Gabah Mahal, Harga Beras tak Kunjung Turun

Harga beras bertahan mahal karena harga gabah sudah naik jadi Rp 8.500 per kg.

Republika/Lilis Sri Handayani
Seorang pedagang beras di Pasar Baru Indramayu, Hadi (46 tahun) sedang menimbang beras, Senin (9/10/2023).
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Harga beras di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tak kunjung turun. Besaran harga beras di pasaran ditentukan oleh harga gabah di tingkat petani.

Baca Juga

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Ahad (5/11/2023), harga beras premium kini di kisaran Rp 13.500-Rp 14 ribu per kilogram, tergantung kualitasnya. Sedangkan beras medium, di kisaran Rp 12 ribu-Rp 13 ribu per kilogram, tergantung kualitasnya.

"Harga ini masih sama seperti harga bulan kemarin, belum ada perubahan," ujar pemilik kios beras 'Sumber Waras Putra' di Pasar Baru Indramayu, Hadi (46 tahun), kepada Republika, Ahad (5/11/2023).

Meski tidak mengalami kenaikan, tapi Hadi menyatakan, harga beras saat ini tergolong tinggi. Untuk beras medium, dalam kondisi normal harganya di kisaran Rp 10 ribu per kilogram dan beras premium Rp 11 ribu per kilogram.

Hadi mengungkapkan, tingginya harga beras itu dipengaruhi oleh harga gabah di tingkat petani. Dia menyebutkan, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani saat ini mencapai Rp 8.500 per kilogram.

Harga itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP) GKG di penggilingan yang hanya Rp 6.200 per kilogram dan HPP GKG di gudang Perum Bulog Rp 6.300 per kilogram.

"Petani matok harga gabahnya tinggi. Mereka tidak mau melepas gabahnya kalau harganya ditawar lebih rendah," terang Hadi.

Hadi mengakui, harga beras di pasaran sempat turun Rp 300 per kilogram saat pemerintah menggelontorkan bantuan beras kepada masyarakat pada September. Meski bantuan itu masih berlanjut, namun harga beras tidak terus mengalami penurunan dan tetap bertahan di harga yang sekarang.

 

 
Berita Terpopuler