Ini Sektor Bisnis Berkelanjutan Potensial di Indonesia

Belaku bisnis RI punya kesadaran tinggi dan siap pada konsep bisnis berkelanjutan.

Tumpukan sampah plastik hasil pemilahan di Tempat Pengolahan Sampah Terintegrasi (TPST) Sindu Mandiri, Desa Sinduadi, Sleman, Yogyakarta, Senin (11/9/2023). TPST Sindu Mandiri yang belum genap berusia satu bulan ini dibuat untuk mengatasi persoalan sampah di tingkat Desa Sinduadi yang bersamaan dengan ditutupnya TPST Piyungan. Saat ini pengolahan sampah tingkat kelurahan ini sudah menerima sampah sebanyak dua ton setiap harinya. Di sini juga tersedia pengolahan sampah organik dengan maggot serta alat pengepres sampah plastik menjadi kubus. Untuk sementara TPST ini hanya menerima sampah dari warga Sinduadi, dan tidak menutup kemungkinan akan menerima sampah dari warga desa lain nanti.

Pekerja memilah sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terintegrasi (TPST) di Desa Sinduadi, Sleman, Yogyakarta, Senin (11/9/2023).

Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief of Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan, energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terutama di bidang solar, angin dan geotermal. Selain itu, transportasi berkelanjutan seperti kereta api dan bus listrik juga mampu mengundang PMA untuk datang ke Indonesia.

Baca Juga

Di luar sektor tersebut, Indonesia juga memiliki potensi investasi berkelanjutan di sektor lain seperti pertanian, perkebunan kelapa sawit, dan pariwisata yang berkelanjutan. "Manajemen limbah, Indonesia juga memiliki limbah yang besar sehingga membutuhkan investasi yang berkelanjutan. Jadi ada investasi di sana yang menarik untuk negara lain," kata Andry melalui keterangan tulis yang disiarkan ANTARA, Jumat (8/12/2023).

Andri juga menambahkan dari sisi pengusaha domestik, Indonesia sudah siap untuk beralih ke bisnis berkelanjutan. Hasil survei yang dilakukan Bank Mandiri pada 2023, 92 persen dari perusahaan mengaku akan mengintegrasikan praktik berkelanjutan pada bisnis mereka.

Kemudian, 53 persen meyakini bahwa praktik bisnis yang sesuai dengan ESG akan menjadi prioritas utama. Data-data tersebut menunjukkan bahwa pemain atau pelaku bisnis di Indonesia sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi dan siap pada konsep bisnis berkelanjutan. Hal ini membuktikan bahwa permintaan produk-produk berkelanjutan juga semakin meningkat, walaupun harganya premium.

 

 
Berita Terpopuler