Menghidupkan Nadi Bandara Kertajati

Sambungan tol, pemindahan penerbangan, hingga Damri diberikan demi hidup Kertajati.

undefined
Pesawat kargo terbesar di dunia, Antonov Internasional AN124-100, berhasil mendarat dan lepas landas di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka, pada Rabu, 22 Maret 2023.
Rep: Rahayu Subekti Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID,

Baca Juga

Oleh RAHAYU SUBEKTI

Bandar udara terbesar kedua di Indonesia, Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, rampung dibangun pada 2017. Sejak resmi dioperasikan pada 24 Mei 2018, bandara yang bisa melayani penerbangan Bandung Raya, Cirebon, Jawa Barat, dan bagian barat Jawa Tengah itu, belum berdenyut nadinya.

Sempat mengalami mati suri, pemerintah melakukan sejumlah upaya agar bandara yang memiliki landasan pacu sepanjang 2.500 meter itu kembali hidup. Mulai dari untuk pengembangan maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat, penerbangan kargo, dan sejumlah penerbangan komersial yang dibuka.

Sayangnya semua terkendala karena saat bandara tersebut selesai dibangun, kala itu Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) belum rampung. Padahal, tol tersebut menjadi akses yang dibutuhkan untuk menjangkau penumpang yang tersebar di Bandung Raya, Cirebon, Sumedang, dan wilayah bagian barat  dari Jawa Tengah.

Tak hanya terkendala akses, nadi Bandara Kertajati juga tak kunjung berdenyut karena jumlah penerbangan masih sedikit. Sulitnya akses membuat masyarakat terutama dari Bandung lebih memilih langsung ke Bandara Husein Sastranegara atau Bandara Soekarno-Hatta yang memiliki lebih banyak rute penerbangan.

Semua kendala tersebut seharusnya kini bisa teratasi dan bisa menghidupkan Bandara Kertajati. Sebab, enam seksi Tol Cisumdawu sepanjang 61,6 kilometer yang dibangun selama 12 tahun kini sudah bisa dioperasikan secara penuh.

Tak hanya itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga akan mengalihkan semua rute penerbangan di Bandara Husein Sastranegara melalui Bandara Kertajati. Mulai 29 Oktober 2023, semua penerbangan komersial yang menggunakan pesawat jet akan dialihkan ke Bandara Kertajati. Bandara Husein Sastranegara hanya melayani penerbangan komersial yang menggunakan pesawat baling-baling.

 

Menjajal Tol Cisumdawu

Kendaraan melintas di terowongan kembar Jalan Tol Cisumdawu, di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (14/7/2023). Setelah diresmikan Presiden Joko Widodo, pemerintah melalui Kementerian PUPR menggratiskan tarif tol hingga 2-3 pekan ke depan. - (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

 

Republika berkesempatan menjajal Tol Cisumdawu dari Bandung menuju Bandara Kertajati menggunakan bus Damri bersama rombongan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Rabu (18/10/2023). Perjalanan dari Bandung menuju Bandara Kertajati menggunakan bus Damri bisa ditempuh sekitar satu jam 30 menit hingga satu jam 40 menit.

Bus Damri menjadi salah satu layanan bus yang dapat digunakan menuju Bandara Kertajati dari Bandung. Perjalanan dimulai pukul 08.05 WIB dengan kondisi jalan lancar namun tersendat saat berada di sejumlah lampu merah yang ada di sejumlah titik Kota Bandung.

Bus sampai memasuki Tol Pasteur mulai pukul 08.24 WIB. Sejak masuk Tol Pasteur hingga menyusuri Tol Cisumdawu sangat lancar tanpa adanya kemacetan.

Saat melintasi Tol Cisumdawu, bus juga melintasi terowongan kembar yang menjadi ikon baru sepanjang 472 meter. Terowongan pertama di jalan tol tersebut dibangun oleh Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS), DItjen Bina Marga Kementerian PUPR.  

Dengan perjalanan yang sangat lancar, bus keluar Tol Bandara Kertajati pukul 09.35 WIB. Lalu dari pntu keluar tol hingga sampai bandara membutuhkan waktu sekitar 10 menit dan tiba di bandara pada pukul 09.45 WIB.

 

 

Penerbangan dialihkan

Bandara Kertajati siap menerima pengalihan penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara (BDO) Bandung, pada 29 Oktober 2023 mendatang. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengecek langsung kesiapan penerbangan dan operasional bandara antara lain perbaikan, penambahan, juga pengaturan operasional konter tiket, kursi tunggu penumpang, papan petunjuk, barrier lajur, serta lajur kendaraan.

"Kementerian Perhubungan selaku regulator penerbangan bersama stakeholder penerbangan baik itu PT Angkasa Pura II dan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan para maskapai, sudah siap melayani rute dalam dan luar negeri," ujar Budi.

Budi mengharapkan pemerintah daerah dapat mendukung pengoperasian Bandara Kertajati agar ke depan dapat menjadi bandara utama di Jawa Barat yang memenuhi kebutuhan konektivitas masyarakat. Budi mengimbau peran aktif dan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Bandung, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan (Ciayumajakuning) dan sekitarnya untuk memberikan informasi yang masif tentang pengalihan penerbangan ke Bandara Kertajati.  

"Kita ajak masyarakat agar bisa terbang asik di Bandara Kertajati," kata Budi.

Total, terdapat tujuh rute dari dan ke Bandara Husein Sastranegara yang dialihkan dari dan ke Bandara Kertajati antara lain Balikpapan (BPN), Banjarmasin (BDJ), Batam (BTH), Denpasar (DPS), Makassar (UPG), Medan (KNO), serta Palembang (PLM). Ketujuh rute tersebut dilayani pesawat jet maskapai Citilink, AirAsia, serta Super Air Jet.

Terhitung, rata-rata kapasitas tempat duduk dari ketujuh penerbangan tersebut adalah 32.760 pax per minggu atau 4.680 pax per hari (datang dan berangkat). Sementara itu, rute penerbangan berjadwal luar negeri tujuan Kualalumpur yang telah beroperasi sejak pertengahan Mei 2023 akan terus beroperasi dan dinaikkan frekuensinya mulai November mendatang dari dua kali menjadi empat kali setiap pekan.

Dengan pengalihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati, diperkirakan terdapat lima 5-7 ribu penumpang per hari dengan pangsa pasar angkutan antarmoda mencapai 30 persen yaitu sebanyak 2.100 penumpang per hari.

"Saat ini, sudah 108 kendaraan dengan kapasitas 2.300 kursi yang sudah mendapat izin," tutur Budi.

Penerbangan jet dari dan ke Bandara Husein Sastranegara akan berakhir pada 28 Oktober 2023. Setelah itu Bandara Husein akan melayani angkutan niaga berjadwal dalam negeri jenis propeller dengan rute intra Jawa dan Lampung, dan penerbangan charter.

 

Moda transportasi pendukung

Bus DAMRI yang digunakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan rombongan menjajal Tol Cisumdawu dari Bandara Husein Sastranegara Bandung menuju Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Rabu (18/10/2023). - (Republika/ Rahayu Subekti)

 

PJ Gubernur Jawa Barat Bey Machmuddin memastikan dukungannya untuk meramaikan Bandara Kertajati. Bey mengatakan, sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jabar untuk menarik minat masyarakat Bandung.

"Kami memperbanyak moda transportasi penghubung dari dan ke Bandara Kertajati dari sejumlah wilayah di Jawa Barat," kata Bey.

Bey menuturkan, pihaknya juga bekerja sama dengan asosiasi pariwisata untuk mengadakan paket tour. Selain itu juga memanfaatkan penggunaan Bandara Kertajati untuk penerbangan dinas para ASN pusat maupun daerah.

"Persiapan yang dilakukan sudah cukup baik. Mari kita bersama-sama meramaikan Bandara Kertajati," ujarnya.

Damri juga memastikan siap mendukung transportasi menuju Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Setelah nantinya penerbangan sipil Bandara Husein dialihkan ke Bandara Kertajati, masyarakat Bandung dan sekitarnya yang ingin terbang ke berbagai daerah dan luar negeri nantinya bisa memanfaatkan Tol Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) untuk menuju Bandara Kertajati.

Tahap awal Damri menyediakan sebanyak empat unit armada yang disiapkan untuk melayani rute menuju Bandara Kertajati. Terdapat tiga rute yang dapat dilayani Damri menuju Bandara Kertajati.

Ketiga rute tersebut yakni Bandung-Bandara Kertajati dengan tarif Rp 150 ribu, Cirebon-Bandara Kertajati Rp 80 ribu, dan Kuningan-Bandara Kertajati Rp 100 ribu. Untuk saat ini Damri melayani ketiga rute tersebut yang beroperasi setiap dua hari dalam sepekan yaitu Rabu dan Ahad.

Beberapa angkutan antarmoda yang bisa menjadi pilihan untuk menuju Bandara Kertajati antara lain bus dan mikro bus dari Jatinangor, Sumedang, Bandung, Cirebon, Kuningan, dan Karawang. Begitu juga dari Majalengka, Tasikmalaya, Indramayu, Cimahi, Purwakarta, Subang, Ciamis, Banjar, serta Pangandaran. 

 

 

 
Berita Terpopuler