Inggris akan Sumbang Dana Kemanusiaan Rp 586 Miliar ke Gaza

Bantuan kemanusiaan ke Gaza diketahui dikirimkan melalui gerbang penyeberangan Rafah.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan negaranya akan menyumbangkan dana bantuan kemanusiaan sebesar 30 juta poundsterling atau setara Rp586 miliar ke Jalur Gaza
Rep: Kamran Dikarma / Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan negaranya akan menyumbangkan dana bantuan kemanusiaan sebesar 30 juta poundsterling atau setara Rp 586 miliar ke Jalur Gaza. Hal itu disampaikan ketika dia mengunjungi Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). 

“Saya bangga bahwa penerbangan keempat Inggris yang membawa perbekalan penting mendarat di Mesir hari ini, dan saya dapat mengumumkan dana baru sebesar 30 juta poundsterling yang akan digunakan untuk bantuan penting seperti tempat berlindung serta perbekalan medis,” ujar Cameron.

Bantuan kemanusiaan ke Gaza diketahui dikirimkan melalui gerbang penyeberangan Rafah, Mesir. Saat ini Rafah menjadi satu-satunya akses untuk masuk dan keluar Gaza. Cameron pun mengomentari tentang dimulainya gencatan senjata selama empat hari antara Hamas dan Israel.

“Kami berharap hari ini akan terjadi pembebasan sandera, dan saya mendesak semua pihak untuk terus berupaya menuju pembebasan setiap sandera. Jeda juga akan memberikan akses terhadap bantuan yang menyelamatkan nyawa masyarakat Gaza,” kata Cameron.

Israel dan Hamas telah memulai gencatan senjata selama empat hari di Jalur Gaza pada Jumat. Gencatan senjata dimulai pada pukul 07:00 waktu setempat dan berlaku menyeluruh di wilayah selatan serta utara Gaza. Selama gencatan senjata berlangsung, bantuan kemanusiaan akan dialirkan ke Gaza, termasuk di dalamnya bahan bakar. Sejak menggempur Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel diketahui melarang pengiriman bahan bakar ke Gaza. 

Mesir mengungkapkan, 130 ribu liter solar dan empat truk gas akan dikirim ke Gaza setiap hari melalui Rafah selama masa gencatan senjata berlangsung. Selain itu, terdapat 200 truk pengangkut bantuan kemanusiaan lainnya yang bakal masuk ke Gaza setiap harinya.

Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, Hamas akan membebaskan 13 warga Israel yang sudah mereka sandera sejak 7 Oktober 2023. Menurut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Qatar, para sandera akan dibebaskan pada pukul 16.00 waktu setempat. Doha diketahui merupakan mediator dalam kesepakatan gencatan senjata Hamas dan Israel. 

Sebagai timbal balik atas pembebasan sandera oleh Hamas, Israel pun akan membebaskan sejumlah warga Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel. “Kami semua berharap gencatan senjata ini akan memberikan peluang untuk memulai upaya yang lebih luas untuk mencapai gencatan senjata permanen,” ujar seorang juru bicara Kemenlu Qatar.

Baca Juga

Israel tetap disiagakan di belakang garis gencatan senjata....



 

Sementara itu militer Israel mengungkapkan, pasukannya akan tetap disiagakan di belakang garis gencatan senjata. Namun Israel tak menjelaskan di mana mereka menempatkan pasukannya. “Ini akan menjadi hari-hari yang rumit dan belum ada yang pasti. Kontrol atas Gaza utara adalah langkah pertama dari perang yang panjang, dan kami sedang mempersiapkan tahap selanjutnya,” ujar Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari.

Sebelum gencatan senjata berlaku, pertempuran antara IDF dan Hamas berlangsung di wilayah utara Gaza. Sementara itu penduduk sipil diperintahkan secara paksa untuk mengungsi ke wilayah selatan. Namun Israel sudah mengisyaratkan bahwa mereka akan melanjutkan pertempuran hingga ke selatan Gaza.

Menjelang gencatan senjata, pertempuran menjadi lebih intens. Pada Kamis (23/11/2023), jet-jet tempur Israel menyerang lebih dari 300 sasaran. Rumah Sakit (RS) Indonesia di Bait Lahiya turut menjadi sasaran serangan Israel. Serangan tersebut menghantam pembangkit listrik utama milik RS Indonesia. Akibatnya aliran listrik sepenuhnya terputus. Israel diketahui telah mengklaim bahwa Hamas memiliki markas atau pusat komando di bawah bangunan RS Indonesia. Tudingan itu telah dibantah tegas Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) selaku pihak yang menginisiasi pembangunan RS tersebut.

Pasukan Israel juga terlibat pertempuran sengit di sekitar kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza. Meski akan memasuki masa gencatan senjata, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, telah menyerukan eskalasi konfrontasi dengan Israel di semua lini, tak hanya di Gaza, tapi juga Tepi Barat.

Namun Hamas telah menyatakan melalui akun Telegram-nya bahwa pasukannya akan menghentikan sepenuhnya pertempuran selama masa gencatan senjata. Sejauh ini jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 14.500 jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sementara korban luka mencapai sekitar 33 ribu orang. 

 
Berita Terpopuler