Cawapres Unggul untuk Prabowo Agar Bisa Kalahkan Ganjar dan Anies Menurut Survei

Beberapa lembaga belakangan merilis hasil survei cawapres unggul untuk Prabowo.

Republika/Putra M. Akbar
Bakal Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Eva Rianti, M Nursyamsi, Fauziah Mursid

Baca Juga

Jika pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sudah mendaftar ke KPU sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024, bakal capres Prabowo Subianto hingga hari ini belum juga mengumumkan siapa yang akan menjadi cawapresnya. Beberapa lembaga survei belakangan merilis hasil survei elektabilitas tokoh-tokoh yang belakangan digadang-gadang menjadi cawapres Prabowo.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, Kamis (19/19/2023) mengatakan, simulasi terbaru LSI pada 2-8 Oktober 2023 terhadap tiga pasangan capres dan cawapres selalu menempatkan Prabowo-Erick di posisi teratas.

"Dalam simulasi pertama, Prabowo-Erick berhasil meraih 38,0 persen atau unggul atas Ganjar-Mahfud MD dengan 32,3 persen dan Anies-Muhaimin dengan 22,9 persen," kata Djayadi saat memaparkan hasil survei LSI bertajuk "Peta Pilpres dan Pileg Menjelang Masa Pendaftaran Capres dan Cawapres" di Jakarta, Kamis.

Pada simulasi berikutnya, Prabowo yang dipasangkan dengan Khofifah meraih 36,3 persen unggul atas Ganjar-Mahfud dengan 33,0 persen dan Anies-Muhaimin dengan 23,4 persen. Hasil serupa kembali terulang saat Prabowo berpasangan dengan Gibran yang meraih 36,0 persen, berbanding 33,1 persen yang diraih Ganjar-Mahfud, dan Anies-Muhaimin dengan 23,5 persen.

Djayadi menyampaikan Prabowo selalu unggul dalam setiap simulasi dengan siapa pun pendampingnya. Namun, elektabilitas Prabowo mencapai level terkuat saat berpasangan dengan Erick.

"Keunggulannya cukup signifikan kalau Prabowo memilih Erick sebagai cawapres," ujarnya.

Djayadi menyampaikan dominasi Prabowo-Erick juga tergambar saat simulasi dua pasangan capres-cawapres jika memasuki putaran kedua. Djayadi mengatakan Prabowo-Erick begitu digdaya dengan meraih lebih dari 50 persen atau tepatnya 50,5 saat head to head dengan Ganjar-Muhaimin yang hanya meraih 36,2 persen.

Prabowo-Erick pun unggul atas Anies-Muhaimin dengan 52,2 persen berbanding dengan 33,8 persen. Djayadi menyampaikan Prabowo juga memang unggul dalam simulasi dua pasangan saat menggandeng Khofifah dengan 47,2 persen maupun Gibran dengan 47,5 persen.

"Namun keunggulannya semakin menipis dengan Ganjar-Mahfud yang berada di 38,1 persen. Keunggulan yang signifikan justru terjadi saat berpasangan dengan Erick," tuturnya.

Survei LSI juga memprediksi akan terjadi pertarungan yang sangat sengit dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Para capres dan cawapres dinilai bakal berupaya keras mengambil suara para pemilih yang mudah berubah, alias tidak solid.

“Di putaran pertama akan terjadi pertarungan yang sangat sengit untuk memperebutkan pemilih yang masih mudah berubah atau tidak solid,” kata Djayadi.

Djayadi memaparkan hasil survei simulasi putaran pertama pemilihan tiga capres, baik Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, maupun Prabowo Subianto. Dalam survei, responden ditanyakan mengenai pilihan capresnya yang meliputi empat masa perbandingan, yakni Januari 2021, Mei-Juni 2022, April 2023, dan Oktober 2023.

Angka responden yang memilih Anies Baswedan pada Januari 2021 sebanyak 25,7 persen, lalu turun menjadi 25,1 persen pada Mei-Juni 2022, naik menjadi 25,9 pada April 2023, dan turun cukup dalam menjadi 22,7 persen pada Oktober 2023. “Angka Anies cenderung stagnan atau stabil,” tuturnya. 

Adapun pemilih Ganjar pada Januari 2021 sebesar 25,3 persen, naik menjadi 32,1 persen pada Mei-Juni 2022, naik lagi menjadi 34,1 persen pada April 2023, dan pada Oktober naik menjadi 35,2 persen. Secara umum, pergerakan keterpilihan Ganjar mengalami peningkatan meski terbatas sejak Januari 2021 hingga Oktober 2023.

Sementara itu, pemilih Prabowo pada Januari 2021 di angka 34,5 persen, turun menjadi 33,1 persen pada Mei-Juni 2022, lalu turun lagi menjadi 32,5 persen pada April 2023, namun naik cukup signifikan pada Oktober 2023 menjadi 37 persen.

Adapun jumlah responden yang tidak memilih, pada Januari 2021 sebanyak 14,5 persen, turun menjadi 9,8 persen pada Mei-Juni 2022, turun lagi menjadi 7,5 persen pada April 2023, dan kembali turun menjadi 5,2 persen pada Oktober 2023.

“(Hasil survei terbaru Oktober 2023) Prabowo paling banyak dipilih, yakni 37 persen, kemudian Ganjar 35,2 persen, Anies 22,7 persen,” ujar Djayadi.

Survei ini menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.620 responden yang telah memiliki hak pilih. Survei tersebut memiliki margin of error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

 

Sementara, berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, pasangan Prabowo Subianto dan Erick Thohir unggul atas Ganjar Pranowo dan Mahfud MD serta Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan simulasi ini dilakukan dengan dua model, saat berpasangan atau pun sendirian.

Dalam survei individu, Burhanuddin mengatakan Prabowo meraih 37,0 persen atau unggul atas Ganjar yang meraih 34,5 persen dan Anies dengan 21,9 persen. Data Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Prabowo meningkat menjadi 38,8 persen saat dipasangkan dengan Erick Thohir. 

"Prabowo meraih 37,0 persen tanpa pasangan dan menjadi 38,8 persen saat berpasangan dengan Erick Thohir," ujar Burhanuddin saat memaparkan hasil survei bertajuk "Pergeseran Dukungan Partai dan Capres jelang Pendaftaran Capres dan Cawapres 2024" di Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Sementara Ganjar justru mengalami penurunan menjadi 32,6 persen saat berpasangan dengan Mahfud MD, sedangkan Anies juga turun saat bersanding dengan Muhaimin dengan 21,2 persen. 

Burhanuddin menyampaikan Prabowo secara konsisten unggul saat dipasangkan dengan Gibran Rakabuming Raka dengan 37,5 persen dan Khofifah Indar Parawansa dengan 37,1 persen. Keunggulan Prabowo relatif lebih rendah saat dipasangkan dengan kedua kepala daerah tersebut dibandingkan saat berpasangan dengan Erick Thohir. 

"Pak Prabowo masih unggul, sedikit lebih tinggi keunggulannya kalau Pak Prabowo memasang Pak Erick," ucap Burhanuddin. 

Burhanuddin mengatakan tingkat elektabilitas ini berjalan lurus dengan tingkat awareness dan kesukaan publik. Burhanuddin menyebut Prabowo menjadi capres yang paling banyak diketahui publik sebesar 97,1 persen dengan tingkat kesukaan mencapai 77,5 persen.

Dari sisi cawapres, Burhanuddin mengatakan Erick Thohir meraih 70,3 persen sebagai cawapres yang paling banyak diketahui publik jika dibandingkan dua kandidat lain seperti Mahfud MD dengan 63,7 persen dan Muhaimin yang hanya meraih 57,5 persen. Sementara dalam tingkat kesukaan publik, Erick dan Mahfud MD bersaing tipis dengan persentase 67,2 persen dan 68,3 atau unggul cukup signifikan dibandingkan Muhaimin yang hanya meraih 54,5 persen. 

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.  Dalam survei yang dilakukan pada 2-10 Oktober 2023, jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Karikatur Opini Republika : Musim Tanam Janji - (Republika/Daan Yahya)

Survei Polling Institute yang digelar pada 1-3 Oktober 2023 juga menempatkan Erick Thohir sebagai bakal cawapres yang diinginkan publik untuk mendampingi Prabowo Subianto. Berdasarkan rilis survei nasional terbaru Polling Institute pada simulasi tiga nama semi terbuka, Erick unggul jauh dengan persentase 37,1 di atas Gibran Rakabumi di angka 20,7 persen, dan Khofifah Indar Parawansa 14,8 persen.

"Untuk Pak Prabowo, Pak Erick unggul jauh yakni dipersepsi publik sebagai kandidat yang paling pantas mendampingi Pak Prabowo, Erick di angka 37,1 persen, Gibran 20,7 persen, Khofifah 14,8 persen," ujar Peneliti Polling Institute, Kennedy Muslim dalam rilis survei dikutip pada Jumat (13/10/2023).

Untuk kekuatan Erick Thohir sebagai cawapres menurut demografi pada simulasi sembilan nama, Menteri BUMN ini unggul di pemilih generasi Z yakni di bawah 21 tahun dengan 28 persen dan juga pemilih di atas 55 tahun. "Erick Thohir sangat kuat di kalangan Gen-Z sekitar 28 persen, kemudian juga kuat di atas usia 55 tahun sebesar 17,7 persen," ujarnya.

Sementara dari sisi etnis, Ketua Umum PSSI itu juga unggul di pemilih kalangan Sunda, Batak, Madura Betawi. Erick kuat di kalangan pemilih perkotaan dan menegah ke atas, kemudian merata kalangan dengan tingkat pendapatan maupun berpendidikan rendah atau tinggi.

"Dari sisi wilayah, Erick Thohir sangat kuat sekali di Banten, DKI, Jawa Barat lumayan di 14,3 persen, Bali Nusa Tenggara, dan Sulawesi di Jawa Timur juga lumayan kompetitif dengan Bu Khofifah dan Pak Mahfud," ujarnya.

Survei Polling Institute dilakukan periode 1-3 Oktober menggunakan metode wawancara via telepon secara acak ke 1.206 responden. Adapun margin of error survei ini sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Putusan MK Berubah Setelah Adik Ipar Jokowi Ikut Rapat - (infografis Republika)

 

 
Berita Terpopuler