Usia Dewasa Produktif Riskan Kena DBD, Anda Sudah Divaksinasi?

Setiap orang selama hidupnya bisa terkena DBD sebanyak empat kali.

www.freepik.com
Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD (ilustrasi). Anak hingga dewasa bisa kena DBD.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga minggu ke-33 di tahun 2023, tercatat adanya 57.884 kasus demam berdarah dengue (DBD) dan 422 kematian dengan tingkat kematian sebanyak 0,73 persen. Penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini memiliki tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100 ribu penduduk.
 
"Kalau lihat data, persentase orang dewasa usia produktif meningkat yang kena DBD," ucap dr. Dirga Sakti Rame M.Sc Sp.PD dalam diskusi mengenai penanganan DBD di Jakarta, Ahad (5/11/2023).
 
Dirga menjelaskan, usia dewasa produktif lebih sering sudah mengalami penyakit komorbid seperti diabetes, gagal ginjal, dan lain-lain. Jika terkena penyakit dengue, kondisi mereka bisa lebih berat.

Dokter yang berpraktik RS EMC Pulomas ini mengatakan, setiap orang selama hidupnya bisa terkena DBD sebanyak empat kali. Penyakit ini juga tidak pandang bulu dan bisa mengenai anak hingga dewasa. Dirga pun menganjurkan vaksinasi untuk dewasa mulai dari usia 18-45 tahun.
 
"Untuk vaksin dengue usia 18-45 tahun diwajibkan vaksin sebanyak dua kali, dengan jeda tiga bulan untuk proteksi jangka panjang," kata Dirga yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 

Baca Juga

Vaksin DBD

Dirga mengatakan vaksin bisa diberikan kepada usia dewasa selama dalam kondisi sehat dan tidak sedang sakit akut. Jika memiliki komorbid atau penyakit penyerta, orang masih bisa mendapatkan vaksinasi dengan syarat komorbidnya terkontrol dengan minum obat rutin dan tidak ada keluhan bermakna.

"Konsultasi ke dokter kalau punya komorbid. Kalau dewasa muda nggak ada komorbid dapat segera divaksinasi," katanya.

Tiga fase demam pasien DBD. - (Republika)


 
Pemberian vaksin digencarkan karena sampai saat ini tidak ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan demam berdarah dengue. Pengobatan yang diberikan sebatas terapi suportif sesuai gejala yang dirasakan pasien.
 
Pemeriksaan laboratorium juga penting dilakukan untuk mengetahui kadar hematokrit dan hemoglobin serta trombosit agar kondisi penderita DBD bisa terpantau. Selain itu, jika pasien diperbolehkan pulang, disarankan untuk tetap beristirahat selama satu hingga dua pekanuntuk cegah post dengue fatigue atau kelelahan pasca dengue.
 
"Kapan pulang bukan hanya berdasarkan trombosit, ada kriteria klinis bisa makan tidak lemas atau tidak, dicek juga parameter laboratorium hematokrit dan hemoglobin, kriteria setiap pasien juga beda-beda," ucap Dirga.
 
Ia pun berharap ke depan inovasi penelitian bisa memperluas jangkauan vaksinasi DBD untuk usia lanjut agar semakin menekan angka kasus dan kematian akibat DBD.

 
Berita Terpopuler