Mengapa Gelang Coldplay yang Dipakai Penonton Saat Konser Harus Dikembalikan?

Tingkat pengembalian gelang Coldplay tertinggi dipegang Jepang dengan 97 persen.

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Penonton Coldplay mengenakan wristband. Gelang LED harus dikembalikan setelah penonton menyaksikan konser Coldplay.
Rep: Santi Sopia Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konser Coldplay “Music of the Spheres World Tour 2023” telah digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta pada 15 November 2023. Di samping aksi panggung yang mengesankan, band asal Inggris itu juga dikenal sebagai musisi yang aktif menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan dan iklim. 

Baca Juga

Pada konser di Jakarta yang dihadiri kurang lebih 80 ribu orang itu juga terdapat gelang aksesori wristband atau yang disebut Xylobands. Gelang LED ini dibagikan ke penonton untuk membantu pencahayaan selama konser agar lebih memeriahkan pertunjukan.

Namun gelang ini harus dikembalikan alias jangan dibawa pulang oleh penonton. Hal ini tidak terlepas dari misi lingkungan yang kerap digaungkan Coldplay. Gelang-gelang tersebut akan dipakai lagi untuk konser berikutnya agar tidak perlu dibuat lagi yang baru.

Tingkat pengembalian gelang konser di beberapa negara diketahui mencapai di atas 90 persen. Misalnya, Jepang 97 persen, Denmark 96 persen, Swedia 94 persen, dan Taiwan 93 persen.

“Kira-kira berapa persen tingkat pengembalian di Jakarta? Ini digunakan kembali di konser Coldplay selanjutnya. Banyangin aja tiap konser lebih dari 50 ribu penonton dan ada 165 pertunjukan. Jadi kalau gak dikembalikan berapa banyak yang harus dicetak ulang?,” tulis seorang pengguna Tiktok, @KangAgis, dikutip Senin (20/11/2023).

Persentase pengembalian Indonesia juga diketahui belum diumumkan. Karena itulah banyak yang mengira angka pengembalian ini tidak ditampilkan karena mungkin memalukan.

Pengembalian ini bisa dilakukan setelah konser dengan hanya melemparkan gelang ke wadah-wadah besar yang sudah disediakan. Sejumlah warganet berkomentar bahwa penonton di Indonesia, banyak yang membawa pulang gelang karena untuk dijadikan kenang-kenangan. Bahkan ada juga yang mengaku tidak tahu gelang tersebut harus dikembalikan.

Coldplay ingin terus berinovasi...lanjutkan membaca>>

 

Menurut laman Pixmob, Coldplay terus ingin berinovasi melakukan konser secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, dalam misi ini juga diciptakan gelang dengan casing yang seluruhnya terbuat dari bahan ramah lingkungan. Gelang 7-LED baru ini adalah gelang plastik berbasis nabati pertama yang dapat dibuat kompos di dunia, dan bersumber dari tebu terbarukan.

Bahan mentah untuk gelang ini ditanam berdasarkan "Kode Etik Pemasok", yang menetapkan praktik keberlanjutan yang diaudit oleh pengawas pihak ketiga. Bahan ini tidak memiliki dampak penggundulan hutan atau perpindahan pasokan makanan. 

Plastik PLA olahan yang digunakan dalam gelang 7-LED memiliki jejak karbon 400 persen lebih rendah dibandingkan plastik biasa (PET) pada 500 kg CO2 eq./ton polimer. Dengan 17 gram plastik PLA di setiap gelang 7-LED, total emisi untuk 1 juta unit diperkirakan mencapai 8.500 kilogram CO2 eq. Menurut US EPA, jumlah ini setara dengan 1,8 mobil yang dikendarai selama setahun, dengan karbon dapat diserap oleh 141 pohon yang ditanam selama 10 tahun.

 

 

 
Berita Terpopuler