Petinggi PDIP Minta Jokowi Teladani Nabi Musa

Politikus PDIP minta Presiden Jokowi benar-benar netral dalam Pilpres 2024.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Komaruddin Watubun
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Komarudin Watubun menyinggung Indonesia saat ini yang membutuhkan pemimpin yang tak menyalahgunakan kekuasaanya. Ia mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk netral pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Ia pun menceritakan Nabi Musa yang diberikan mukjizat lewat tongkatnya yang memiliki kekuatan yang besar. Namun, tongkat yang dianalogikannya sebagai kekuasaan yang besar itu hanya sekali digunakannya saat membelah Laut Merah.

"Nabi Musa itu dikasih Tuhan 'Ini kau pegang tongkat, kekuasaan yang begitu besar, otoritas yang begitu besar', tapi begitu dia mengerti bagaimana dia menggunakan kekuasaan itu. Dia hanya sekali dalam hidup dia gunakan belah Laut Merah menyeberangi Bani Israil," ujar Komarudin saat ditemui di ruangannya, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

"Jadi kalau kekuasaan ini memang kita pakai harus tahu kapan kita gunakan dan untuk apa kita gunakan. Tidak bisa untuk segala hal kita gunakan, apalagi level kepala negara itu," kata ia mengingatkan.

Karena besarnya kekuasaan tersebut, para pemangku kepentingan memahami perlunya diatur pembatasan masa jabat presiden. Sehingga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengatur maksimal dua periode bagi pemimpin Indonesia.

"Nah itulah kenapa PDI Perjuangan itu tegas kalau konstitusi mengatur begitu, peganglah konstitusi. Pemimpin nasional itu hanya satu matanya, matanya konstitusi, tidak ada lain," ujar Komarudin.

"Kalau tidak nanti tiap hari kau rubah konstitusi," tegas anggota Komisi II DPR itu.

Baca Juga

Ia sendiri selalu secara terbalik dari sikap dan pernyataan Jokowi. Jika Jokowi disebut menekankan netralitas dalam pertemuannya dengan tiga bakal capres, ia justru melihat maksud sebaliknya dari pernyataan itu.

Termasuk undangan makan siang Jokowi kepada Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Rasyid Baswedan. Justru, hal tersebut dipandangnya sebagai peringatan Jokowi kepada Ganjar dan Anies jelang Pilpres 2024.

Apalagi sebelum pertemuan Jokowi dengan Ganjar, Prabowo, dan Anies, ia bertemu dengan semua penjabat (Pj) kepala daerah dari seluruh Indonesia. Forum yang disebut menekankan netralitas pemerintahan daerah juga dipandangnya terbalik.

"Jadi kalau saya ditanya itu, saya melihat justru itu sikap Pak Jokowi bagus juga warning buat Ganjar dan Pak Anies, 'Kamu siap-siap', gitu," ujar Komarudin.

"Kemaren pertemuan kepala daerah, semua kalau tidak salah di Istana sebelum pertemuan itu, itu ada sinyal bahwa ini akan kekuatan besar ini kamu akan hadapi kekuatan besar. Kalau saya cara lihat begitu Bos," sambungnya.

 
Berita Terpopuler