Mendag Zulhas Persilakan Boikot Produk Pro Israel

Zulhas mengatakan, Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Gaza.

Idealisa Masyrafina
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dalam acara Program Akselerasi Ekosistem UMKM Digital di Yogyakarta, Senin (6/11/2023).
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mempersilakan masyarakat Indonesia yang memilih untuk memboikot produk-produk pro Israel sebagai aspirasi menentang kejahatan genosida di Tanah Palestina. Sebab, kebiadaban yang dilakukan Israel juga amat bertentangan dengan prinsip UUD 1945 yang dipegang oleh masyarakat Indonesia. 

Baca Juga

"Itu terserah masyarakat, tapi apakah itu membantu? Silakan saja (boikot)," kata Zulhas, sapaan akrabnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (9/11/2023). 

Zulhas mengatakan, Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel ke Gaza, Palestina yang menyasar masyarakat sipil, terutama wanita dan anak-anak. Israel telah melakukan pelanggaran kemanusiaan yang berat. 

"Bagi Indonesia, sesuai pembukaan UUD 1945, bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa," kata Zulhas menegaskan. 

 

Ia menyampaikan, ia bersama Presiden Joko Widodo segera bertolak ke Arab Saudi untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Jumat (10/11/2023).

Pada pertemuan tersebut, Jokowi juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden untuk membahas secara khusus masalah konflik di Gaza, Palestina. Zulhas lantas membandingkan sikap barat dalam konflik Israel-Palestina dengan Rusia-Ukraina yang amat timpang.

Perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung hampir dua tahun menelan sekitar 3.000 korban anak-anak dari pihak Ukraina. Sementara, perang di Gaza, Palestina telah menelan lebih dari 4.000 anak-anak hanya dalam waktu satu bulan. Ia kembali menegaskan, perlakuan yang dilakukan Israel terhadap Palestina sangat bertentangan dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan yang dijungjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.  

"Kita mempertanyakan barat itu di mana, yang selalu ngomong HAM, kemanusiaan. Saudara bandingkan, Ukraina itu ributnya kayak apa dengan Rusia, ini satu bulan 4.000 anak-anak mati kok diam seribu bahasa," kata dia. 

 

 
Berita Terpopuler