Viral Citra Radar Cuaca Melingkar Seakan Awan Hujan Jauhi Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG

Beredar gambar citra radar cuaca membentuk lingkaran kosong di tengah DIY.

Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga mengambil air di sumber air Dusun Duwet, Purwodadi, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Senin (23/10/2023). Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif masih akan berlangsung hingga akhir tahun 2023 yang menyebabkan anomali kenaikan suhu permukaan yang lebih panas dan penurunan curah hujan.
Rep: Silvy Dian Setiawan  Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat dikejutkan dengan fenomena citra radar cuaca yang terlihat melingkar di langit DIY. Fenomena ini terjadi pada 4 November 2023 kemarin sekitar pukul 20.14 WIB, yang mana citra radar cuaca membentuk lingkaran kosong di tengah DIY seolah awan hujan menjauh dari pusat Kota Yogyakarta. 

Baca Juga

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengatakan, hal tersebut terindikasi adanya fenomena Bright Band Echo dari Radar Cuaca Baron yang terletak di Mlati, Kabupaten Sleman. Namun, citra radar cuaca tersebut sudah terfilter oleh fitur koreksi dari radar cuaca sehingga membentuk pola seperti lingkaran. 

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono menyebut, secara riil awan tersebut sebenarnya ada di seluruh wilayah DIY. Termasuk di wilayah yang terlihat kosong yakni di tengah DIY. 

Terbentuknya lingkaran tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan radar yang tidak bisa mendeteksi tegak lurus. Hal tersebut menjadikan citra radar tampak bolong, serta pola melingkar terjadi karena scanning radar yang memutar 360 derajat. 

"Itu bukan karena ada sesuatu, sebenarnya awan itu berada di seluruh wilayah DIY. Yang kosong itu karena keterbatasan dari radar cuaca untuk melihat ke atas yang hanya mampu 65 derajat atau 75 derajat dari elevasinya, sehingga di tengah-tengahnya tidak tercover atau tidak terambil oleh citra darar. Jadi posisi awannya tinggi, sehingga kelihatan bolong, padahal sebenarnya ada awannya," kata Warjono kepada Republika, Senin (6/11/2023). 

Warjono menjelaskan, berdasarkan Cross Section yang dilakukan reflektivitas yang terdeteksi, dan dapat diterjemahkan sebagai awan di sekitar wilayah yang bolong atau kosong berada pada ketinggian enam sampai delapan kilometer. Pada ketinggian tersebut, menjadikan awan di wilayah yang kosong tidak terdeteksi oleh citra radar cuaca. 

"Fenomena Bright Band Echo terjadi jika ada butiran air atau awan di lapisan icing, dan biasanya hujan tidak sampai ke bawah atau hujan ringan saja," ucap Warjono. 

Meski begitu, Warjono menuturkan bahwa dari citra satelit pada 4 November tersebut, justru dapat menunjukkan adanya tutupan awan dengan suhu puncak awan berkisar antara (-48) hingga (-69) derajat celcius di DIY.  Dari citra satelit ini, kata Warjono, menunjukkan pada saat itu wilayah DIY secara umum tertutup awan yang mengindikasikan adanya potensi hujan di waktu tersebut. 

"Kita bisa melihat tutupan awan tersebut dari citra satelit. Tapi karena kelemahan dari citra radar cuaca yang ada di Mlati yang tidak bisa melihat ke atas, sehingga terlihat bolong, karena citra radar cuaca itu kan melihatnya dari bawah. Ini sebenarnya kelemahan dari citra radar cuaca yang tidak bisa melihat ke atas," jelasnya. 

 

 

BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) YIA memprediksi hujan berpotensi turun di sebagian wilayah SIY pada 6 November 2023. Hujan ini diprediksi terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang. 

BMKG Stamet YIA menyebut bahwa hujan ini berpotensi terjadi di Kabupaten Sleman bagian utara, Kabupaten Bantul bagian barat, dan Kabupaten Gunungkidul bagian utara. 

"Potensi hujan ringan-sedang diperkirakan dapat terjadi siang hingga sore hari," kakta BMKG Stamet YIA, Senin (6/11/2023). 

Potensi hujan ini diperkirakan masih akan terjadi kedepannya. Hal ini juga mengingat sebagian wilayah di DIY akan mulai memasuki musim hujan pada November 2023 ini. 

Sedangkan, untuk kondisi cuaca pada pagi hari ini di DIY dikatakan cerah berawan. Pada malam hari, kondisi cuaca berawan.  

"Untuk suhu udara mencapai 23-33 derajat celcius, dan kelembaban udara 60-97 persen," ungkap BMKG Stamet YIA. 

Terkait dengan arah angin, dikatakan bergerak dari tenggara ke selatan dengan kecepatan maksimum mencapai 20 kilometer per jam. BMKG Stamet YIA pun memprediksi bahwa tidak terjadi gelombang tinggi di perairan selatan DIY. 

Pada 6 November ini, tinggi gelombang laut diperkirakan berkisar antara 1,25 meter hingga 2,5 meter. Artinya, tinggi gelombang laut di perairan selatan DIY masuk dalam kategori sedang. 

"Peringatan dini nihil, tidak ada gelombang tinggi," jelas BMKG Stamet YIA. 

Cara melaksanakan sholat minta hujan (istisqa). - (Kurnia Fakhrini/Republika)

 
Berita Terpopuler