Menguak Fakta Helium di Kendaraan Mahasiswi Unair, Polisi Uji Toksikologi

Ayah korban yakin putrinya meninggal bunuh bukan dibunuh.

ANTARA/HO-ADS
parat kepolisian saat mendatangi TKP tewasnya mahasiswa FKH Unair di dalam mobil di halaman apartemen Jalan H. Anwar Hamzah Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (5/11/2023)
Rep: Dadang Kurnia Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Fakta kematian mahasiswi Universitas Airlangga terus coba dikuak oleh polisi. Termasuk soal gas helium yang berada di dalam kendaraan korban.

Baca Juga

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo menyatakan, penyidik telah melakukan uji toksikologi terhadap jenazah CA (21), mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair yang tewas dalam mobil dengan kondisi kepala terbungkus plastik. Uji tersebut dilakukan untuk memastikan penyebab kematian korban.

"Untuk memastikan penyebab kematian, kami juga melakukan uji toksikologi terhadap sample-sample organ dalam korban. Apakah ada racun atau tidak," kata Andaru, Senin (6/11/2023).

Uji toksikologi dirasa perlu dilakukan mengingat saat ditemukan dalam keadaan meninggal, di TKP juga ditemukan gas helium. Namun untuk hasil uji toksikologi tersebut, Andaru belum bisa mengungkapkannya. "Nanti kita tunggu hasilnya," ujarnya.

Andaru menyatakan, pihaknya juga masih menunggu hasil autopsi jenazah korban yang dilakukan di RS Bhayangkara Surabaya. "Kami sekarang menunggu hasilnya dari kedokteran forensik di RS Bhayangkara Surabaya," kata Andaru.

Andaru menegaskan, ia tidak ingin cepat mengambil kesimpulan apakah korban meninggal akibat bunuh diri, atau dibunuh. Andaru memilih menunggu kesimpulan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terkait penyebab kematian korban.

"Saya tidak mau memberikan kesimpulan prematur. Saya harus beranjak dari pendekatan yang saintifik dan logis. Jadi saya minta jangan terburu-buru untuk menyimpulkan ini," ucapnya.

Sebagai gambaran helium merupakan gas yang biasa digunakan untuk beragam keperluan seperti menerbangkan balon. Namun helium bisa sangat berbahaya jika terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Dalam kadar tertentuk helium bisa menimbulkan orang sesak nafas dan bisa membunuh hanya beberapa menit. 

Motif korban

Bernadette Caroline Angelica Harianto alias CA (21), mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair yang tewas dalam mobil dengan kondisi kepala terbungkus plastik, disebut sebagai sosok yang tertutup. Hal itu diungkapkan ayah dari Bernadette, Gunawan Sakari Mulya.

 

 

Gunawan menyatakan, selama ini Bernadette tidak pernah bercerita apakah dia memeiliki masalah atau benan hidup. Padahal, lanjut Gunawan, hubungannya dengan sang anak sangat dekat.

"Justru itu yang saya merasa kaget dan kehilangan. Dia kan dengan saya sudah dekat. Gak pernah merasa terbebani hidupnya. Tertutup sekali kok," kata Gunawan kepada awak media.

 Gunawan meyakini, sang anak meninggal bukan karena menjadi korban pembunuhan. Ia lebih menduga sang anak meninggal lantaran bunuh diri. Apalagi, saat jenazah Bernadette ditemukan, di TKP juga terdapat dua pucuk surat wasiat dan gas helium.

"Perlu saya jernihkan berita pertama dari pers itu yang mengatakan bahwa anak saya itu meninggalnya dikarenakan pembunuhan. Gak betul itu. Karena dia meninggalkan dua surat yang isinya itu ya dia setengahnya pamit, mohon maaf, dan tulisan itu sudah kita kroscek memang tulisannya Bernadette," ujarnya.

Gunawan menduga, sang anak mengambil jalan pintas tersebut lantaran terlalu capek dalam menjali aktivitasnya selama ini. Bernadette selama ini kerap bolak-balik Surabaya-Kediri. Ditambah lagi, Bernadette kerap membantu sang ibu di tokonya.

"Sebenarnya gak ada masalah apa-apa. Cuman dia mungkin terlalu capek ya. Kan Surabaya-Kediri, kadang-kadang bantu ibunya di toko, terus kembali dia harus koas di Unair," ucapnya.

Gunawan mengatakan, selama ini Bernadette memang tinggal di salah satu apartemen di Surabaya. Namun dua pekan lalu, Bernadette hampir satu pekan berada di Kediri, mengisi liburan. Bernadette baru kembali ke Surabayq pada 31 Oktober 2023.

 

"Dia tidur di apartemen di Surabaya. Terakhir pulang itu pada hari Selasa saya lupa tanggalnya. Itu dia terkahir kembali ke Surabaya. Dia kan liburan ke Kediri itu kira-kira seminggu. Libur kampusnya," kata Gunawan.

 
Berita Terpopuler