat permukaan, orang dewasa dapat menangkap petunjuk yang lebih halus. 

Berikut lima judul film masa kecil yang bisa terasa berbeda jika ditonton ulang saat dewasa, dikutip dari laman ScreenRant, Jumat (22/12/2023).

1. Home Alone (1990)

Komikal dan penuh tawa, mungkin demikian kesan film Home Alone dari sudut pandang anak-anak. Kevin, tokoh utama film, juga menganggap ditinggal sendirian di rumah adalah kesempatan bersantai dan bersenang-senang. Mungkin demikian pula yang ada di benak anak.

Berbeda dengan orang dewasa yang menonton kembali film ini, mungkin akan merasa ngeri dibanding sebelumnya. Kemungkinan meninggalkan seorang anak tanpa pengawasan tentu akan terasa jauh lebih menakutkan dan merupakan mimpi buruk.

2. Jurassic Park (1993)

Penonton anak-anak menyukai Jurassic Park karena banyak dinosaurus, yang biasanya hanya dilihat di buku cerita. Namun, orang dewasa yang menonton film ini lagi akan memahami lebih dalam bahwa keseluruhan taman hiburan sebenarnya lebih merupakan mimpi buruk.  

Sinema ini juga mengungkap lebih banyak hal tentang peran sebagai orang tua daripada tentang dinosaurus. Apalagi, Jurassic Park menampilkan orang dewasa yang merasa tidak berdaya untuk melindungi anak-anak, dengan ancaman yang begitu besar.

3. Finding Nemo....

 

 

3. Finding Nemo (2003)

Warna-warna cerah dan beragam kehidupan laut membuat anak-anak suka menonton film Finding Nemo. Tak heran apabila anak-anak akan lebih mengidentifikasikan dirinya dengan Nemo, yang ingin mendapatkan kebebasan dari ayahnya yang sangat protektif.

Ketika menyimak lagi film ini di usia dewasa, penonton akan tersadar betapa dalamnya cinta orang tua. Marlin adalah protagonis yang sebenarnya, memulai pengembaraan berbahaya untuk mencari putranya. Belum lagi, peristiwa traumatis yang pernah dia alami.

4. Mrs Doubtfire (1993)

Mungkin ketika menonton film ini saat masih anak-anak, yang teringat hanya adegan lucu ketika Daniel (Robin Williams) berpura-pura jadi pengasuh bernama Nyonya Doubtfire. Sementara, ketika menontonnya lagi saat dewasa, ada kisah yang jauh lebih kompleks.

Sinema itu sebenarnya bisa berdampak besar secara emosional, sebab banyak bicara tentang efek perceraian dalam berbagai dimensi. Selain itu, jika ditonton lagi ketika dewasa, sebenarnya premis cerita bisa terlihat invasif dan menyeramkan.

5. Lilo & Stitch (2002)

Anak-anak yang menonton film ini mungkin belajar banyak mengenai makna keluarga, sebab "ohana" memang jadi sorotan utama. Namun, ketika menontonnya ulang saat dewasa, terasa betul betapa Nani, kakak Lilo, adalah wali yang sangat tidak siap.

 

Dia sebenarnya juga anak yang belum bisa mengatasi duka karena kehilangan orang tuanya. Selain itu, Nani menghadapi masalah keuangan dan berusaha mencari pekerjaan yang dapat menimbulkan perasaan stres dan putus asa di kalangan orang dewasa.  

 
Berita Terpopuler