Gambar Semangka Penuhi Linimasa Media Sosial, Begini Sejarahnya

Semangka menjadi simbol perlawanan bangsa Palestina terhadap Israel.

Dok. www.freepik.com
Buah semangka meramaikan lini masa berbagai media sosial.
Rep: Santi Sopia Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel telah melakukan serangan bom ke Jalur Gaza selama lebih dari tiga pekan sejak serangan Hamas 7 Oktober. Lebih dari 8.000 orang, termasuk ribuan anak-anak, tewas dalam serangan balasan tersebut. 

Baca Juga

Saat ini, suara-suara dukungan terhadap Palestina semakin nyaring. Pengguna media sosial kian ramai mengunggah emoji semangka sebagai simbol dukungan terhadap Palestina di tengah konflik Israel-Hamas. 

Namun bagaimana asal usul gambar buah ini bisa menjadi simbol solidaritas Palestina? Berikut ulasannya, seperti dilansir dari First Post, Jumat (3/11/2023).

Semangka, simbol perlawanan bertahun-tahun

Warna semangka (merah, putih, hitam dan hijau) juga menjadi warna bendera Palestina dan buahnya melambangkan budaya dan identitas negara. Pohon semangka ini biasa ditanam di seluruh Palestina, dari Jenin hingga Gaza.

Semangka juga menjadi bagian dari berbagai masakan dan banyak muncul dalam literatur nasional.

Selama bertahun-tahun, ini telah menjadi simbol perlawanan, digunakan oleh warga Palestina untuk memprotes penindasan Israel terhadap identitas mereka dan terutama bendera mereka.

Setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, pemerintah menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum di wilayah pendudukan sebagai suatu pelanggaran. Tapi bukan hanya benderanya.

Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National pada 2021 bahwa pejabat Israel pada tahun 1980 menutup pameran seni di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya seniman lain termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl. Seniman dilarang menggambar bendera Palestina, begitu juga memunculkan warnanya, kata Mansour dikutip dari publikasi tersebut.

"Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam dan putih?" tanya Issam.

"Ini akan disita. Bahkan jika Anda mengecat gambar semangka, itu akan disita,"petugas itu menjawab dengan marah.

Untuk menghindari larangan itu, warga Palestina mulai menggunakan....

 

 

 

 

 

Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai simbol protes. Buah tersebut kini muncul dalam karya seni, di kemeja, grafiti, poster, dan sebagai emoji di media sosial.

Larangan terhadap bendera Palestina dicabut ketika Perjanjian Oslo tahun 1993, perjanjian formal pertama untuk menyelesaikan konflik dengan Israel, ditandatangani. Dianggap bahwa bendera tersebut mewakili Otoritas Palestina, yang dapat mengatur Gaza dan Tepi Barat, menurut sebuah laporan di TIME.

Pihak Palestina mengklaim bahwa perintah tersebut tidak sepenuhnya dicabut bahkan setelah Perjanjian Oslo. Pada 2007, setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani merancang “Watermelon fla” untuk sebuah buku berjudul Atlas Subjektif Palestina. 

Menurut laporan di TIME, dia mengisolasi satu cetakan pada tahun 2017 dan menamakannya “The Colours of Palestinian Flag”, yang kemudian dilihat publik dunia.

Penggunaan simbol tersebut muncul kembali pada tahun 2021 setelah pengadilan Israel memutuskan bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk menampung para pemukim, menurut laporan itu.

 

 

 

Semangka dan protes pada tahun 2023

Bendera Palestina kembali menjadi sorotan pada Januari 2023. Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gviri menginstruksikan polisi untuk menyita bendera Palestina dari tempat umum. Pada bulan Juni, sebuah undang-undang disahkan untuk melarang penggunaan bendera di lembaga yang didanai negara.

Ini termasuk di universitas setelah mendapat persetujuan awal dari Knesset, Parlemen Israel, menurut sebuah laporan di Haaretz. Segera setelah itu, seorang wanita muda ditangkap saat parade Pride karena mengibarkan bendera tetapi polisi mengklaim dia menyerang petugas ketika mereka mencoba menyita bendera tersebut. Menurut Times of israel, Zazim, sebuah organisasi perdamaian akar rumput Arab-Israel, juga pernah berkampanye dengan memasang gambar semangka di taksi, dilengkapi dengan tulisan bahwa itu bukan bendera Palestina.

 

“Pesan kami kepada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi, baik itu bendera kebanggaan atau bendera Palestina,” kata direktur Zazim Raluca Ganea dikutip dari outlet tersebut. 

 
Berita Terpopuler