Terang-terangan Dukung Palestina, Aktris Senior Susan Sarandon Didepak dari Agensinya

Susan Sarandon sempat ikut aksi massa pro-Palestina di New York.

AP/Karel Navarro
Aktris senior Susan Sarandon (Dok). Pada 17 November 2023, Sarandon mengikuti aksi massa pro-Palestina di di New York, Amerika Serikat.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Agensi bakat Hollywood, United Talent Agency (UTA), memecat Susan Sarandon setelah aktris Thelma & Louise itu membuat pernyataan pro-Palestina dalam sebuah aksi di New York, Amerika Serikat. Selain Sarandon, Melissa Barrera juga dipecat sebagai pemain thriller Scream VII yang akan datang.

Sebelumnya, Barrera membagikan pernyataan pro-Palestina lewat media sosial. Juru bicara UTA, yang dikutip sejumlah media Amerika Serikat, membenarkan pemecatan Sarandon, namun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai keputusan tersebut.

Baca Juga

Sarandon mengikuti beberapa aksi pro-Palestina dan menghadapi kritikan atas ucapannya. Dia mengikuti aksi 17 November di New York.

"Banyak orang takut menjadi Yahudi saat ini dan merasakan apa yang dirasakan umat Muslim di negara ini," kata aktris senior pemenang Oscar itu.

Sarandon termasuk bintang Hollywood, selain Joaquin Phoenix dan Cate Blanchett, yang mendesak Presiden Joe Biden menuntut gencatan senjata dalam perang Israel melawan Palestina. Selama aksi, Sarandon juga mengatakan bahwa mengkritik Israel tidak bisa dianggap sebagai antisemit.

"Ada hal buruk yang terjadi ketika antisemitisme disalahartikan sebagai perlawanan terhadap Israel," katanya.

"Saya menentang antisemitisme. Saya menentang Islamofobia," ujar Sarandon.

Aktris Melissa Barrera (kiri) dikabarkan dipecat dari film Scream 7 setelah mengeluarkan pernyataan mendukung Palestina. - (Dok Miramax)

Sementara itu, Barrera (33) dipecat dari Scream VII pada Selasa oleh perusahaan produksi Spyglass, dikutip dari Variety. Majalah Industry Insider mengutip sumber perusahaan yang mengatakan Barrera dicopot karena unggahan di media sosialnya, yang menyebut Palestina sebagai negeri "yang dijajah" dan mengatakan bahwa Israel mengendalikan media.

"Saya juga berasal dari negeri yang dijajah, Palestina akan bebas," tulis dia dalam unggahan Instagram yang dinilai antisemit.

"Media Barat hanya menunjukkan sisi Israel. Mengapa mereka melakukan itu, Saya akan membiarkan Anda menyimpulkannya sendiri," tulis Barrera di story Instagram terpisah.

"Sensor sangat nyata. Rakyat Palestina mengetahui hal ini, mereka tahu bahwa dunia telah berusaha membuat mereka tidak terlihat selama beberapa dekade. Teruslah berbagi," katanya.

Spyglass mengeluarkan pernyataan mengenai pemecatan Barrera. Spyglass mengatakan sikap mereka "sangat jelas".

"Kami tidak menoleransi antisemitisme atau hasutan kebencian dalam bentuk apapun, termasuk referensi palsu mengenai genosida, pembersihan etnis, distorsi Holocaust atau apa pun yang secara terang-terangan melanggar batas dan menjadi ujaran kebencian," kata Spyglass dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh beberapa media AS.

Maha Dakhil, salah satu manajer bakat utama pada Creative Artists Agency (CAA), juga mendapat tekanan atas unggahan pro-Palestina di media sosial. Dia sampai mengunci akun Instragram-nya.

"Apa yang lebih memilukan daripada menyaksikan genosida? Menyaksikan penyangkalan bahwa genosida sedang terjadi," tulis Dakhil di platform milik Meta.

Variety melaporkan bahwa pada akhirnya Dakhil meminta maaf dan mengutip ucapannya yang mengatakan bahwa dia "melakukan kesalahan".

 
Berita Terpopuler