Pembelotan Kaum Munafik di Perang Uhud

Perang Uhud menyimpan banyak pelajaran untuk direnungkan.

Antara/Wahyu Putro A
Sejumlah wisatawan mengunjungi makam syuhada yang dimakamkan di kaki Jabal Uhud di Madinah, Arab Saudi.
Rep: Rossi Handayani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah perjalanan dalam perang Uhud ketika musuh sudah dekat dan mereka dapat saling memandang, Abdullah bin Ubay melakukan pembelotan.

Baca Juga

Dia bersama 300 orang pasukan membelot mundur dari pertempuran dengan alasan bahwa peperangan berarti membunuh diri sendiri, diapun mengungkit ungkit sikap Rasulullah ﷺ yang lebih menuruti pendapat selain dirinya. 

Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, Sebenarnya yang diinginkan oleh orang orang munafik tersebut adalah terjadinya kekacauan dan kebimbangan di kalangan pasukan kaum muslimin. Dan hampir saja ini terjadi, namun Allah Ta'ala segera meneguhkan hati mereka untuk melanjutkan pertempuran. 

اِذْ هَمَّتْ طَّۤاىِٕفَتٰنِ مِنْكُمْ اَنْ تَفْشَلَاۙ وَاللّٰهُ وَلِيُّهُمَا ۗ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

“Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal" (QS. Ali Imran ayat 122) 

Sedangkan terhadap orang orang munafik Allah ta'ala berfirman : 

‌وَلِيَعۡلَمَ الَّذِيۡنَ نَافَقُوۡا  ۖۚ وَقِيۡلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡا قَاتِلُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ اَوِ ادۡفَعُوۡا ‌ۚ قَالُوۡا لَوۡ نَعۡلَمُ قِتَالًا لَّا تَّبَعۡنٰكُمۡ‌ؕ هُمۡ لِلۡكُفۡرِ يَوۡمَٮِٕذٍ اَقۡرَبُ مِنۡهُمۡ لِلۡاِيۡمَانِ‌ۚ يَقُوۡلُوۡنَ بِاَفۡوَاهِهِمۡ مَّا لَيۡسَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ اَعۡلَمُ بِمَا يَكۡتُمُوۡنَ‌ۚ

"Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)". Mereka berkata : “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan" (QS. Ali Imran ayat 167) 

Rasulullah ﷺ beserta pasukannya yang tinggal 700 orang meneruskan perjalanannya menuju Gunung Uhud. 

Sesampainya di Uhud beliau segera menyiapkan pasukannya. Beliau memilih 50 pasukan pemanah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair al-Anshari untuk mengambil posisi di sebuah bukit kecil yang kemudian dikenal sebagai Jabal Rumaat (Bukit pemanah), berjarak sekitar 500 meter dari markas utama pasukan kaum muslimin. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Hal itu bertujuannya agar mereka melindungi kaum muslimin dan agar musuh tidak datang dari belakang mereka. Rasululah ﷺ berpesan kepada mereka agar jangan turun, apapun yang terjadi, sebelum mendapat perintah darinya. 

Sementara itu sisa pasukan lainnya sebagian berada di sayap kanan dipimpin oleh Mundzir bin Amr, sebagian lagi di sayap kiri dipimpin oleh Zubair bin Awwam. Sedangkan barisan terdepan dipilih prajurit prajurit yang dikenal ketangguhannya dan keberaniannya dalam berperang yang sebanding dengan jumlah 1.000 orang. 

Demikianlah pasukan kaum muslimin telah siap bertempur pada hari Sabtu pagi, 7 Syawwal tiga Hijriah. 

Adapun pasukan kaum musyrikin disusun dengan cara berbaris. Komandan utamanya Sufyan bin Harb. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid yang ketika itu masih musyrik. Sedangkan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal. 

 

Sementara itu kaum wanita musyrik ikut juga berpartisipasi dengan memberi semangat pasukan. Mereka dipimpin oleh Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan. 

 
Berita Terpopuler