Setelah Bom Fosfor Putih, Israel Kini Gunakan Bom Termobarik yang Kontroversial

AS gunakan bom termobarik dalam perang Vietnam dan Afganistan

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menggunakan bom termobarik (thermobaric bombs) atau bom vakum
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Dalam peristiwa baru-baru ini yang terjadi di wilayah Gaza, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menggunakan bom termobarik atau thermobaric bombs. Senjata ini sangat kontroversial dan sebelumnya tidak digunakan terhadap warga sipil.

Dikutip dari financial express, bom termobarik juga dikenal sebagai bom vakum atau aerosol atau bahan peledak bahan bakar-udara. Senjata-senjata ini mengakibatkan luka bakar tingkat 4 dan menyebabkan kerugian besar bagi yang berada dalam radius ledakan.

Senjata ini terdiri dari wadah bahan bakar yang menampung dua bahan peledak terpisah. Wadahnya dapat digunakan sebagai roket atau dijatuhkan dari pesawat sebagai bom.

Ketika senjata itu mengenai sasarannya, bahan peledak pertama menyebarkan campuran bahan bakar secara luas sebagai awan. Bahan tersebut mampu menyusup ke setiap bukaan bangunan atau pertahanan yang tidak tertutup rapat.

Kemudian muatan kedua menyulut awan, menghasilkan bola api besar, gelombang ledakan dahsyat, dan terciptanya ruang hampa yang menyerap semua oksigen di sekitarnya. Senjata ini mempunyai kemampuan untuk menghancurkan bangunan yang diperkuat, menghancurkan peralatan, dan menimbulkan kerugian atau korban jiwa bagi orang-orang yang berada dalam jangkauannya.

Bom termobarik tersedia dalam berbagai ukuran, termasuk yang dirancang untuk masing-masing prajurit, seperti granat dan peluncur roket genggam. Versi besar yang diluncurkan dari udara telah dikembangkan secara khusus untuk menargetkan lokasi tersembunyi.

Tidak ada undang-undang internasional yang secara tegas melarang penggunaan bom termobarik. Namun penerapan senjata ini untuk menargetkan penduduk sipil di daerah padat penduduk, lembaga pendidikan, atau fasilitas medis dapat mengakibatkan tuduhan kejahatan perang berdasarkan Konvensi Den Haag tahun 1899 dan 1907. Hukum kemanusiaan internasional dan Konvensi Jenewa 1949 mensyaratkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip kebutuhan dan proporsionalitas selama konflik.

Baca Juga

Siapa saja yang sudah gunakan bom termobarik?

Sejarah amunisi termobarik ini dimulai pada Perang Dunia II yang pertama kali digunakan oleh tentara Jerman. Perkembangan luas baru terjadi pada 1960-an ketika Amerika Serikat (AS) terjun dalam Perang Vietnam.

AS juga menggunakan bom termobarik di Afghanistan, pertama pada 2001 dalam upaya untuk melenyapkan pasukan Al Qaidah yang bersembunyi di pegunungan Tora Bora. Kemudian Washington kembali menggunakan pada 2017 melawan pasukan ISIS.

Selain itu, AS pernah menguji bom seberat 9.800 kilogram yang dijuluki “Induk Segala Bom” pada 2003. Empat tahun kemudian, Rusia memperkenalkan alat serupa yang dikenal sebagai “Bapak Segala Bom” yang dapat menghasilkan ledakan yang setara dengan bom konvensional seberat 44 ton dan menjadikannya sebagai alat peledak non-nuklir terbesar di dunia.

Pada 1999, Rusia menggunakan senjata tersebut selama perang di Chechnya, sehingga mengundang kecaman dari Human Rights Watch. Selain itu, senjata Termobarik buatan Rusia dilaporkan digunakan dalam perang saudara Suriah oleh rezim Bashar al-Assad.

Kontroversi seputar senjata-senjata ini terus berlanjut, ketika duta besar Ukraina untuk AS Oksana Markarova menuduh Rusia menggunakan senjata Thermobaric dalam invasi ke Ukraina. Informasi yang tersedia untuk umum menguatkan klaim ini, karena Kementerian Pertahanan Inggris (MOD) mengungkapkan bahwa Rusia menggunakan senjata termobarik di Ukraina.

Kementerian Pertahanan melaporkan, Rusia mengakui penggunaan sistem senjata TOS-1A, yang menggunakan roket termobarik, sehingga menimbulkan efek pembakar dan ledakan. Militer Rusia menyebut unit-unit ini sebagai penyembur api berat yang mampu meluncurkan roket hingga jarak 9 kilometer.

Sedangkan dalam perang di Gaza, tim Euro-Med Monitor di Gaza melaporkan penggunaan persenjataan Termobarik oleh Israel, khususnya bom vakum dalam serangannya. Senjata ini mengakibatkan kehancuran yang luas dan kemampuan untuk meratakan bangunan bertingkat.

 
Berita Terpopuler