Gigi Pengidap Diabetes Mudah Goyang, Hindari Melakukan Kesalahan Ini

Gigi goyang merupakan salah satu gejala diabetes yang cukup umum.

Republika/Musiron
Sakit gigi (ilustrasi). Gigi goyang dapat kembali kokoh ketika kadar gula darah pengidap diabetes membaik dan terkontrol.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gigi goyang merupakan salah satu gejala yang cukup umum dialami oleh pengidap diabetes atau diabetisi. Hanya saja, sebagian dari mereka mengambil keputusan yang keliru untuk mengatasi masalah gigi goyang yang dialami.

Diabetes merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah di atas normal menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Lebih dari 95 persen kasus diabetes di dunia merupakan diabetes tipe 2.

"Semua orang sekarang berpotensi berisiko (terkena diabetes tipe 2)," jelas Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr dr Moh Adib Khumaidi SpOT dalam edukasi daring Hari Diabetes Sedunia yang diperingati setiap 14 November.

Baca Juga

Polifagia, gejala awal diabetes. - (Republika)


Gigi yang mudah goyang dan lepas merupakan salah satu gejala kronis yang bisa dialami oleh penderita diabetes. Gejala ini biasanya dialami oleh pasien diabetes dengan kadar gula darah yang tak terkontrol atau tinggi.

"Kalau gula darahnya tinggi akan terjadi (gigi goyang)," ungkap dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Soebagijo Adi Soelistijo SpPD-KEMD FINASIM.

Menurut dr Soebagijo, kadar gula darah yang tinggi bisa memicu terjadinya perubahan pada gusi. Sebagai contoh, gusi menjadi seperti terangkat dan bengkak. Perubahan inilah yang membuat gigi penderita diabetes bisa goyang ketika kadar gula darah mereka tinggi.

Masalahnya, sebagian penderita diabetes mengambil langkah yang keliru untuk mengatasi keluhan gigi goyang tersebut. Menurut dr Soebagijo, langkah keliru tersebut adalah mencabut gigi mereka yang goyang.

"Yang salah adalah, gigi goyang terus dicabut. Itu sering terjadi," ujar dr Soebagijo.

Tak jarang, pasien yang mengalami gigi goyang tidak menyadari bahwa mereka menderita diabetes. Oleh karena itu, mereka hanya ke dokter gigi dan meminta gigi mereka dicabut.

Menurut dr Soebagijo, mencabut gigi yang goyang akibat diabetes tidak perlu dilakukan. Alasannya, kondisi gigi yang goyang bisa kembali kokoh seperti sedia kala ketika kadar gula darah pengidap diabetes membaik dan terkontrol.

"Kalau gula darah membaik nanti (gigi) akan membaik lagi, posisi gigi akan kembali lagi, dan gigi kembali tidak goyang," jelas dr Soebagijo.

Setidaknya, ada lima hal yang dapat membantu pengidap diabetes mengontrol kadar gula darah mereka. Salah satu di antaranya adalah ketersediaan akses terhadap edukasi yang tepat seputar diabetes.

Hal yang kedua adalah perbaikan pola makan. Dokter Soebagijo mengungkapkan bahwa anjuran pola makan untuk tiap penderita diabetes bisa berbeda-beda, tergantung kondisi dan komplikasi yang diidap masing-masing pasien.

Namun, secara umum, penderita diabetes dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi serat, mengurangi asupan karbohidrat dan gula yang tinggi, serta membatasi asupan lemak.

Hal ketiga yang bisa membantu pengelolaan kadar gula darah adalah aktivitas fisik atau olahraga. Dokter Soebagijo menganjurkan pengidap diabetes untuk berolahraga sebanyak 150 menit per pekan.

"Tidak boleh ada tiga hari yang berlalu tanpa olahraga. (Beberapa contoh olahraga yang bisa dilakukan) jalan cepat, jogging, dan bersepeda," ujar dr Soebagijo.

Hal keempat yang dianjurkan dr Soebagijo adalah melakukan perubahan perilaku seperti berhenti merokok dan menghindari belanja makanan berlebih. Sedangkan hal yang kelima adalah mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.

 
Berita Terpopuler