Cara Lindungi Bayi dan Anak dari Pneumonia

Pemerintah juga perlu lakukan survailans kasus infeksi saluran pernapasan/pneumonia.

www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Pemberian ASI eksklusif, vaksinasi lengkap, dan vitamin A dosis tinggi sangat penting untuk mencegah bayi dan anak dari pneumonia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan sejumlah rekomendasi untuk melindungi anak dari penularan pneumonia. Salah satunya dengan meningkatkan surveilans infeksi sistem pernapasan pada anak, termasuk pneumonia.

"Di samping itu, perlu ada peningkatan fasilitas pemerintah untuk pengadaan fasilitas pemeriksaan untuk mengetahui kuman penyebab pneumonia pada anak, termasuk Streptococcus pneumonia, RSV, Mycoplasma pneumonia, dan lain-lain," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (2/12/2023).

Baca Juga

Piprim menyarankan agar rumah sakit, klinik, dan Puskesmas di Indonesia melakukan analisis data jumlah pasien/kunjungan dan kematian akibat infeksi saluran pernapasan/pneumonia dari waktu ke waktu agar dapat dilaporkan dan dilakukan antisipasi dini jika ditemukan adanya peningkatan jumlah kasus yang signifikan. Analisis data dilakukan baik pasien rawat inap, rawat jalan, maupun instalasi gawat darurat.

"Pemberian ASI eksklusif, vaksinasi lengkap, dan vitamin A dosis tinggi sangat penting untuk mencegah bayi dan anak dari pneumonia," ujarnya.

Lebih lanjut, Piprim menegaskan masyarakat perlu meningkatkan kembali Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker amat dianjurkan untuk diteruskan.

Meski terjadinya peningkatan jumlah kasus pneumonia misterius yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia di China perlu dicermati, diwaspadai, dan ditindaklanjuti, namun Piprim menuturkan hal tersebut tidak perlu sampai menimbulkan kepanikan di masyarakat. Sebab, gejala akibat Mycoplasma pneumonia sama seperti gejala pneumonia pada umumnya.

Bahkan, lanjut Piprim, biasanya gejala infeksi Mycoplasma lebih ringan. Penularannya tidak secepat SARS-CoV-2, yakni virus yang menyebabkan Covid-19.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Imran Pambudi telah mengimbau masyarakat agar tidak panik dalam menyikapi wabah pneumonia misterius yang terjadi di China dalam beberapa waktu belakangan.

Untuk memastikan masyarakat tetap tenang, Kemenkes telah melakukan sejumlah upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya Mycoplasma pneumonia di Indonesia. Salah satunya dengan menerbitkan Surat Edaran No. PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

 
Berita Terpopuler