Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Menkes: Sikapi dengan Jalankan Proteksi Ganda

Singapura tengah mengalami kenaikan kasus Covid-19.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Tren peningkatan kasus Covid-19 di Singapura belum memicu lonjakan pasien di rumah sakit yang ada di Indonesia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk menjalankan perlindungan ganda dalam merespons peningkatan laju kasus Covid-19 yang kini melanda Singapura. Caranya ialah dengan mendapatkan vaksin dan menjalankan protokol kesehatan.

"Kami juga melihat ada kenaikan, cuma kan memang bagusnya, kita masih ada vaksinasi. Kalau itu divaksin, kita seharusnya bisa bagus," kata Menkes di Balai Sudirman Jakarta, Senin, menjawab kenaikan kasus Covid-19 di Singapura.

Menkes menyerukan agar masyarakat yang belum divaksinasi Covid-19 dosis penguat untuk segera mengakses layanan di fasilitas kesehatan terdekat. Program vaksinasi tersebut masih digratiskan hingga akhir Desember 2023.

"Mumpung sampai Desember ini kan masih gratis, ya itu dimanfaatkan saja," ujarnya.

Selain perlindungan dari vaksin, Menkes melanjutkan, masyarakat juga perlu kombinasi protokol kesehatan (prokes). Caranya ialah dengan tetap membiasakan mencuci tangan dan memakai masker, khususnya di ruang publik.

Baca Juga

Dalam kesempatan itu, Budi memastikan tren peningkatan kasus Covid-19 di Singapura belum memicu lonjakan pasien di rumah sakit yang ada di Indonesia. Ia menyoroti peran vaksin dalam hal ini.

"Untuk yang masuk rumah sakit kami nggak melihat. Memang ada peningkatan dari yang kena, tapi karena imunitasnya sudah bagus dengan vaksinasi jadi bagus," kata Menkes menjawab pertanyaan terkait jumlah pasien Covid-19 saat ini di rumah sakit.

Dilansir Strait Times, kasus Covid-19 di Singapura pada kurun 19-25 November 2023 mencapai 22.094 kasus. Jumlah itu naik dua kali lipat dari pekan sebelumnya sebanyak 10.726 kasus.

Pasien Covid-19 di Singapura rata-rata menjalani rawat inap. Meski begitu, keterisian ruang perawatan intensif (ICU) masih relatif stabil.

Otoritas kesehatan setempat menyebut peningkatan infeksi COVID-19 itu kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor seperti musim perjalanan pada akhir tahun dan berkurangnya kekebalan penduduk.

 
Berita Terpopuler